zondag 31 maart 2013
FOTO TOPLESS EMMA WATSON DI NATURAL BEAUTY 2013
Emma Watson yang selama ini dikenal sebagai gadis baik-baik terlebih oleh perannya sebagai Hermione Granger dalam sekuel film Harry Potter, nampaknya sudah menanggalkan imagenya tersebut saat ia beranjak remaja dan dewasa.
Ia baru baru ini didapati berpose topless untuk Natural Beauty 2013, yang tentu saja membuat kehebohan. Inilah beberapa contoh fotonya yang dipublikasi:
zaterdag 30 maart 2013
YAMAHA SIAPKAN 30 MODEL BARU DI TAHUN 2013
Meski secara global mengalami penurunan jumlah penjualan sepeda motor dan keuntungan perusahaan, namun Yamaha Motor tetap optimis menghadapi persaingan pasar dengan beragam rencana meluncurkan model baru.
Seperti dilaporkan Motorcycle.com, Yamaha yang mengusung slogan global baru "Revs Your Heart", berencana meluncurkan 250 model dari 2013 sampai 2015 di seluruh dunia. 250 model ini terdiri
Kisah Orang yang Pernah Mengalami Mati Suri
Near Death Experience atau lebih dikenal dengan sebutan Mati Suri telah menjadi salah satu fenomena dan misteri terbesar dalam kehidupan manusia.
Seringkali kejadian Mati Suri menimpa seseorang yang sedang berada dalam keadaan sekarat. Tidak semua orang dapat mengalaminya. Hal ini terjadi karena Mati Suri berkaitan dengan kejadian spiritual, berkaitan dengan alam maut dan alam bawah sadar
Mengenal Makhluk Misterius yang Disinyalir Ada di Indonesia
Sebelum lebih jauh mengetahui satu persatu tentang makhluk-makhluk misterius yang dimaksud, kita sedikit ulas tentang Cryptozoology. Istilah Cryptozoology pertama kali dipopulerkan oleh Bernard Heuvelmans pada akhir 1950-an.
Istilah ini merupakan gabungan dari 3 kata Yunani yaitu Kryptos, Zoon, Logos. Kryptos yang berarti tersembunyi, Zoon yang berarti hewan dan Logos yang berarti ucapan.
Misteri Tersembunyi Dibalik Lukisan "Dorian Gray"
Misteri Tersembunyi Dibalik Lukisan "Dorian Gray"
Dorian Gray adalah seorang lelaki inggeris yang kaya. Dia tinggal di kota London semasa zaman Victoria. Seperti lelaki-lelaki lain dia gemarkan seni dan wanita-wanita cantik. Tapi nasibnya baik, Dorian bukan saha kaya tetapi kacak, matanya berwarna biru cerah dan rambutnya pula perang keemasan. Wajahnya yang tampan menyebabkan ramai wanita yang
Pyrokinesis, Kemampuan Mengendalikan Api dengan Pikiran
Di tahun 1980an ada film yang berjudul "Firestarter", yang menceritakan tentang anak perempuan yang mempunyai kemampuan membakar apapun yang dilihatnya. Kemampuan ini disebut Pyrokinesis. Baru-baru ini juga ada film tentang pyrokinesis, film serial "Heroes" dimana ada salah satu karakter bernama Meredith mempunyai kemampuan pyrokinesis. Lalu, apa yang dimaksud dengan pyrokinesis itu?
zondag 24 maart 2013
BAGAIMANA MENYIAPKAN TEMPAT UNTUK ANAK AYAM
CARA TEPAT SIAPKAN TEMPAT UNTUK ANAK AYAM
pesonaayam-Agar anak ayam
yang akan kita pelihara selallu sehat dan tidak timbul penyakit, salah
satu hal yang harus diperhatikan adalah tempat yang digunakan, karena
daktor utama dalam kesehatan anak ayam adalah, tempat yang digunakan
baik dari segi kebersihan ataupun lingkungan,, berikut adalah tips atau
cara penyediaan tempat anak ayam
VAKSINASI AYAM YANG BENAR
pesonayam-Gagalnya
memvaksinasi terhadap penyakit Fowl fox dan Newcastle adalah factor
utama dalam penyebab kerugian besar dalam memproduksi telur. Jadi jangan
sekali-kali anda menganggap remeh masalah pemberian vaksinasi pada ayam
anda, jika anda tidak ingin mengalami kerugian yang cukup besar..
berikut saya coba tampilkan beberapa hal dalam pemberian vaksinasi ayam
dengan benar,,, agar
zaterdag 23 maart 2013
BAGAIMANA BETERNAK AYAM KAMPUNG
pesonaayam-Ternak
ayam kampung adalah peluang usaha yang bisa dibuat dengan modal yang
rendah. Anda bisa memulai dari hanya beberapa ekor ayam kampung saja dan
beberapa kandang.
Perawatannya pun mudah, karena ayam
jenis ini tahan terhadap perubahan cuaca dan penyakit. Untuk pencegahan
anda bisa memberikan vaksin. Untuk pembibitan biasanya dilakukan dengan
tradisional yaitu dengan
Obat Tradisional Rebusan Singkong Obati Sakit Rematik
Anda
pasti mengetahui ketela pohon. Buah yang satu ini,selain daunnya bisa
diolah menjadi sayur, dan buahnya yang juga bisa di oleh menjadi makanan
tradisional seperti getuk, kripik singkong dan makanan-makanan lainnya
yang terbuat dari singkong, ternyata, rebusan dari buah singkong, bisa
bermanfaat juga sebagai obat alternatif lho.
Dikesempatan kali ini saya ingin
memberikan
Tips Cara Memakai Sepatu Hak Tinggi
Tips
dan cara memakai sepatu berhak tinggi agar lebih nyaman di kaki. Buat
para sobat yang suka memakai sepatu berhak tinggi, dalam artikel kali
ini saya akan memberikan tips menarik agar sepatu berhak tinggi lebih
nyaman di pakai, baik untuk ke kantor, pesta, atau acara apapun lainnya.
Bagi para wanita yang memakai sepatu hak tinggi akan terlihat lebih
anggun.
Tetapi sepatu hak
Model Tas Branded Terbaru
Tas Branded
merupakan tas yang paling banyak digemari oleh setiap wanita di dunia,
selain mempunyai model yang unik, warnanya pun sangat menarik, sehingga
sangat cocok untuk dipakai dalam berbagai kesempatan. Tas branded
tersedia dalam berbagai pilihan merek-merek terkenal, seperti Hermes,
Prada, LV, Gucci, Cloe, Furla dan sebagainya. Setiap model tas branded
tersedia dalam berbagai harga
KECANTIKAN IKAN HIAS CUPANG
Terima kasih Anda tetap berkunjung ke blog ikan hias ini, banyak artikel ikan hias yang telah dishare di blog ini seperti :
IKAN HIAS BELIDA, Pembentuk Warna Batikan Ikan Hias Oskar, Potensi Ikan Hias Menguasai Dunia serta
Cara Budidaya Ikan Hias Air Tawar dan
Tentang Ikan Hias Koi, Ikan Arwana, Berbisnis Ikan hias
dan masih seputar ikan hias kali blogikanhias ini akan berbagi informasi
PELENGKAP SEBUAH AKUARIUM IKAN HIAS
Crayfish/ Lobster: berasal dari Australia dan mereka termasuk invertebrata air tawar. Kebanyakan orang memanggil mereka ‘lobster biru’ atau ‘yabby’
Ada banyak jenis udang laut. Mahluk yang indah ini tahan lama dan dapat hidup hingga lima tahun.
Crayfish/ lobster adalah banyak
dicari sebagai hewan peliharaan akuarium karena mempunyai jenis warna
yang indah dan warna cerah.
Ailurophobia atau Phobia Kucing
Meskipun
kucing adalah binatang yang lucu dan menggemaskan, tetapi pada
kenyataannya ada beberapa orang yang takut terhadap kucing. Rasa takut
ini adalah benar-benar rasa takut yang tidak beralasan, bukan sekedar
risih atau tidak mau memegang saja. Bahkan dalam beberapa kasus orang
yang takut/ phobia terhadap kucing dapat panik, stress, dan histeris
ketika harus bertemu dengan binatang
Yang Dibenci Kucing dari Manjikannya
Kucing mungkin cuma punya berat
empat kilogram, tetapi mereka bisa mengubah Anda melakukan aktivitas
sehari-hari. Beberapa hal yang dilakukan majikan bahkan ternyata tidak disukai oleh kucing. Apa saja? Simak selengkapnya sebagaimana dilansir
dari Care2berikut ini.
Bangun kesiangan
Tidak peduli hari libur atau
tanggal merah, kucing akan membangunkan majikannya di pagi hari. Mereka
PHOTO KUCING YANG LUCU
Foto-foto
kucing lucu berikut ini merupakan kumpulan foto kucing yang kami
seleksi dari berbagai situs untuk memilih yang menurut kami merupakan 10
yang terlucu (untuk kali ini), karena sebelumnya kami juga pernah
memposting foto-foto kucing lucu yang suka berdiri. Kucing-kucing lucu
kali ini didominasi oleh ekspresi polos nan lugu dari foto anak kucing
lucu.
Melihat ekspresi lugu,
vrijdag 22 maart 2013
Inilah Jenis-Jenis dari Anjing
blog gunggung memperkenlkan beberapa jenis anjing didunia ini :
1. Labrador Retriever
Labrador Retriever adalah salah
satu anjing terpopuler didunia karena terkenal pintar dan cepat belajar.
Sebagian besar Labrador Retriever sangat suka berenang di air, jadi
ketika berburu , mereka sering disuruh untuk mengambil hewan buruan yang
jatuh ke air. Anjing Labrador diperkirakan
VAKSINASI PADA ANJING
Vaksinasi merupakan tindakan
pencegahan terhadap penyakit-penyakit strategis pada hewan kesayangan ,
terutama anjing. Menurut pengalaman penulis , tindakan vaksinasi
relative efektif dalam menurunkan insidens penyakit tertular pada
anjing. Namun hal tersebut perlu didukung oleh cara pemeliharaan yang
benar dan baik.
Pada dasarnya semua ras anjing
membutuhkan vaksinasi termasuk
ANJING PALING PANDAI DI DUNIA
Anjing
sejak jaman dahulu telah dianggap sebagai peliharaan terbaik bagi
manusia. Selain karena kesetiaannya anjing juga terkenal karena
kepandaiannya. Tahukah anda, ada seekor anjing yang dinilai sangat
pandai di dunia ini, karena selain mampu melakukan berbagai trik-trik
dasar yang banyak dikuasai oleh anjing-anjing lain, anjing ini juga
mampu membantu melakukan berbagai pekerjaan
NAMA YANG BAGUS UNTUK ANJING BETINA
Memelihara
anjing cukup merepotkan dan menyenangkan. Seringkali kita harus
memanggil anjing kita untuk berbagai hal seperti : waktunya makan,
melakukan trick, dsb. Nama anjing sangat berpengaruh penting, banyak
nama-nama anjing yang sama, apalagi nama tersebut kadang juga merupakan
nama manusia. Tak usah heran, karena populasi anjing peliharaan juga tak
kalah banyak, walaupun masih banyak
MERAWAT ANJING YANG BARU LAHIR
Jika
Anda punya anjing peliharaan dirumah dan tiba-tiba tanpa sepengetahuan
melahirkan, apa yang terjadi?? Well, mungkin Anda tahu tapi mungkin Anda
tidak tahu juga apakah anjing Anda hamil. Untuk itu, ikutilah
saran-saran berikut. Siapa tahu berguna bagi Anda.
Siapkan kandang
Induk sekaligus anaknya perlu
sebuah kandang khusus, hanya untuk mereka. Untuk minggu-minggu pertama
sang
TIPS MEMILIH ANJING YANG BAGUS
Anjing merupakan binatang yang sangat lucu, namun terkadang binatang itu juga bisa menjadi buas. Sering kali anjing disebut
sebagai hewan yang bersahabat dengan manusia. Selain menggemaskan
anjing juga merupakan hewan yang cukup pintar karena dapat mengerti
banyak instruksi atau perintah sehingga banyak orang memilih anjing
sebagai peliharaannya. Namun kebanyakan mereka tidak tahu
Tips Atasi Masalah Kutu Pada Kucing
Kutu
kucing atau biasa orang sebut dengan tungau (sebenarnya tungau lebih
tepat masuk keluarga laba-laba daripada keluarga kutu) adalah salah satu
penyakit yang menyerang kucing yang cukup merepotkan.
Perkembangbiakannya tergolong cukup cepat dan menyiksa bagi si kucing.
Kutu kucing dapat menyebabkan bulu
rontok, penyakit kulit pada kucing, dan juga beberapa penyakit lain. Dan
dulu
donderdag 21 maart 2013
TIPS MEMBERIKAN TULANG PADA ANJING
Benarkah tulang itu makanan anjing?
Sebuah ertanyaan yang menark untuk dibahas lebih lanjut. Coba
perhatikan, di film atau layar kaca sering kali menayangkan anjing
sedang makan tulang. Bahkan, dalam kehidupan sehari-hari pun banyak
oranng yang mengumpulkan tulang untuk diberikan kepada anjing. Lantaran
image itulah, tak heran bila hampir semua produk makanan anjing selalu
berbentuk
woensdag 20 maart 2013
MENGOBATI PENYAKIT BATUK DARI BUAH APEL
Setelah membaca artikel obat penyakit di blog cariobat ini yaitu seperti :
Maka informasi obat sakit alami kali ini adalah tentang : buah apel untuk penyakit batuk
Penyakit
batuk tentu sangat menyiksa kIta dan mengganggu se-kali. Penyakit ini
sering kali datang apabila kita terserang flu atau pilek.
Banyak sekaii macam-macam obat yang
ada dipasaran. Namun tak ada salahnya jika
JENIS TYPE EKOR BURUNG MURAI BATU
Siapa tidak kenal Sang maetro Murai Batu Indonesia, dialah Almarhum Koh Abun, salah satu jagonya yang
sangat terkenal seperti si COBRA.Anakan atau cucu si Cobra sekarang ini
banyak yang prestasi, seperti contoh punya rekan KM Om Widodo3C yang
bisa bertengger dengan Murai batu sekelas Nasional, juga beberapa trah
Cobra sekarang ini dipegang manik Murai sering prestasi juga. Saya
dinsdag 19 maart 2013
BUDIDAYA LELE dan VIDEO TERNAK LELE
Lele
merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang populer di masyarakat.
Kandungan gizi yang tinggi pada ikan lele serta harganya yang sangat
terjangkau membuat banyak masyarakat memilih ikan lele sebagai konsumsi
mereka. Apalagi dalam 2 tahun belakangan ini permintaan akan ikan lele
meningkat dengan tajam. Terbukti dari semakin banyaknya peternak lele
yang berusaha mensuplai lele
Mantap Ramuan Umpan Ikan Mas Yang lain.
tipsmemancing untuk umpanmemancing :
Umpan Mantep Ikan Mas Yang lain
Umpan mancing No.1
100 gram ubi putih
100 gram singkong rambat
100 gram kentang berkulit
4 keping bisluit manis
4 cc Essence Butter Cookies
4 cc Essence Durian
Kroto secukupnya
Caranya :
ubi,singkong
dan kroto dikukus sd masak, ubi,biskuit dan kentang berkulit beserta
kulitnya digiling sampai lembut lalu
PROSPEK BISNIS DARI TERNAK KELINCI
Setelah membaca berbagai postingan di blogkelinci seperti :
Makan selanjutnya blogkelinci ini akan berbagi artikel tentang PROSPEK BISNIS DARI TERNAK KELINCI
Penghasil
daging, bisa sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi
keluarga. Di antara jenis kelinci penghasi daging adalah : Vlaams, New
Zealand, White England dll
Penghasil anakan atau bibit,
ditujukan untuk
zondag 17 maart 2013
50 Peraturan Paling Aneh di Berbagai Negara
Tiap negara memang memiliki kebudayaan yang berbeda antara satu sama lain. Maka jangan heran bila suatu negara memiliki kebiasaan atau aturan yang sulit diterima akal sehat.
Menyadur dari situs Ourknowledge, kami telah mengumpulkan 50 macam aturan aneh dari berbagai negara di dunia. Anda boleh tersenyum, tertawa dan lain-lain, seperti yang kami lakukan saat pertama kali membacanya.
1.
Berapakah Gaji Pemain Film Porno
Film porno muncul tak lama setelah film ditemukan pada pada awal 1900an. Film yang juga sering disebut 'film dewasa' atau 'film biru' ini punya banyak kemiripan adegan, dengan macam-macam bentuk pornografi dan erotisme lain.
Ada beberapa istilah yang umum dalam film porno. 'Softcore', yang tidak menampilkan penetrasi atau adegan-adegan dengan fetish yang ekstrem. Sedangkan 'hardcore',
Wanita Pemilik Mata Terindah
Memiliki bola mata yang indah adalah dambaan setiap orang , khusunya kaum hawa . Berbagai cara dilakukan untuk bisa mendapatkan hasil yang di inginkan walaupun banyak resiko bahaya yang bisa menimpanya .
Di bawah ini sukaguecom akan menampilkan 10 wanita dengan mata terindah yang tentunya tidak melalui operasi plastik alias alami .
10. Charlize Theron
Selain matanya yang indah , dia
TIPS MEMBERIKAN KADO BERDASARKAN BULAN
Kita memang sering bingung kalau ingin memberikan kado ulang tahun untuk seseorang apalagi jika seseorang itu sangat penting dihidup kita.
Di bawah ini ada beberapa contoh kado yang cocok untuk diberikan kepada orang yang penting berdasarkan bulan kelahiran. Mudah-mudahan tips-tips ini berguna bagi kalian yang sedang kebingungan dalam mencari kado ulang tahun untuk seseorang.
Kado untuk
zaterdag 16 maart 2013
PENGAKUAN DEWI PERSSIK : SAYA KUAT 3 JAM DI RANJANG, BIAR AKU YANG GOYANG
Artis Dewi Perssik bicara blak-blakan tentang kebiasaan seksualnya. Janda Saipul Jamiell dan Aldi Taher ini mengaku sering nonton film blue saat merindukan belaian laki-laki.
"Saya suka nonton film BF (blue film) terus saya main sendiri. Itu sebuah kebutuhan buat aku. Aku nggak munafik ya mas.
Aku suka nonton sendiri terus aku coba sendiri di depan webcam gitu. Bukan yang couple ya, ya
5 Kesalahan Sepele Ketika Mandi
Sejak dahulu hingga kini orang menganggap mandi sudah sebagai terapi yang berguna sebagai membuat pikiran menjadi rileks dan juga membersihkan tubuh jika dilakukan dengan baik. Tapi ada beberapa orang malah melakukan kesalahan pada saat mandi. Beberapa manfaat mandi lainnya adalah membantu sirkulasi, meringankan stres, menenangkan otot kaki yang sakit serta meringankan radang sakit sendi.
TREND ABG JEPANG MEMAKAI CELANA DALAM DI KEPALA
Sekali lagi, Jepang membuat tren yang aneh, menggemparkan dan membuat kita menggelengkan kepala. Jika dulu ada tren membuat dahi berbentuk donat dengan bantuan infus atau wanita muda yang memakai popok bayi karena malas ke toilet, sekarang wanita Jepang suka memakai celana dalam di.. wajah.
Tren ini memang aneh, celana dalam yang seharusnya dipakai di bawah sana, bertengger dengan manis
PESONA PRIA INDONESIA DI MATA Cewek JEPANG
Ini hanya observasi pribadi dari pengalaman tinggal di Sapporo, kota dingin di utara Jepang, yang terkenal dengan Snow Festivalnya. Walaupun Sapporo menempati urutan kota terluas ketiga di Jepang, kota ini cukup jauh dari hiruk-pikuk metropolitan.
Bersepeda sedikit saja keluar pusat kota, akan terasa keheningan pedesaan walau masih dipenuhi oleh apartemen2 khas Jepang yang didominasi bangunan
Pilih Mana Cewek Jepang atau Cewek Korea?
Cewek jepang atau cewek korea? hmm… pertanyaan menarik bukan. kalau buat cowok mana lebih cantik ya pilih itu aja.. iya kan.. tapi tunggu dulu.. mereka kan sama-sama memiliki paras yang cantik tergantung cara kalian para cowok menilainya.. dan bukan soal tampang aja lho.. masing-masing dari mereka ternyata memiliki kepribadian yang bertolak belakang.. bagaimana sih perbedaan mereka? nah kali ini
ANGGOTA DEWAN DI JEPANG PAKAI TOPENG SAAT RAPAT
Politisi asal Jepang, A-Ji, baru-baru ini dilarang mengikuti rapat dewan lokal. Ini lantaran dia menolak melepaskan topeng gulat yang dia pakai saat itu.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Kamis (14/3), A-Ji yang merupakan anggota dewan perwakilan Kota Oita ini terpilih bulan lalu setelah mendapat 2.828 suara.
Namun, dia harus menghadapi masalah setelah anggota dewan tidak
vrijdag 15 maart 2013
Gaya Unik Orang Indonesia Saat Beli Kondom yang Malu Malu
Sebagai alat kontrasepsi maupun perlindungan dari penyakit kelamin masih dianggap tabu sehingga banyak yang malu kalau harus membelinya. Di apotek, pembeli kondom punya ciri tertentu yang membedakannya dari para pengunjung lainnya.
"Pasien yang mau beli kondom biasanya tidak ingin ketahuan oleh pengunjung lain," kata Banu, seorang apoteker yang bekerja di salah satu
Tip Mencerahkan Kulit Tubuh
Tip Mencerahkan Kulit Tubuh
Apakah selama ini kamu hanya fokus merawat wajah saja? Padahal tubuh juga butuh perhatian yang sama, lho. Karena kalau dibiarkan terus-menerus tidak mendapat perawatan, kulit tubuh juga bisa menjadi kusam dan tidak terlihat menarik.
Penyebab kulit kusam bisa bermacam-macam, antara lain:
Mandi dengan air yang terlalu panas, dapat
7 Aksi Gila Prajurit TNI Terkuat di Indonesia
Kopral Subagyo Lelono ini tenaganya sungguh kuat. Bayangkan, dia pernah koprol sepanjang 5 kilometer. Dia juga pernah berlari tanpa henti selama 24 jam. Subagyo juga pernah push up dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala.
Tentu tidak sembarangan orang punya tenaga dan kekuatan seperti Kopral Subagyo. Semua itu datang lewat latihan rutin dan lelaku makan yang taat aturan, tidak
Cara Menghemat Baterai Laptop Toshiba, Acer, Axioo Dengan Mudah
Cara Cerdas Menghemat Baterai Pada Laptop
Cara Menghemat Baterai Laptop Toshiba,Acer, Axioo, Hp, Asus, LENOVO DLLdengan Mudah bisa anda lakukan sendiri tanpa harus membuang banyak waktu, Tenaga dan uang, atau anda harus membawanya ke teknisi komputer/laptop, frekuensi pemakaian yg sangat tinggi tentunya akan menyebabkan batrai pada Lptop menjadi boros. Sebagai alternatif banyak
9 Fakta Penting Ketika Barcelona Mengalahkan Milan
Barcelona sukses menekuk AC Milan 4-0 di leg kedua babak 16 besar Liga Champions dini hari tadi, Rabu 13 Maret 2013. Berikut ini 9 fakta penting usai pertandingan tersebut seperti dilansir Opta.
1. Barcelona menjadi tim pertama dalam sejarah Liga Champions yang mampu membalikkan keadaan setelah kalah 0-2 di leg pertama babak knock-out.
2. Barcelona menjadi tim ketiga yang
10 CEO TerCantik di China
Mereka tak hanya muda, kaya dan berkuasa, tapi juga cantik jelita. Mereka adalah para Chief Executive Officer (CEO) alias presiden direktur dari perusahaan yang cukup ternama di Asia.
Seperti dikutip dari Diva Asia, Jumat (10/9/2012), wanita yang menjadi CEO punya dua kelebihan, yaitu pintar dan bisa memimpin perusahaan. Ada nilai plus untuk kedua poin itu jika ia juga bisa tampil di
5 Masalah seks yang memalukan
Membongkarfakta kali ini share 5 Masalah seks yang paling memalukan. Baca selengkapnya dibawah ya seperti dikutip detik.com .
1.Difusi ereksi
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah ketidakmampuan pria untuk memulai dan mempertahankan ereksinya. Untuk bisa tetap mempertahankan ereksi, Mr. Happy membutuhkan aliran darah yang lancar.
Oleh karena itulah ketika seorang
TIPS CARA MENGHILANGKAN GATAL
CARA MENGHILANGKAN GATAL
Tiba-tiba saja kulit kita terasa gatal dan kita pun mulai sibuk menggaruk. Gatal bisa datang karena banyak hal. Mulai dari gigitan serangga, alergi, pakaian yang kita pakai sampai reaksi kimia yang muncul karena produk yang kita gunakan. Tapi, umumnya gatal pada kulit ini disebabkan oleh jamur dan bakteri. Apa pun penyebabnya, ada beberapa cara cepat
donderdag 14 maart 2013
EFEK BURUK KALAU PASANG GULI-GULI
Pengalaman yang diceritakan Parlin juga dibenarkan oleh Spesialis Patologi Anatomi yang juga merupakan Konsultan Urogenital (Saluran Kemih dan Alat Kelamin Pria), Dr H Delyuzar Sp PA (K), Menurut Konsultan On Clinic Medan ini, “guli-guli” kerap dipasang terutama oleh anak-anak di penjara. Malah katanya, kasus ini bisa dijumpai dihampir semua rumah tahanan anak.
“Benda berbentuk
Rahasia Membaca Barcode
Kalau kita sering berbelanja di supermarket atau swalayan, biasanya barang-barang di sana sudah ditempeli dengan kode batang atau barcode di bungkusnya. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengotomatiskan sistem pemeriksaan di swalayan. Di samping itu barcode juga banyak digunakan di bidang lain sebagai ID unik untuk memudahkan pengindentifikasian.
Cara Membuat Barcode Sendiri
Perilaku Pasangan yang Mengganggu di Tempat Umum
Bermesraan di tempat umum mungkin romantis bagi anda yang sedang berpasangan , namun tidak untuk orang-orang yang di sekitar anda . Ingin tau perilaku apa saja kah itu ?
Baby talk
Sebenarnya tidak masalah memanggil pasangan Anda dengan sebutan baby. Tapi ingat, jangan berlebihan saat di depan publik. Tidak meributkan persoalan lain yang tidak perlu, seperti mengingatkan
Aneka Tebak-Tebakan Lucu dan Gokil
Ada yang suka Tebak-Tebakan Lucu? Kali ini iseng posting Kumpulan Tebak-Tebakan Lucu dan Gokil yang mungkin pernah sobat baca atau malah belum tau. Beberapa Tebak-Tebakan Gokil rada jayus tapi lumayan Lucu bisa bikin ketawa. Sampe ketawa ngakak sambil salto jungkir balik trus bilang W:oW gak yaa??
Daripada penasaran dan kebanyakan tulisan yg gak jelas, mendingan langsung dibaca aja
Titanic Kapal Pesiar akan Berlayar Kembali
Titanic, kapal pesiar super mewah yang legendaris itu akan berlayar kembali. Clive Palmer, seorang milyuner tambang asal Australia, adalah penggagasnya. Ia memiliki rencana untuk membuat replika dari kapal Titanic dan menamainya Titanic II.
Titanic II dijadwalkan akan mulai berlayar pada akhir tahun 2016. Keistimewaan dari Titanic II adalah ia akan memiliki desain interior yang
RESIKO DAN MANFAAT SINAR MATAHARI BAGI TUBUH
Sinar matahari merupakan sumber kehidupan karena dapat memberikan pertumbuhan dan tenaga bagi semua mahluk hidup, terutama bagi manusia.
Dengan adanya matahari bisa memberikan nafkah bagi pengusaha kerupuk, loundry, pengilingan padi, ikan asin dan sebagainya, tapi ada juga berbagai alasan yang menjadikan matahari sebagai musuh.
Misalnya di negara Asia, di mana
Benarkah Indera Ke 6 (Six Sense) Itu Ada?
Kawan, sudah cukup lama saya mendalami definisi Indera Ke Enam, pertanyaan pun selalu muncul di kepala, apakah benar bahwa manusia dikarunia dengan Indera lebih dari lima yang telah disepakati oleh para Filsuf. Atau itu hanyalah hasil perkembangan olah fikir semata untuk menyebutkan kemampuan lebih dari seorang manusia dalam merespon masukan yang tidak umum dari luar tubuh
Wah, Ratu Kecantikan Main Film Porno
Seorang mantan ratu kecantikan di Negeri Paman Sam (AS) rela mencopot mahkota kebanggaannya. Langkah beraninya diambil demi bayaran sebesar 1.500 dollar AS atau sekitar Rp 14,5 juta (kurs 9.600 per dollar AS).
Demikian informasi yang berhasil diungkapkan TMZ dan dikutip Tribunnews.com. Dalam video itu, perempuan mirip sang ratu ketika diwawancarai seorang pria yang tak
Cegah Canggung Dengan Jurus m125
Mulailah Pembicaraan Sebelum Canggung Tercipta
Teman, bertemu lagi dengan saya, Arif Rahman Igirisa Ph.E. di tips komunikasi. Kali ini saya akan bercerita tentang jurus M125. Apa itu? Seperti nama minuman berenergi saja. “Itu lebih mirip spesifikasi mesin motor. Hehe.” Canda beberapa orang.
Ceritanya begini. Pernahkan kamu bertemu dengan orang yang tak dikenal yang kebetulan kamunya
Musuh Malaysia Dalam Perebutan Wilayah Perbatasan
Negeri jiran Malaysia kini tengah bersitegang dengan pengikut Kesultanan Sulu, Filipina untuk memperebutkan daerah Sabah dan Serawak. Untuk mempertahankan wilayahnya, Malaysia mengerahkan pasukan elitenya dan jet tempur setelah beberapa kali digempur pengikut Sultan Sulu.
Kesultanan Sulu berpendapat selama ini Malaysia telah menyewa Sabah dan Serawak seharga 5.300 ringgit saban
WASPADA INILAH CARA KERJA INVESTASI EMAS BODONG
Hati Hati Investasi Emas Bodong Ini Cara Kerjanya, Menjadi Sangat penting Mengetahui Bagaimana Sebenarnya Sistem kebobrokan Investasi Yang Banyak Digemari Oleh Orang Banyak ini. jadi Silakan DiBaca Lengkap Semoga semua ini bisa berguna Untuk mencegah Terjadinya Investasi Yang gagal ditengah jalan
Lagi-lagi ”bodong”. Peristiwa investasi ”kura-kura” alias investasi tipu-tipu kembali
Ajaib! Batu Ini Diklaim Bisa Merokok
Ternyata tak hanya manusia yang dapat merokok, benda mati seperti batupun ternyata bisa. Seorang kolektor benda aneh di China, mengaku memiliki sebongkah batu yang dapat menghisap rokok.
Luo Yuanshui, yang tinggal di Longyan, Provinsi Fujian, tenggara China ini mengatakan, koleksinya itu dapat menghabiskan sebatang rokok hanya dalam waktu lima menit.
"Tergantung merek rokoknya, juga
Misteri Kisah Pasukan Malaikat Di Jalur Gaza
Misteri Kisah Pasukan Malaikat Di Jalur Gaza ini sudah Banyak beredar di dunia. Kisah Yang luar Biasa Peran Tuhan dalam Perlindungan Hambanya.
Ada Banyak sekali Keunikan bukti kebesaran Tuhan Dalam setiap Kehidupan Manusia . Ini diambil Langsung dari banyak sumber
Suara Tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam
woensdag 13 maart 2013
Sekolah Ini Kenakan Tarif Toilet Kepada Murid
Memang sangat Miris Kalau membaca Berita ini Karena Walau Pendidikan gratis yang diterapkan Oleh Pemprov Sulsel dan Pemkot Makassar, ternyata tidak berlaku bagi pengguna WC di sekolah itu. Ada kasus Yang unik Namun sangat miris, di SD Borong Jambu I, Bagi Siswa yang setiap masuk WC,diharuskan Membayar biaya Rp2.000. Tarif ini jelas Lebih mahal dari biaya Toilet di mall besar sekalipun.
Sepatu Google Bisa Bicara Dengan Android
Sepatu Google Bisa Bicara Dengan Android, ya Memang Kali ini raksasa internet dunia ini sedang gencar mengeluarkan gadget unik salah satunya Sepatu Yang bisa mengeluarkan suara alias bisa berbicara dengan penggunanya
Proyek sepatu Unik yang dapat berbicara ini merupakan proyek Art, Copy, & Code, yang dikembangkan Google oleh bagian dari divisi Google Playground. Nah sayangnya Sepatu ini
Cara Pemilihan Paus Di Vatican Roma
Paus Yang mennggal atau mengundurkan diri akan menjadikan Status Vatican osong dan memerlukan pengganti barunya. Nah untuk memilihPaus baru Maka vatikan wajib mengadakan konklaf. Bagaimana semua ini berjalan ? baik inilah urutan lengkap bagaimana seseorang bisa menjadi Paus.
Pemilihan Paus tidak dilakukan dengan memunculkan kandidat, yang kemudian baru dipilih melalui pemungutan suara.
Rupanya Stonehenge Dibangun oleh Ribuan Orang
Ternyata Stonehenge Dibangun oleh Ribuan Orang
Temuan terbaru tentang Stonehenge adalah hasil riset puluhan tahun. Ribuan orang dari seluruh Inggris ikut membangun Stonehenge, kata para pakar yang menyelidiki asal muasal monumen itu. Mereka mengatakan sebagian orang-orang itu bahkan datang dari Dataran Tinggi Skotlandia.
Para peneliti dari University College London mengatakan temuan
dinsdag 12 maart 2013
Inilah Buah Unik Dari Vietnam
Ada buah unik dari vietnam yang bernama buah Loofah. Sekilas hampir mirip dengan buah labu sayur. tapi kalau kita perhatikan, buah ini mengingatkan kita pada sesuatu ?...
Kira2 mirip apa yah ?.....
Buah loofah yang satu ini berwarna merah muda dengan ukuran yang panjang dengan bagian bawahnya agak membesar yang unik dari buah Loofah ini adalah memeiliki p***ng seperti p***ng
maandag 11 maart 2013
Persyaratan Menjadi Personel Densus 88
Syarat Jadi Personel Densus 88 ini tidak cukup mudah dilakukan Oleh setiap Orang karena memang Tugas pasukan ini sangat berat. Datasemen Khusus 88 Anti-Teror Kepolisian RI itu spesial dan memang ada syarat khusus minimal 3 ini
1. Personel datasemen ini harus seorang reserse yang handal
Hal ini Karena tugas densus sangat keras dan wajib butuh skill yang luar biasa Terutama terkait dengan
zondag 10 maart 2013
7 Klub Striptease Paling Terkenal di Dunia
Kehidupan malam selalu bergeliat dengan hiburan bagi mereka yang lelah seharian bekerja. Kepenatan pun hilang seketika dengan mencari hiburan erotis.
Kebanyakan para pria senang menyambangi tempat-tempat seperti klub malam untuk melihat wanita cantik dengan busana seksi dan meliuk-liukan tubuhnya. Dari semua klub striptease di dunia ada beberapa klub yang terkenal dan menjadi rekomendasi bagi
SEKILAS TENTANG FOTO LEVITASI
Levitasi adalah teknik fotografi yaitu membuat suatu karya fotography tampak seolah-olah melayang tanpa menggunakan alat bantu. Levitation berasal (dari bahasa Latin “ringan” levitas) yaitu adalah proses dimana objek dihentikan oleh kekuatan fisik melawan gravitasi, dalam posisi stabil tanpa kontak fisik yang solid. Foto Levitasi biasanya digunakan untuk foto keindahan dan sekedar hoby saja,
HAL-HAL YANG BISA KAMU LAKUKAN KALAU ADA DANGDUTAN DI DEKAT RUMAH
Sering tidak bisa dipungkiri, tetangga kamu memegang peranan erat dalam kesejahteraan dan ketenangan hidup kamu sehari-hari. Beberapa di antara kita cukup beruntung memiliki tetangga yang suka ngirim-ngirim makanan, minjemin motor atau mobil, bahkan berwujud dedek-dedek gemes atau mamah dan papah-papah muda yang menyegarkan mata.
Tapi gimana seandainya tetangga kamu itu adalah tipe yang
Bulan Maret Waktu Tepat Menikmati Sakura
Sakura adalah nama sebuah bunga sekaligus pohon yang identik dengan Jepang. Setiap awal tahun atau tepatnya bulan Maret, bunga Sakura mulai bermekaran.
Sakura atau dalam bahasa Inggris disebut Cherry Blossom adalah pohon yang berasal dari genus Prunus, keluarga Rosaceae. Dikarenakan pohon ini yang awalnya hanya tumbuh di daratan Jepang saja, maka dengan menyebutkan nama Sakura, imajinasi
Syarat Kerja di Facebook
Banyak orang hampir setiap hari menyambangi Facebook. Mereka ketagihan bermain di website jejaring sosial ini—entah untuk sekadar mengecek kabar teman-temannya, meng-update status, atau menggunggah foto-foto mereka.
Tetapi, bagaimana rasanya bekerja di perusahaan itu? Seperti apa kriteria karyawan yang mereka cari?
Belum lama ini, Facebook membuka lowongan pekerjaan untuk 41 jenis
6 Tips Jika Dihantui Rasa Bersalah
Pernahkah Anda menyesal tentang apa yang telah Anda perbuat? Pernahkah Anda menyadari Anda bisa berbuat lebih baik, tapi sudah terlambat? Pernahkah Anda berbuat kesalahan yang kemudian berakibat fatal untuk Anda dan orang lain? Kalau ya, berarti Anda manusia.
Tidak ada satu pun dari kita yang bersih dari kesalahan. Tiap orang pasti pernah berbuat sesuatu yang kemudian membuat kita menyesal,
zaterdag 9 maart 2013
10 Lokasi Yang Dianggap Angker di Bandung
1. Tanjakan Emen Kabupaten Bandung
Seringnya terjadi kecelakan lalu lintas yang memakan korban jiwa di kawasan Tanjakan Emen sepertinya cukup membuat banyak orang berpikir bahwa daerah ini menjadi berhantu. Sehingga menurut mitos yang beredar, kamu harus melempar 2 batang rokok ke pinggir jalan kalau tidak ingin mengalami kejadian seram saat melintasi daerah ini. Beberapa orang yang tak
Tanaman Pemangsa Terlangka di Dunia
walaupun jarang kita temukan di sekitar kita tapi tanaman pemakan tikus ini banyak dijumpai di hutan-hutan Indonesia dan merupakan salah satu tanaman terlangka didunia.
Tanaman unik ini biasanya dikenal di Indonesia dengan nama Kantung Semar. Merupakan tanaman unik yang dapat memangsa seekor tikus dan mencerna dengan zat-zat kimia kimia yang dihasilkannya. Kantong semar, yang juga
Inilah Gadis Yang Melelang Perawannya Sampai Laku 40 Milyar
Gadis cantik dari AS ini rela melelang keparawanannya untuk biaya kuliah. gila yah ? Gimana ilmu kuliahnya bisa bemanfaat jika harus di tempuh dengan cara yang kotor seperti ini.
Natalie Dylan, mahasiswa asal San Diego, California, AS nekat melelang keperawanannya demi mendapatkan uang untuk biaya kuliah. Namun, agaknya gadis 22 tahun ini belum memilih pemenangnya.
Saat lelang disiarkan
10 Adegan Panas Yang Paling Bikin Ngakak Dalam Film
Adegan seks dalam sebuah film memicu reaksi beragam dari penonton. Banyak yang merasa bahwa adegan tersebut tak terlalu penting untuk disertakan dalam rangkaian cerita film. Akan tetapi tak jarang pula yang mengharap adegan seks hadir sebagai bumbu cerita.
Terlepas dari reaksi penonton, sineas Hollywood getol menyertakan adegan seks sebagai bagian dari esensi cerita yang tak bisa dipisahkan
vrijdag 8 maart 2013
Karya Seni Patung dari Kaca
Seniman perupa selalu mencari material atau media baru agar karyanya tampil beda, dan syukur-syukur bisa menarik perhatian orang. Seperti misalnya yang dilakukan seorang seniman kaca Robert Mickelsen.
Karya patung transparan nan indah ini terbuat dari kaca. Karya tersebut dibuat oleh seorang Seniman kaca yang sudah diakui dunia internasional, yaitu Robert Mickelsen. Seperti apakah produk
Aneka Jenis Program Afiliasi
Ada banyak sistem pemasaran yang biasa dilakukan. Selain pemasaran secara konvensional, ada juga pemasaran secara digital dan online dengan menggunakan internet. Salah satunya adalah pemasaran secara afiliasi.
Program ini menyediakan komisi atau imbalan dengan nilai yang bervariasi kepada seseorang jika berhasil mereferensikan seseorang atau pembeli produk dari penyelenggara program
Menghasilkan Uang Dengan Photo
Menghasilkan photo yang indah dan bisa dinikmati sehingga semua orang menyukai adalah suatu kebanggan bagi seorang Photographer. Tujuan seorangPhotographer menghasilkan karya berupa photo sangat beragam, ada yang sekedar hobby photo-photo saja, atau untuk kepentingan komersil dan keperluan jurnalistik sebuah media.
Model : Fajar Location : Pantai Papuma Jember ,Jawa Timur
Dibeberapa
donderdag 7 maart 2013
Cara Sukses Bikin Mantan Cemburu
Masih sayang mantan dan ingin membuatnya cemburu? Eits..Jangan main kasar, ladies. Anda harus menggunakan trik untuk menaklukan hatinya kembali. Caranya? Gampang. Tips cinta berikut pasti bikin dia semakin penasaran dan tak rela melepaskan Anda lho.
Berikut adalah tujuh cara membuat mantan cemburu berat, seperti dilansir Allwomenstalk.
1. Membicarakan tentang pria lain
Mulailah
woensdag 6 maart 2013
Cerita Panas Akibat Pergaulan Bebas
Cerita Panas Akibat Pergaulan Bebas
Kisah ini aku alami pada saat demam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Seperti biasa, hari itu aku pulang dari kantor tepat jam 5 sore. Setibanya di rumah, aku langsung menuju kamar tidurku lalu bersiap-siap untuk mandi kemudian makan malam.
Setelah selesai makan, Winnie, adik perempuanku mengingatkan bahwa Brazil, salah satu tim sepakbola favoritku, akan bertanding melawan Portugal pada pukul 9 malam nanti.
“Masih lama nih bolanya. Luluran dulu ah…” kataku dalam hati sambil menuju kamar tidur.
Sebenarnya dulu aku bukanlah gadis yang terlalu memperhatikan perawatan tubuh. Namun karena tuntutan dari pacarku, saat ini aku mulai lebih sering merawat tubuh. Mulai dari mandi dengan sabun khusus, luluran hingga perawatan di tempat kecantikan. Sekarang aku sudah bisa menuai hasil kerja kerasku merawat tubuh. Kini aku mempunyai kulit yang lebih putih dan halus.
Setelah sekitar 1 jam aku luluran, terdengar teriakan Winnie dari ruang TV “Teh! Bolanya udah mau maen tuh!!”
Aku pun segera membereskan perlengkapan luluran milikku sebelum akhirnya keluar dari kamar tidur dan menuju ke ruang TV. Ketika berada di ruang TV aku sempat bingung karena hanya melihat Winnie saja di sana.
“Nie, Ayah lagi nggak ada di rumah ya?” tanyaku.
“Ada di kamar kok Teh…” jawabnya singkat.
“Kok tumben nggak ikutan nonton Nie? Biasanya Ayah nggak mau ketinggalan kalo lagi ada siaran Piala Dunia…” tanyaku lagi.
“Nggak tau tuh. Ngantuk kali!” jawab Winnie seadanya sambil tetap memperhatikan layar TV.
Tak lama setelah aku duduk di sofa ruang TV, pertandingan pun dimulai. Sebenarnya aku bukanlah penggemar fanatik sepakbola seperti Ayah dan Winnie. Aku hanya mengikuti pertandingan beberapa tim saja, seperti Brazil, Argentina dan juga Spanyol.
“Sayang banget sih Kaka nggak bisa main…” aku mengeluh karena pemain idolaku tidak dapat bermain karena terkena hukuman kartu merah pada pertandingan sebelumnya.
Tanpa terasa babak pertama yang menegangkan berakhir sudah. Mungkin karena tadi aku terlalu bersemangat dalam memberi dukungan kepada Brazil, aku merasa bahwa udara di dalam rumah menjadi sangat gerah. Akhirnya sambil menunggu babak kedua dimulai aku memutuskan untuk keluar rumah.
“Nie, Teteh keluar bentar yah… Gerah banget nih di dalem…” kataku kepada Winnie.
“Iya Teh… Tapi jangan lama-lama… Entar keburu mulai babak keduanya…” kata Winnie mengingatkan.
“Iya… Sebentar aja kok…” jawabku sembari mengikat rambut.
Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumahku saja. Malam itu aku memakai baju tipis dan ketat berwarna abu-abu serta celana merah muda yang berukuran cukup pendek. Karena tadinya aku tidak berniat untuk keluar rumah, maka aku sengaja tidak memakai bra. Aku sempat memperhatikan putingku tercetak cukup jelas di bajuku ini, tapi aku cuek saja karena aku pikir hanya keluar sebentar dan tidak akan jauh-jauh dari rumah. Setelah menutup pintu depan dan gerbang, aku pun mulai berkeliling di daerah sekitar rumahku.
“Kok tumben ya sepi banget? Pasti karena lagi ada bola deh…” pikirku karena tidak biasanya di sekitar rumahku yang masih terhitung daerah perkampungan sudah terlihat sepi pada pukul 10 malam.
Tanpa terasa cukup jauh juga aku berjalan dari rumahku hingga akhirnya aku sampai di sebuah pos jaga. Dari kejauhan aku dapat melihat ada empat orang Bapak-Bapak di dalam pos jaga tersebut. Karena penasaran, aku kemudian berjalan mendekati pos jaga yang hanya diterangi oleh pencahayaan seadanya. Ukurannya memang tidak terlalu besar, namun dapat untuk menampung hingga enam orang dewasa.
‘Tok… Tok… Tok…’ aku mengetuk tiang pos jaga tersebut dengan cukup kencang supaya Bapak-Bapak itu dapat mendengarnya.
“Permisi Bapak-Bapak…” kataku sopan sambil berdiri di depan pintu.
“Eeh, ada Neng Tita…” jawab seorang Bapak yang posisi duduknya paling dekat pintu.
Akhirnya aku dapat mengenali siapa saja yang sedang berada di pos jaga tersebut. Bapak yang duduk paling ujung bernama Pak Wawan, orangnya botak dan gendut tapi terkenal dengan keramahannya. Di sebelahnya bernama Pak Diman, berbadan besar, berkulit hitam, serta wajahnya yang menurutku sangat jelek. Lalu ada Pak Jono, berkulit hitam, rambutnya penuh dengan uban serta memiliki badan paling kurus bila dibandingkan dengan yang lainnya. Dan yang terakhir adalah Bapak yang duduk paling dekat dengan pintu tadi bernama Pak Bara. Kumisnya yang tebal menambah kegarangan wajahnya yang sangar dan penuh luka. Aku maklum saja, karena dulu Pak Bara adalah preman di daerah sini. Mereka semua adalah tetanggaku yang kutaksir usianya kira-kira sama dengan ayahku.
“Neng Tita ngapain malem-malem gini keluar rumah?” sapa Pak Wawan.
“Cari angin aja Pak. Abis gerah banget di rumah…” aku mengatakan hal tersebut sambil mengibas-ngibaskan leher bajuku.
“Oh gitu… Tapi emangnya Neng Tita nggak takut keluar rumah sendirian?” tanya Pak Bara.
“Kan ada Bapak-Bapak yang lagi ngeronda… Jadi saya bisa tenang deh…” jawabku sambil tersenyum.
Sekilas aku dapat melihat keempat Bapak itu memandangi puting payudaraku yang semakin tercetak jelas di baju ketatku akibat keringat yang membasahi tubuh bagian depanku. Mungkin karena sadar aku melihat mereka dengan tatapan curiga, mereka semua langsung terlihat salah tingkah dan mulai mengalihkan pandangan mereka ke arah TV yang sudah menayangkan pertandingan babak kedua.
“Oh iya… Saya boleh ikutan nonton bola bareng Bapak-Bapak nggak?” tanyaku supaya mencairkan suasana.
“Emangnya Neng Tita suka nonton bola juga yah?” tanya Pak Diman.
“Lumayan suka juga sih. Apalagi kalau lagi pas Piala Dunia kayak sekarang…” jelasku kepada Pak Diman.
“Ya udah nonton bareng-bareng aja di sini! Saya sih seneng banget kalo Neng Tita mau nemenin kita-kita nonton bola. Betul kan Bapak-Bapak?” balas Pak Wawan dengan tersenyum lebar sehingga menunjukkan giginya yang tidak terawat.
“Betul!!” Jawab Bapak-Bapak yang lain dengan serempak.
Aku hanya bisa menahan tawa mendengar jawaban dari Bapak-Bapak tersebut yang seperti murid sekolah saat sedang menjawab pertanyaan dari gurunya. Karena merasa akan lebih seru menonton pertandingan bola bersama mereka, tanpa pikir panjang lagi aku pun masuk ke dalam pos jaga tersebut lalu mengambil posisi duduk tepat di tengah-tengah mereka berempat.
Tiba-tiba aku teringat dengan adik perempuanku yang masih menunggu di rumah. Agar dia tidak kuatir aku pun mengirim SMS bahwa aku sedang menonton bola di rumah tetanggaku. Aku juga mengingatkannya agar tidak perlu mengunci gerbang dan pintu depan apabila aku pulang agak malam. Setelah yakin SMS-ku sudah terkirim, aku pun menonton bola bersama bapak-bapak tersebut sambil menikmati hidangan seadanya.
Terkadang aku dapat mendengar ungkapan-ungkapan kasar keluar dari mulut mereka ketika mengomentari jalannya pertandingan.
“Aduuuh… Maap yah Neng kalo kata-kata kami kasar…” kata Pak Bara.
“Aahh… Nggak apa-apa kok Pak… Namanya juga lagi nonton bola…” sahutku memaklumi.
“Iya nih Neng Tita… Abisnya kami nggak biasa ngeronda ditemenin sama perempuan… Hehehe…” timpal Pak Diman yang membuatku tertawa.
Walaupun sedang serius menonton bola, aku dapat merasakan mata mereka tidak henti-hentinya mencuri pandang ke arah paha putih mulusku dan juga ke bagian payudara yang seolah-olah mengalahkan daya tarik pertandingan Brazil melawan Portugal. Mereka terus menatapnya dengan tidak berkedip atau lebih tepatnya tidak mau berkedip. Aku yakin saat ini mereka semua pasti mulai terangsang dan ingin sekali dapat menikmati tubuhku.
Sebenarnya aku sempat merasa takut juga dengan tatapan penuh birahi dari mereka yang seolah-olah membuat tubuhku seperti tidak memakai sehelai benang pun. Namun karena libidoku saat itu sedang cukup tinggi, maka terlintas di pikiranku untuk mulai menggoda bapak-bapak tersebut. Apalagi selama ini aku belum pernah memiliki pengalaman melakukan persetubuhan dengan orang yang jauh lebih dewasa.
“Hoaaaaaahm…” aku berpura-pura mengantuk lalu menyenderkan badanku di dinding pos jaga.
Kemudian aku menutup kedua mata supaya Bapak-Bapak itu dapat merasa lebih leluasa untuk menggerayangiku apabila aku sedang dalam keadaan tertidur pulas. Dan tepat seperti dugaanku tadi, setelah aku pura-pura tertidur, aku merasakan kedua tanganku diangkat ke atas oleh salah seorang dari mereka. Lalu orang tersebut mulai memegangi pergelangan tanganku dengan cukup kencang.
“Kayaknya godaanku udah mulai berhasil nih…” kataku dalam hati.
“Eh, tutup dulu pintunya biar aman…” walaupun mataku tertutup, aku dapat mengetahui bahwa suara tadi adalah milik Pak Wawan.
Tidak lama setelah aku mendengar suara pintu pos jaga ditutup, aku merasakan ada sebuah tangan mulai meraba-raba pahaku yang kemudian disusul oleh sebuah tangan yang besar dan kasar menyusup masuk ke dalam bajuku lalu meremas-remas kedua buah payudara milikku sekaligus memainkan putingnya. Mungkin karena melihat aku tetap tertidur, perlahan-lahan tangan yang tadinya meraba-raba pahaku mulai merambat ke atas hingga sampai ke payudaraku. Aku bahkan dapat mendengar suara nafas mereka yang semakin memburu. Tampaknya mereka sudah terbakar nafsu. Aku sendiri berusaha keras meredam gairahku yang mulai naik.
“Eeeeeennggh…” aku akhirnya mengeluarkan desahan lembut menggoda ketika merasakan ada dua buah tangan secara bersamaan memilin kedua puting payudaraku.
Sementara itu aku merasakan ada sepasang tangan lain yang menarik celana pendek dan juga celana dalamku hingga melewati kedua kakiku.
“Memeknya cakep amat…! Nggak ada jembutnya…” terdengar suara berbisik di bawah sana.
Perasaanku seperti tersengat ketika dengan perlahan jari-jari tangan tersebut mulai menyentuh dan menekan-nekan vaginaku yang sudah tidak tertutup apapun. Jari-jari tadi merayap masuk dan menyentuh dinding kewanitaanku sehingga birahiku naik dengan sangat cepat. Tiba-tiba aku merasakan benda tumpul dan basah, yang kuduga itu adalah sebuah lidah, mulai menyentuh bagian dalam vaginaku.
Saat itulah aku pura-pura mulai tersadar lalu membuka kedua mataku dengan pelan.
“Eennngghh… Kuraaaang ajaaaarr!!” teriakku pura-pura marah agar tidak terkesan seperti aku yang menginginkannya.
“Toloong Paak…!! Ja-jangaaan!! Jaaangaaa… Mmmmmhhh…!!!” kataku terputus karena tiba-tiba mulutku dibekap oleh seseorang yang tadi ada di belakangku.
Aku melanjutkan sandiwaraku dengan terus meronta-ronta karena tidak ingin menjatuhkan harga diriku di depan mereka. Rupanya Pak Diman dan Pak Jono yang memainkan kedua buah payudaraku, sedangkan Pak Bara asyik menikmati vaginaku dengan lidahnya.
“Pantes aja ada rasa gelinya…” pikirku dalam hati karena kumis Pak Bara terus menggesek-gesek bibir luar vaginaku sehingga menimbulkan sensasi yang berbeda.
Akhirnya aku benar-benar larut dalam kenikmatan yang sedang melanda diriku. Tubuhku serasa lemas tak berdaya membiarkan mereka menjarah seluruh bagian tubuhku. Aku benar-benar terbuai dikeroyok seperti ini. Melihatku semakin pasrah, Pak Diman dan Pak Jono mulai mengangkat kaosku ke atas hingga kedua payudaraku terlihat.
“Waaaah teteknya Neng Tita mulus bangeeet!!” komentar Pak Diman yang tepat berada di depan payudara kananku.
“Bener Pak Diman!! Udah pahanya mulus, teteknya putih lagi…” tambah Pak Jono ikut mengomentari payudaraku yang putih mulus terpampang dengan jelas di depan matanya.
“Mendingan Neng Tita nurut sama kita-kita aja deh! Daerah sekitar sini kan udah pada sepi… Jadi percuma aja kalo mau teriak…” kata Pak Wawan dengan nada sedikit mengancam.
Aku hanya bisa menganggukkan kepala tanda setuju walaupun masih sedikit terkejut dengan ancaman Pak Wawan tadi. Karena yakin sudah menguasaiku, pelan-pelan Pak Wawan melepaskan bekapannya pada mulutku sehingga aku merasa sangat lega. Baju yang tadinya masih menempel pada bahuku mulai dilepas oleh Pak Wawan hingga kini aku pun sudah dalam keadaan telanjang bulat.
Melihat diriku yang sudah pasrah tak berdaya mereka mulai mengerubuti dan menggerayangi tubuhku. Pak Diman dan Pak Jono meremas-remas kedua payudaraku dengan brutal sehingga membuat tubuhku merasa panas dingin. Tidak cukup puas hanya meremas-remas buah dadaku saja, Pak Diman kemudian menghisap payudaraku yang sebelah kanan, sedangkan Pak Jono mengenyot payudara bagian kiriku.
“Aaaaaaaaaaaah….” aku berteriak akibat perlakuan mereka pada tubuhku.
“Teteknya Neng Tita emang manteb banget dah!!” ujar Pak Diman.
Kelihatannya Pak Bara sama sekali tidak tertarik dengan apa yang dilakukan oleh teman-temannya terhadap tubuh bagian atasku. Dia masih terlihat menikmati bibir luar hingga rongga dalam vaginaku lalu melakukan jilatan-jilatan dan menyedotnya. Tubuhku menggelinjang merasakan birahi yang memuncak karena merasa geli sekaligus nikmat di bawah sana.
“Memek cewek jaman sekarang emang enaaak…!! Emmmhh… Udah gitu wangi banget lagiii…!! Sluuuurp…” kata Pak Bara di sela-sela menikmati vaginaku.
“Jilatiiiin terrrrusss vaginaaa sayaaa Paaak!!! Ooooooohhh… Aaaaaaahhh…” aku mengerang-erang keenakan.
Sekarang Pak Diman, Pak Jono dan Pak Bara sudah mendapatkan jatah mereka masing-masing. Pak Wawan yang sepertinya juga tidak ingin ketinggalan mulai menciumi leher mulusku yang semakin menggiurkan karena basah oleh keringat. Rambutku yang dalam keadaan terikat memudahkan Pak Wawan untuk melanjutkan aksinya dengan menjilati leher, telinga serta tengkukku.
“Eeeeeemmhhh…. Eeeeemmmhhh… Aaaaaaaaahh” erangku ketika mulai dikeroyok oleh mereka berempat.
Setelah Pak Wawan puas bermain di bagian leherku, dia menarik kepalaku dengan perlahan ke arah belakang sehingga kepalaku agak mendongak ke atas. Dengan penuh nafsu Pak Wawan langsung mencumbu serta melumat bibirku, lalu dia menyelipkan lidahnya masuk ke dalam mulutku hingga aku gelagapan. Walaupun bau nafas Pak Wawan sungguh tidak enak, tetapi yang bisa kulakukan hanyalah membuka mulutku dan membiarkan Pak Wawan memainkan lidahnya di dalam mulutku.
Kini, tubuhku sudah seperti boneka bagi mereka, karena mereka bisa berbuat sesuka hati terhadap tubuhku. Mereka menikmati jatah mereka dengan penuh nafsu. Pak Diman dan Pak Jono terus menjilati kedua buah payudaraku serta menggigit kecil kedua putingku putingku yang sudah menegang itu. Pak Wawan terus menerus memainkan lidahnya di dalam mulutku, dan aku juga membalasnya dengan memainkan lidahku sehingga lidah kami saling membelit. Aku dapat merasakan kalau ludah kami berdua menetes-netes di sekitar bibir karena kami berciuman sangat lama.
Dikerubuti dan dirangsang sedemikan rupa membuat aku merasakan gejolak yang luar biasa melanda tubuhku tanpa bisa kukendalikan.
“Ooooh… Aaaaaaaaah… Nngggg… Aaaaaaaaagh…” aku mengerang dan menjerit keenakan.
Pak Bara kini semakin membenamkan kepalanya di antara kedua pahaku, dan karena agak geli akupun merapatkan kedua pahaku sehingga kepala Pak Bara terhimpit oleh kedua paha mulusku.
“Enak ya Neng Tita… Sluuuurrpp… Dijilatin Bapak? Eehmmm… Sluuurrp…” tanya Pak Bara tanpa menghentikan jilatan dan hisapannya pada vaginaku terlebih dahulu.
“Eeeeenak bangeeeet Paaak…!!” aku terus mendesah nikmat.
Terus-terusan menerima serangan birahi secara bersamaan dari empat orang pria yang berbeda pada daerah sensitifku, aku jadi tidak kuat menahan lama-lama. Sehingga dalam waktu beberapa menit saja tubuhku sudah seperti tersengat arus listrik yang menandakan kalau sebentar lagi aku akan mencapai orgasme.
“Paaak Baraaaa… Saayaaaa mauuu keluaaaarr!! Aaaaaaaaaaaah….!!!” aku berteriak kencang melampiaskan rasa nikmat di dalam tubuhku.
Tidak lama kemudian cairan orgasmeku mengalir keluar dari vaginaku. Tubuhku mengejang hebat lalu kedua pahaku menjepit kepala Pak Bara dengan sangat kencang. Pak Bara yang berada tepat di depan lubang vaginaku semakin liar menjilati vaginaku yang sudah sangat basah oleh cairanku tadi.
‘Slurrpp… Sluurrrpp…’ cairanku yang mengalir deras dilahap oleh Pak Bara dengan rakus.
“Wiiiiiih!! Cairan memeknya Neng Tita manis banget kayak orangnya…!!” komentar Pak Bara.
Setelah cairanku sudah hampir habis dihisap oleh Pak Bara, ketiga Bapak yang tadi masih sibuk dengan bagiannya masing-masing langsung menghentikan aktivitas mereka. Mungkin karena penasaran, mereka bertiga mendekat ke arah vaginaku untuk bergantian menikmati manisnya cairanku.
“Mmmmmmhhhh…” desahku menerima jilatan demi jilatan pada sisa-sisa cairan orgasmeku yang masih ada di sekitar bibir vaginaku hingga mereka semua kebagian.
Karena masih merasa lemas akibat perlakuan mereka, aku menyenderkan tubuhku pada dinding pos jaga. Keempat Bapak ini sepertinya mengerti dengan keadaanku lalu mengisi waktu luang mereka dengan minum kopi. Setelah beristirahat sebentar, aku merasa tubuhku sudah lebih kuat. Aku yang masih belum merasa terpuaskan malah berpikiran untuk bersetubuh dengan mereka.
“Sekarang Bapak-Bapak mau ngapain saya lagi?” tanyaku menantang.
“Kalo Bapak sih pengen banget ngentot sama Neng Tita…!!” jawab Pak Jono dengan penuh semangat.
“Ba-bapak juga!!!”… “Iya!! Bapak juga mau dong!!”… “Bapak apalagi Neng…!!” ujar Bapak-Bapak yang lain seolah tidak mau ketinggalan menikmati tubuhku.
Reaksiku hanya tersenyum, lalu kupasang posisi pasrah dengan membuka kedua pahaku lebar-lebar siap disetubuhi siapapun yang ada disitu. Namun ternyata reaksi mereka sungguh di luar dugaanku. Bapak-Bapak ini hanya diam saja dan tidak terlihat bersiap untuk melakukan seperti yang mereka inginkan tadi. Mungkin juga karena keempat Bapak ini tidak pernah menyangka kalau aku akan mau mengabulkan permintaan mereka begitu saja.
“Ayo dong Bapak-Bapak jangan pada bengong aja…! Katanya mau gituan?” tanyaku yang sudah menjadi semakin liar.
“Beneran nih nggak apa-apa kalo kita entotin Neng Tita rame-rame?” tanya Pak Jono dengan wajah tidak percaya.
“Beneran kok Pak! Masa saya bercanda sih…” jawabku dengan nada serius.
“Wah Bapak-Bapak!! Yang punya udah ngebolehin tuh!!” kata Pak Jono dengan wajah senang sekaligus masih terlihat keheranan mendengar jawabanku barusan.
“Memeknya Neng Tita baru diemut aja udah enak… Apalagi kalo dientot… Hehehe” tambah Pak Bara.
Karena tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan di depan mata, mereka semua langsung membuka pakaian dengan terburu-buru. Bapak-Bapak ini pasti sudah sangat tidak sabar ingin merasakan kehangatan vaginaku yang sudah kupasrahkan untuk mereka semua. Untuk lebih merangsang mereka lagi, kubuka ikat rambutku sehingga rambutku kini terurai sampai menyentuh bahu. Beberapa menit kemudian keempatnya sudah dalam keadaan telanjang bulat dengan penis mengacung tegak menghadap seorang gadis yang sepantasnya menjadi anak mereka.
“Ya ampun gede-gede banget…!!” ujarku dalam hati.
Tanpa sadar mulutku menganga karena tentu saja aku kaget sekaligus kagum dengan ukuran penis milik Bapak-Bapak ini yang berukuran sekitar 17-18 cm dengan diameter yang sangat besar. Mungkin juga karena selama ini aku baru melihat penis yang ukurannya hanya mencapai 15 cm saja dan jauh lebih kurus dibandingkan penis di hadapanku sekarang. Aku juga masih sempat memperhatikan, betapa kulit keempat Bapak ini hitam dan kasar bila dibandingkan dengan kulitku yang putih mulus.
“Neng Tita pasti bakalan keenakan dientot sama kita-kita deh…” kata Pak Diman kepadaku.
Tadinya aku sempat merasa takut memikirkan Bapak-Bapak yang memiliki penis berukuran raksasa ini akan menjarah habis vaginaku. Namun ternyata membayangkan semua itu malah membuat aku terangsang hebat dan gairahku naik tak terkendali. Aku tanpa sadar menanti dan berharap mereka akan memberikanku kenikmatan melebihi yang baru saja melandaku.
“Siapa yang mau duluan ngentotin Neng Tita?” tanya Pak Bara yang terlihat mengalah dan memberi kesempatan kepada teman-temannya.
“Saya dulu deh… Napsu saya udah di ubun-ubun nih…!!” jawab Pak Wawan.
“Enak ajah…!! Saya juga udah lama pengen ngentotin Neng Tita…!!” teriak Pak Diman tidak mau kalah.
“Nggak bisa…!! Saya yang duluan dong…!! Kan tadi saya yang pertama kali bilang pengen ngentot sama Neng Tita…!!” ujar Pak Jono yang nampaknya sudah sangat tidak sabaran lagi untuk dapat menyetubuhiku.
Layaknya sekumpulan anak kecil yang sedang berebut mainan, mereka semua tidak mau kalah ingin menjadi yang pertama kali mencobloskan penis mereka ke dalam vaginaku yang masih sangat sempit walaupun sudah tidak perawan lagi. Sepertinya mereka tidak pernah habis pikir betapa beruntungnya berkesempatan mencicipi tubuh seorang gadis muda.
“Udah dong Bapak-Bapak jangan pada rebutan gitu…!!” kataku dengan nada kesal melihat tingkah mereka.
“Ja-jangan marah dong Neng Tita. Iya deh kami semua nggak bakal berebutan lagi…” jawab Pak Wawan sedikit gugup.
“Ya udah… Biar adil gimana kalau saya aja yang milih?” tanyaku.
“Boleh juga idenya Neng Tita tuh!” kata Pak Jono.
Aku melihat ke arah penis mereka berempat dan aku menemukan kalau penis Pak Bara adalah yang paling besar di antara yang lain, hitam serta dipenuhi urat-urat menonjol. Maka aku memilih penis Pak Bara untuk mengisi liang vaginaku, lalu aku memilih penis milik Pak Wawan yang tidak kalah besar untuk aku hisap.
“Maap ya Bapak-Bapak saya duluan…!! Kalo udah rejeki nggak bakalan kemana deh… Hahaha…” kata Pak Bara sambil tertawa penuh kemenangan.
“Ayo ke sini Neng…” ajak Pak Bara yang sudah berada di atas tikar.
Tanpa perlu disuruh lagi, aku mendekati Pak Bara yang sudah kelihatan bernafsu sekali melihat kemulusan tubuhku yang terlihat seksi karena penuh dengan keringat, tidak hanya karena udara di dalam yang memang gerah, namun juga karena perlakuan mereka terhadapku tadi. Kemudian aku naik ke atas tubuh Pak Bara lalu membimbing penisnya untuk masuk ke dalam vaginaku.
“Saya masukin penis Bapak pelan-pelan dulu ya…” aku berkata kepada Pak Bara yang hanya mengangguk sambil tersenyum memandangi wajahku.
Karena kondisi di dalam vaginaku mulai mengering akibat cairan orgasme yang keluar tadi sudah habis dihisap oleh Pak Bara dan ketiga Bapak-Bapak yang lain, ditambah ini adalah pertama kalinya vaginaku dimasuki oleh penis berukuran besar, maka penis Pak Bara sangat sulit untuk masuk sepenuhnya.
“Heeeemhhh…” aku merasa bagian dalam vaginaku sudah benar-benar penuh dengan batang besar milik Pak Bara yang baru menancap setengahnya.
Batang penis Pak Bara itu membuat liang vaginaku terasa begitu sesaknya. Urat-urat pada batang penis itu berdenyut- denyut menambah sensasi yang kurasakan. Vaginaku memang belum pernah merasakan dimasuki oleh batang penis yang begitu besar dan kokoh seperti ini.
“Aaaaaah… Memeknyaaa sempiiiit bangeeet!! Untung banget deh gue bisa ngentotin Neng Tita!! Eemmhh… Oooohh…” komentar Pak Bara.
“Oooooohhh… Aaaaaahhhh… Enaaaakkk bangeeeeet Paaak…!!” erangku karena tidak kuat merasakan sensasi luar biasa yang ditimbulkan dari tusukan penis Pak Bara pada vaginaku.
Pak Bara membiarkanku agar terbiasa dengan ukuran penisnya. Namun tetap saja penisnya belum dapat masuk semuanya ke dalam vaginaku. Untungnya vaginaku tidak terasa perih sehingga aku dapat menikmatinya. Di saat yang bersamaan Pak Bara juga menjilati payudaraku dan menggesek-gesekkan kumisnya ke putingku yang membuat birahiku semakin memuncak.
“Aaaaaaaaaahhhh…” aku semakin mendesah menerima sodokan penis sekaligus jilatan pada payudaraku.
Kemudian aku menggoyangkan pinggulku dengan liar diatas penis Pak Bara. Dia hanya bisa meringis dan mengerang, terutama saat aku membuat gerakan meliuk yang membuat penisnya seolah-olah dipelintir olehku. Aku bahkan semakin terangsang ketika melihat ekspresi kenikmatan di wajah Pak Bara.
“Aaaaahhhh…!! Ooohhhh… Aaahhkkhhhh…!!” erangku dengan mata tertutup.
Di tengah-tengah persetubuhanku dengan Pak Bara, aku masih sempat melihat Pak Jono dan Pak Diman sedang mengocok penis mereka sendiri. Sepertinya mereka berdua sudah sangat terangsang melihat pemandangan menggiurkan di depan mereka sekaligus tidak sabar ingin mencicipi tubuhku.
“Sepongin kontol Bapak dong Neng. Daripada mulutnya nganggur…” tiba-tiba Pak Wawan berdiri di hadapanku dengan senyum yang memuakkan sambil mengarahkan penisnya ke arah wajahku.
Dengan tidak sabaran, Pak Wawan menjejali mulutku dengan penisnya, penis itu ditekan-tekankan ke dalam mulutku hingga wajahku hampir terbenam pada bulu-bulu kemaluannya. Aku sempat mengernyitkan dahiku menahan mual karena bau penisnya yang sangat menyengat. Namun setelah beberapa lama menghisap penis Pak Wawan, aku pun sudah mulai bisa menikmatinya.
“Gilaaaa!! Maanteebb bangeeet sepongan kamu Neng…!!!” ceracau Pak Wawan.
Aku pun menelan penis Pak Wawan hingga menyentuh daging lunak di tenggorokanku. Kedua buah zakarnya juga aku pijati lembut dengan jari-jari tanganku yang membuat pemiliknya semakin mendesah tidak karuan karena menikmati pelayanan dari mulut serta tanganku sekaligus.
“Oooohhh… Eeenak bangeeet!! Masih muda tapi udah jago bangeeet nyepongnyaaa…” teriak Pak Wawan keenakan.
Seperti tidak mau kalah dengan Pak Bara, Pak Wawan pun juga ikut menyetubuhi mulutku. Dia memaju-mundurkan pantatnya dan merasakan sentuhan dari rongga mulutku. Setelah beberapa menit kumainkan di dalam mulutku, penis Pak Wawan mulai berkedut-kedut.
Dan tidak lama kemudian Pak Wawan berteriak “Neng Titaaaaaa!! Oooooh… Enaaaaaak…!! Bapaaaak keluaaaaaar!!”
‘Croot… Croot… Crooot’ semburan hangat sperma milik Pak Wawan akhirnya keluar di dalam mulutku hingga membasahi kerongkongan.
“Aaaaaaaaaaagh… Oooooooooh…” Pak Wawan melenguh panjang dan meremas-remas rambutku
“Eeeeemmmmhhh… Sluuuuurp… Sluuurrpp…” aku menikmati sperma milik Pak Wawan yang keluar sangat banyak sehingga aku harus buru-buru menelannya agar tidak ada yang tumpah.
“Neng Tita cakep-cakep doyan nelen peju…!! Huahahahaha…” komentar Pak Jono sambil tertawa keras melihatku dengan rakusnya membersihkan sisa sperma yang masih menempel di penis Pak Wawan.
“Mana nyangka kalo cewek yang mukanya alim kayak Neng Tita ternyata nggak beda sama jablai yah…!!” Pak Diman ikut berkomentar.
Aku memang sudah benar-benar larut di dalam pesta seks ini sehingga tidak peduli lagi bahwa di mata mereka aku berubah dari seorang gadis yang alim menjadi seperti pelacur murahan.
“Sepongannya Neng Tita emang hebaaat bangeeeeet!! Pasti udah sering ngisep kontol pacarnya ya Neng…” komentar Pak Wawan yang
Tergiur dengan apa yang aku lakukan terhadap penis Pak Wawan, tidak lama kemudian Pak Jono dan Pak Diman langsung mendekat dan berjalan ke depanku lalu mereka menyodorkan penisnya masing-masing ke arah mulutku. Seperti halnya penis Pak Wawan, bau kedua penis ini sungguh tidak enak. Namun karena sudah dalam keadaan terangsang, tanpa ragu lagi aku pun mulai mengocok penis Pak Jono serta mengulum penis Pak Diman secara bersamaan.
“Aaaaaaaahhh… Terrruuuusss Neeeng Titaaaaaa…!!” erang Pak Diman ketika aku sedang mengemut kepala penis serta menyentil-nyentilkan lidahku ke lubang air seninya.
“Neng Tita… Jangan punya Pak Diman doang yang diisepin… Gantian ngemut kontol saya juga dong…!” protes Pak Jono.
“Halaah… Pak Jono jangan ngiri gitu dong…! Pasti Neng Tita doyan nyepong kontol saya soalnya lebih gede…! Bener kan Neng? Huahahaha…” ujar Pak Diman yang sepertinya tidak rela apabila harus berbagi dengan temannya.
Sebenarnya pertanyaan yang diberikan oleh Pak Diman tadi memang benar. Namun untuk mencegah agar jangan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan aku bersikeras untuk tidak menjawabnya. Aku lalu bergantian memaju-mundurkan batang kejantanan Pak Diman dengan tanganku secara perlahan, sementara mulutku menghisap penis Pak Jono.
“Aduuuh… E-enaaaak bangeeeet Neng!! Aaaaaaaaaah…” kata Pak Jono dengan bergetar.
“Mmmmmhh… Ceeepp… Cckkk… Sluuuurp…” mulutku terus berdecak-decak ketika mengulum secara bergantian kedua batang penis berwarna hitam dan berbau tidak sedap ini.
Mungkin karena aku sudah lama tidak menerima serangan sekaligus seperti ini, aku pun cepat mencapai orgasme hanya dalam waktu kurang dari 10 menit.
“Ooooooooohh… Aaaaaaggggh…” sambil melepas sebentar hisapanku pada penis Pak Jono aku pun mengerang panjang karena tidak tahan dengan nikmat yang mendera.
Karena vaginaku sudah licin oleh cairan orgasme, maka penis Pak Bara dapat amblas sepenuhnya. Aliran cairan vaginaku tertahan oleh penis Pak Bara yang sedang keluar masuk vaginaku sehingga berbunyi setiap kali Pak Bara memasukkan penisnya ke dalam vaginaku.
Penis itu terasa seperti sedang menyodok bagian terdalam dari vaginaku, mungkin itu rahimku. Aku hanya bisa mengerang tanpa berani menggeliat, walaupun aku merasakan sakit yang bercampur nikmat.
“Ooooh sempiiit bangeeet Neeeng…!! Enaknyaaa… Beda banget sama punya bini sayaaa… Aaaaaaah…” Pak Bara mulai meracau keenakan.
Namun untung saja aku masih dapat mengimbangi kekuatan Pak Bara walaupun sudah mengalami dua kali orgasme. Sementara itu Pak Diman dan Pak Jono menarik penis mereka dari mulutku karena mereka pasti tidak ingin cepat mencapai orgasme.
“Mmmmhhhh… Aaaaaaaaahhhh…!!!” aku mengeluarkan desahan yang sempat tertahan karena tadi mulutku penuh dengan penis.
“Aaaaaah… Enaaak bangeeeet memek kamu Neng…! Kalo tau gini udah Bapak entotin dari dulu…!” ujar Pak Bara sambil terus menusuk penisnya dari arah bawah.
Akhirnya kurang dari 5 menit setelah aku mencapai orgasmeku yang kedua tadi, aku merasakan penis Pak Bara yang sedang mengisi vaginaku mulai berdenyut-denyut menandakan kalau Pak Bara akan mencapai orgasme. Pak Bara mempercepat sodokan penisnya terhadap vaginaku yang membuatku merasa sedikit perih karena penis besarnya itu keluar masuk dengan cepat dan kuat padahal lubang vaginaku masih sangat sempit. Namun setelah terbiasa akhirnya aku menemukan rasa nikmat dibalik rasa perih itu.
“Aaaaahhhh… Neng Titaaaaa!! Bapaaakkk… Keluuaaaaaaarrrr!!!” teriak Pak Bara.
“Keluariiiin di daleeem ajaaa Pak…!! Aaaaaaaaah…” pintaku dengan lirih.
“I-iyaaaa Neng…! Enaaaaakk!!! Aaaaaaaaaaahh…!!” teriakan Pak Bara semakin lepas.
Dan tidak lama kemudian, Pak Bara sudah menyemburkan spermanya yang hangat ke dalam rahimku. Ketika nafas Pak Bara mulai tersengal-sengal, dia memutuskan untuk menghisap-hisap payudaraku dengan mulutnya sambil menunggu penisnya memuntahkan semua isinya ke dalam vaginaku. Lama-kelamaan semburan sperma Pak Bara semakin melemah hingga akhirnya berhenti sama sekali.
Baru sekitar 2 menit aku mengatur nafas dan tenagaku untuk menghadapi Pak Diman dan Pak Jono, ternyata Pak Bara mau aku bersimpuh di hadapannya lalu bertumpu dengan kedua lututku. Aku yang sudah mengerti maksud Pak Bara, langsung mengambil penisnya yang masih berlumuran sperma dan juga cairan vaginaku, kemudian membersihkan penis Pak Bara hingga spermanya tak tersisa lagi.
“Neng Tita bener-bener luar biasa…! Baru kali ini Bapak ngeluarin peju segini banyaknya…” ujar Pak Bara.
“Pak… Saya kan udah bersihin sperma Bapak sampai nggak ada sisanya nih… Sekarang saya mau main sama yang lain dulu yah…” pintaku dengan lembut kepada Pak Bara.
“Ya udah sekarang Bapak mau istirahat dulu deh Neng…” jawab Pak Bara.
“Pak Bara kalo mau ngobrol entar aja…!! Saya udah kebelet pengen ngentotin Neng Tita nih!!” teriak Pak Diman.
“Iya… Iya…! Sekarang gantian Pak Diman yang sikat memeknya Neng Tita sana…!” kata Pak Bara sambil menggenggam penisnya yang masih tegang lalu berpakaian kembali.
“Sekarang Neng Tita rebahan yah…” perintah Pak Diman.
Tampaknya kali ini giliran aku yang ada di posisi bawah. Setelah menuruti perintah Pak Diman, aku pun menekuk kedua kakiku lalu melebarkannya untuk bersiap disetubuhi oleh Pak Diman dan Pak Jono. Melihat pemandangan tersebut, kedua Bapak itu malah diam sejenak untuk mengagumi keindahan vaginaku yang masih rapat dan tanpa bulu itu dengan wajah penuh birahi.
Mungkin karena sebelumnya sudah ada kesepakatan di antara Pak Diman dengan Pak Jono, maka Pak Diman yang akan mengambil giliran selanjutnya untuk menyetubuhiku. Aku pun menyibakkan bibir vaginaku untuk mengundang penis Pak Diman agar segera masuk ke dalam.
“Ngimpi apaan saya semalem bisa ngentot sama Neng Tita…” kata Pak Diman dengan noraknya.
Lalu tanpa berbasa-basi lagi, Pak Diman segera menyergap dan menindih tubuh mungilku. Dengan penuh nafsu Pak Diman menjejalkan penisnya yang tidak kalah besar dari milik Pak Bara ke dalam vaginaku. Kedua mataku terbelalak merasakan kembali sesaknya vaginaku. Kemudian Pak Diman diam sejenak untuk menikmati liang vaginaku yang terasa begitu hangat dan sempit.
“Enaaaak bangeeet memeek kamu Neng!! Udaah lamaaa Bapaaak pengeen ngerasain memeeek Neng Titaaaaa…” sambil menyetubuhiku Pak Diman terus memuji vaginaku.
Karena sekarang vaginaku sudah banjir dengan cairanku serta sperma Pak Bara, maka penis milik Pak Diman dapat lebih mudah untuk masuk ke dalam vaginaku. Kini vaginaku sudah dimasuki oleh penis yang berukuran besar untuk kedua kalinya. Namun aku sungguh menikmatinya dengan penuh penghayatan, sampai-sampai dengan tidak sadar aku menutup mataku.
“Oooohh… Aaaahhh… Teeruuss Paaaak…!! Uuuummhhh…” aku semakin menggila saat Pak Diman mulai menggerakkan penisnya di dalam vaginaku.
“Ooohh… Memeknya Neng Titaaa sempiiit bangeeet!! Kontol saya kayaak diurut-uruuuut!!” wajah Pak Diman yang buruk rupa itu terlihat keenakan.
Penis itu terasa seperti sedang menyodok bagian terdalam dari vaginaku. Aku hanya bisa mengerang tanpa berani menggeliat, walaupun aku merasakan sakit yang bercampur nikmat. Tanpa sadar, kakiku melingkari pinggang Pak Diman, seakan tidak ingin penisnya terlepas. Sekarang kedua tangan Pak Diman mulai menggenggam kedua payudaraku lalu meremasinya dengan agak kasar.
“E-eeenak bangeeet ngentotiiin Neng Titaaa…!! Ooooooh…” Pak Diman terus meracau di sela-sela persetubuhan kami.
“Aaaaaahhh… Oooooohh… Mmmmhhhhhhhh…” desahku karena tidak bisa menahan rasa nikmat yang menyerang.
Karena sudah tidak sabar menunggu, Pak Jono mulai menaruh penisnya di depan mulutku yang masih belepotan sperma dari Pak Wawan dan Pak Bara. Tanpa malu-malu lagi aku memegang penis yang sudah sangat tegang itu. Lidahku ikut bermain-main dan menjilati batang penisnya yang tegak mengacung. Dengan terpaksa aku mulai membenamkan penis Pak Jono yang hanya masuk sebagian ke dalam mulutku lalu mengulumnya hingga pipiku terlihat cekung ke dalam.
Aku sempat melirik ke arah Pak Wawan dan Pak Bara sudah duduk memakai celana panjang mereka sambil menghisap rokok dan meminum kopi dengan tontonan mereka yang lebih seru dibandingkan Piala Dunia, yaitu aku yang sedang dikerubuti oleh dua orang lelaki berkulit hitam alias Pak Diman dan Pak Jono.
Baru beberapa menit aku melakukan oral seks, Pak Jono ternyata sudah mencapai klimaks.
“Uhuuuk!! Uuuhuuuuuk…!!” aku yang tidak menyangka kalau penis Pak Jono akan ejakulasi secepat itu sempat tersedak, hingga sebagian sperma tersebut menetes keluar dari mulutku.
Namun seperti sudah ketagihan, aku terus berusaha untuk melahap, menjilati dan mengulum penis itu hingga bersih dari sisa-sisa sperma yang masih menempel.
“Aaaaaaaaagghh…!!” Pak Jono hanya dapat melenguh pasrah menikmati layanan lidah dan mulutku tanpa dapat berkata apa-apa.
“Lho kok Pak Jono udah keluar aja? Nggak tahan sama sepongannya Neng Tita yah? Apalagi kalo sama memeknya yang masih seret Pak…” kata Pak Bara dengan nada sedikit mengejek disambung tawa Pak Wawan yang duduk di sebelahnya.
Walaupun Pak Jono berusaha untuk tidak mendengarkan komentar dari teman-temannya, namun tetap saja aku dapat melihat wajahnya yang tersipu malu.
Sementara itu Pak Diman masih terus menggerakkan penisnya ke dalam vaginaku dengan sangat cepat. Saat itu yang dapat terdengar hanyalah suara gesekan penis dengan vagina serta suara desahan nafasku dan Pak Diman yang saling memburu. Sambil menggenjot dia juga bergantian menjilati daerah leher dan payudaraku. Apa yang dilakukan olehnya semakin membakar sensasi seksual tubuhku yang terus menggeliat penuh nikmat.
Sodokan demi sodokan Pak Diman benar-benar luar biasa, seolah memompa gairahku menuju orgasme. Keringat Pak Diman sampai jatuh membasahi tubuhku yang juga tidak kalah basah oleh keringat.
“Aaaaaaaaaaaaahh… Sayaaaaaa keluaaaaarr Paaaak…!!” karena sudah tidak tahan lagi aku melepaskan orgasmeku yang ketiga.
“Oooooohh… Sa-sayaaaa jugaaaaa keluaaaaar Neeeeng…!! Ooooooh…!!!” erang Pak Diman panjang ketika memuntahkan cairan putihnya ke dalam vaginaku bersamaan dengan orgasmeku yang sudah kutahan-tahan dari tadi.
“Eeenngghhh… Eeeemmhhh…” tubuhku mengejang sambil tetap melingkarkan kedua kakiku pada pinggang Pak Diman.
Vaginaku kini terasa hangat oleh semburan sperma milik Pak Diman yang bercampur dengan cairan orgasmeku. Kini daerah sekitar vaginaku yang sudah basah semakin banjir saja oleh sperma, sampai-sampai cairan itu meleleh di kedua pahaku.
“Heeeeeehh… Heeeeeeehh…” nafasku sampai tersengal-sengal karena sudah berulang kali mencapai orgasme.
“Oohh… Enak bener deh memeknya Neng Tita…!!” ungkap Pak Diman ketika sedang mencabut penisnya yang sudah tidak meneteskan sperma lagi.
Pak Diman dan Pak Jono yang sudah selesai menuntaskan nafsu setan mereka kepadaku juga masih terlihat terengah-engah. Sambil mengatur nafas, Pak Jono mencium dan menjilati leherku yang penuh butiran keringat dengan lembut, sedangkan Pak Diman yang tadinya ingin melumat bibirku, namun aku menolaknya karena mau mengatur nafasku dulu, kembali meremas-remas kedua buah payudaraku.
Setelah nafas kami bertiga sudah normal kembali, mereka berdua berjalan untuk mengambil pakaiannya masing-masing. Sedangkan aku berdiri dan bersiap memakai baju serta celana pendekku yang berserakan di depan TV yang sudah tidak menayangkan acara bola lagi.
“Udah dulu yah Bapak-Bapak. Saya mau pulang nih…” aku pamit kepada mereka semua yang masih terlihat kelelahan.
“Jangan pulang dulu dong Neng Tita!” Pak Bara melarangku pergi sambil memegang tanganku.
“Emangnya Bapak-Bapak masih belum puas?” tanyaku.
“Iya!!” jawab mereka hampir bersamaan.
“Tapi kan Bapak-Bapak udah pada lemes kayak gitu. Lagian saya juga udah capek banget nih…” kataku berharap mereka mau mengerti.
“Bentaran juga udah kuat lagi kok Neng…” kata Pak Wawan yang sepertinya masih penasaran karena dia memang belum merasakan bersetubuh denganku.
“Aduh gimana ya? Udah malem banget nih Pak…” aku berusaha mencari alasan untuk menolak permintaan mereka.
“Ayo dong… Neng Tita mau kan?” pinta Pak Wawan dengan memelas.
“Iya Neng!! Kan dingin kalo cuma kami berempat. Kalo ada Neng Tita kan bisa bikin kita-kita jadi anget…” tambah Pak Diman.
“Bapak kan juga belom ngerasain ngentot sama Neng Tita…” sambung pak Jono lagi.
“Ya udah boleh deh. Asal Bapak-Bapak semua mau janji nggak bakal ceritain hal ini sama orang lain. Gimana?” tanyaku.
“Yah kalo itu mah nggak usah disuruh Neng! Masak iya kami mau bilang-bilang sih…” jawab Pak Wawan menyanggupi.
Karena terlanjur menyanggupi permintaan bapak-bapak ini, aku yang baru mengenakan celana dalamku mulai melepaskannya lagi, hingga kini tubuhku sudah dalam keadaan bugil. Penis milik Pak Wawan, Pak Diman, Pak Bara dan Pak Jono yang tadinya sudah dalam keadaan lemas mulai mengeras lagi karena melihat tubuh putih mulusku yang tidak tertutup sama sekali.
Kemudian aku mulai memanggil mereka satu per satu dan membiarkan vaginaku menjadi bulan-bulanan lidah mereka. Bahkan ketika masing-masing sudah mendapatkan jatah untuk mencicipi vaginaku, mereka berempat kembali menjilati seluruh tubuhku sehingga berlumuran air liur mereka.
“Maen lagi yuk Neng Tita…” pinta Pak Wawan tidak sabaran.
“Silakan Bapak-Bapak nikmatin tubuh saya sepuasnya…” kataku mengijinkan.
Lalu dimulailah pelampiasan nafsu bejat empat orang pria tua terhadapku. Kali ini aku disetubuhi oleh empat Bapak-Bapak itu secara bergiliran. Mulai dari Pak Wawan, Pak Jono lalu Pak Diman dan yang terakhir oleh Pak Bara. Mereka juga menikmati tubuhku dengan berbagai posisi.
Karena mereka sangat menikmati himpitan vagina serta teknik oral seks-ku, maka mulai dari vagina, mulut bahkan seluruh tubuhku terus-menerus disemprot sperma oleh mereka berempat. Aku juga sudah tidak bisa menghitung lagi berapa kali aku mengalami orgasme. Setelah sudah benar-benar kelelahan, kami yang masih dalam keadaan bugil beristirahat sembari minum air dan mengobrol.
“Gimana Bapak-Bapak? Udah puas kan sekarang?” tanyaku di tengah-tengah obrolan kami.
“Puas bangeeeet…!! Abisnya udah Neng Tita cakep… Memeknya rapet lagi…!!” jawab Pak Diman dengan cepat.
“Neng, kan dari tadi peju kami berempat dikeluarinnya di dalem… Apa Neng Tita nggak takut hamil?” tanya Pak Bara yang paling banyak menyemprotkan spermanya ke dalam vaginaku.
“Emang Bapak-Bapak nggak mau tanggung jawab kalau nanti saya hamil?” tanyaku memasang wajah serius.
Dengan seketika wajah mereka langsung terlihat pucat mendengar pertanyaanku barusan.
“Hihihi… Bapak-Bapak tenang aja… Saya lagi nggak subur kok sekarang…” tentu saja aku tidak dapat menahan tawa melihat raut muka mereka berempat yang sedang ketakutan.
Akhirnya mereka semua ikut tertawa lega setelah sadar kalau yang kutanyakan tadi hanya sekedar gurauan saja.
“Bapak-Bapak, saya pamit pulang dulu yah. Udah malem banget nih…” ujarku seraya melihat jam di HP-ku yang sudah menunjukkan pukul 12 malam.
“Tapi kapan-kapan Neng Tita mau nemenin kami jaga lagi kan?” tanya Pak Diman.
“Boleh aja Pak. Asalkan yang lagi jaga Bapak-Bapak berempat…” jawabku sembari memakai pakaianku.
“Gampang! Itu mah bisa Bapak atur!” jawab Pak Bara yang memang bertugas mengatur jadwal jaga.
“Tapi jangan keseringan yah Pak! Lama-lama saya bisa hamil dong…” candaku.
“Hehehe… Pokoknya beres deh Neng!” jawab Pak Wawan sambil tertawa.
“Ya udah saya pulang dulu ya Bapak-Bapak…” kataku sambil bergegas keluar pos jaga karena takut mereka ingin menikmati tubuhku lagi.
“Hati-hati ya Neng…!!” teriak mereka serempak.
Aku pun langsung berlari menuju rumah karena suasana di sekitar rumahku sudah sangat sepi dan gelap. Dalam perjalanan pulang aku sempat mengingat kejadian yang baru aku alami tadi merupakan pengalaman baru dan sungguh memuaskan. Pada dasarnya aku memang sangat menikmati seks keroyokan seperti tadi, apalagi ditambah yang menyetubuhiku adalah Bapak-Bapak yang sudah tentu sangat berpengalaman.
Setibanya di rumah aku melihat lampu sudah gelap dan tidak terdengar lagi suara TV menyala.
“Kayaknya Winnie udah tidur…” pikirku maklum karena sekarang sudah lewat tengah malam.
Setelah mengunci pintu gerbang dan pintu depan, aku langsung menuju ke kamar mandi untuk membasuh tubuhku yang bermandikan sperma. Aku memperhatikan vaginaku yang terlihat memerah dan masih terlihat dengan jelas noda bekas sperma. Karena masih terasa sakit, aku membersihkan vaginaku perlahan-lahan dengan sabun khusus hingga noda tersebut benar-benar hilang.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, aku merebahkan tubuhku yang sangat lelah setelah hampir 2 jam dinikmati oleh Bapak-Bapak tadi. Untunglah besok hari Sabtu, sehingga aku bisa istirahat seharian penuh. Tak butuh waktu lama aku pun akhirnya tertidur dengan pulas.
- Tamat -
Setelah selesai makan, Winnie, adik perempuanku mengingatkan bahwa Brazil, salah satu tim sepakbola favoritku, akan bertanding melawan Portugal pada pukul 9 malam nanti.
“Masih lama nih bolanya. Luluran dulu ah…” kataku dalam hati sambil menuju kamar tidur.
Sebenarnya dulu aku bukanlah gadis yang terlalu memperhatikan perawatan tubuh. Namun karena tuntutan dari pacarku, saat ini aku mulai lebih sering merawat tubuh. Mulai dari mandi dengan sabun khusus, luluran hingga perawatan di tempat kecantikan. Sekarang aku sudah bisa menuai hasil kerja kerasku merawat tubuh. Kini aku mempunyai kulit yang lebih putih dan halus.
Setelah sekitar 1 jam aku luluran, terdengar teriakan Winnie dari ruang TV “Teh! Bolanya udah mau maen tuh!!”
Aku pun segera membereskan perlengkapan luluran milikku sebelum akhirnya keluar dari kamar tidur dan menuju ke ruang TV. Ketika berada di ruang TV aku sempat bingung karena hanya melihat Winnie saja di sana.
“Nie, Ayah lagi nggak ada di rumah ya?” tanyaku.
“Ada di kamar kok Teh…” jawabnya singkat.
“Kok tumben nggak ikutan nonton Nie? Biasanya Ayah nggak mau ketinggalan kalo lagi ada siaran Piala Dunia…” tanyaku lagi.
“Nggak tau tuh. Ngantuk kali!” jawab Winnie seadanya sambil tetap memperhatikan layar TV.
Tak lama setelah aku duduk di sofa ruang TV, pertandingan pun dimulai. Sebenarnya aku bukanlah penggemar fanatik sepakbola seperti Ayah dan Winnie. Aku hanya mengikuti pertandingan beberapa tim saja, seperti Brazil, Argentina dan juga Spanyol.
“Sayang banget sih Kaka nggak bisa main…” aku mengeluh karena pemain idolaku tidak dapat bermain karena terkena hukuman kartu merah pada pertandingan sebelumnya.
Tanpa terasa babak pertama yang menegangkan berakhir sudah. Mungkin karena tadi aku terlalu bersemangat dalam memberi dukungan kepada Brazil, aku merasa bahwa udara di dalam rumah menjadi sangat gerah. Akhirnya sambil menunggu babak kedua dimulai aku memutuskan untuk keluar rumah.
“Nie, Teteh keluar bentar yah… Gerah banget nih di dalem…” kataku kepada Winnie.
“Iya Teh… Tapi jangan lama-lama… Entar keburu mulai babak keduanya…” kata Winnie mengingatkan.
“Iya… Sebentar aja kok…” jawabku sembari mengikat rambut.
Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumahku saja. Malam itu aku memakai baju tipis dan ketat berwarna abu-abu serta celana merah muda yang berukuran cukup pendek. Karena tadinya aku tidak berniat untuk keluar rumah, maka aku sengaja tidak memakai bra. Aku sempat memperhatikan putingku tercetak cukup jelas di bajuku ini, tapi aku cuek saja karena aku pikir hanya keluar sebentar dan tidak akan jauh-jauh dari rumah. Setelah menutup pintu depan dan gerbang, aku pun mulai berkeliling di daerah sekitar rumahku.
“Kok tumben ya sepi banget? Pasti karena lagi ada bola deh…” pikirku karena tidak biasanya di sekitar rumahku yang masih terhitung daerah perkampungan sudah terlihat sepi pada pukul 10 malam.
Tanpa terasa cukup jauh juga aku berjalan dari rumahku hingga akhirnya aku sampai di sebuah pos jaga. Dari kejauhan aku dapat melihat ada empat orang Bapak-Bapak di dalam pos jaga tersebut. Karena penasaran, aku kemudian berjalan mendekati pos jaga yang hanya diterangi oleh pencahayaan seadanya. Ukurannya memang tidak terlalu besar, namun dapat untuk menampung hingga enam orang dewasa.
‘Tok… Tok… Tok…’ aku mengetuk tiang pos jaga tersebut dengan cukup kencang supaya Bapak-Bapak itu dapat mendengarnya.
“Permisi Bapak-Bapak…” kataku sopan sambil berdiri di depan pintu.
“Eeh, ada Neng Tita…” jawab seorang Bapak yang posisi duduknya paling dekat pintu.
Akhirnya aku dapat mengenali siapa saja yang sedang berada di pos jaga tersebut. Bapak yang duduk paling ujung bernama Pak Wawan, orangnya botak dan gendut tapi terkenal dengan keramahannya. Di sebelahnya bernama Pak Diman, berbadan besar, berkulit hitam, serta wajahnya yang menurutku sangat jelek. Lalu ada Pak Jono, berkulit hitam, rambutnya penuh dengan uban serta memiliki badan paling kurus bila dibandingkan dengan yang lainnya. Dan yang terakhir adalah Bapak yang duduk paling dekat dengan pintu tadi bernama Pak Bara. Kumisnya yang tebal menambah kegarangan wajahnya yang sangar dan penuh luka. Aku maklum saja, karena dulu Pak Bara adalah preman di daerah sini. Mereka semua adalah tetanggaku yang kutaksir usianya kira-kira sama dengan ayahku.
“Neng Tita ngapain malem-malem gini keluar rumah?” sapa Pak Wawan.
“Cari angin aja Pak. Abis gerah banget di rumah…” aku mengatakan hal tersebut sambil mengibas-ngibaskan leher bajuku.
“Oh gitu… Tapi emangnya Neng Tita nggak takut keluar rumah sendirian?” tanya Pak Bara.
“Kan ada Bapak-Bapak yang lagi ngeronda… Jadi saya bisa tenang deh…” jawabku sambil tersenyum.
Sekilas aku dapat melihat keempat Bapak itu memandangi puting payudaraku yang semakin tercetak jelas di baju ketatku akibat keringat yang membasahi tubuh bagian depanku. Mungkin karena sadar aku melihat mereka dengan tatapan curiga, mereka semua langsung terlihat salah tingkah dan mulai mengalihkan pandangan mereka ke arah TV yang sudah menayangkan pertandingan babak kedua.
“Oh iya… Saya boleh ikutan nonton bola bareng Bapak-Bapak nggak?” tanyaku supaya mencairkan suasana.
“Emangnya Neng Tita suka nonton bola juga yah?” tanya Pak Diman.
“Lumayan suka juga sih. Apalagi kalau lagi pas Piala Dunia kayak sekarang…” jelasku kepada Pak Diman.
“Ya udah nonton bareng-bareng aja di sini! Saya sih seneng banget kalo Neng Tita mau nemenin kita-kita nonton bola. Betul kan Bapak-Bapak?” balas Pak Wawan dengan tersenyum lebar sehingga menunjukkan giginya yang tidak terawat.
“Betul!!” Jawab Bapak-Bapak yang lain dengan serempak.
Aku hanya bisa menahan tawa mendengar jawaban dari Bapak-Bapak tersebut yang seperti murid sekolah saat sedang menjawab pertanyaan dari gurunya. Karena merasa akan lebih seru menonton pertandingan bola bersama mereka, tanpa pikir panjang lagi aku pun masuk ke dalam pos jaga tersebut lalu mengambil posisi duduk tepat di tengah-tengah mereka berempat.
Tiba-tiba aku teringat dengan adik perempuanku yang masih menunggu di rumah. Agar dia tidak kuatir aku pun mengirim SMS bahwa aku sedang menonton bola di rumah tetanggaku. Aku juga mengingatkannya agar tidak perlu mengunci gerbang dan pintu depan apabila aku pulang agak malam. Setelah yakin SMS-ku sudah terkirim, aku pun menonton bola bersama bapak-bapak tersebut sambil menikmati hidangan seadanya.
Terkadang aku dapat mendengar ungkapan-ungkapan kasar keluar dari mulut mereka ketika mengomentari jalannya pertandingan.
“Aduuuh… Maap yah Neng kalo kata-kata kami kasar…” kata Pak Bara.
“Aahh… Nggak apa-apa kok Pak… Namanya juga lagi nonton bola…” sahutku memaklumi.
“Iya nih Neng Tita… Abisnya kami nggak biasa ngeronda ditemenin sama perempuan… Hehehe…” timpal Pak Diman yang membuatku tertawa.
Walaupun sedang serius menonton bola, aku dapat merasakan mata mereka tidak henti-hentinya mencuri pandang ke arah paha putih mulusku dan juga ke bagian payudara yang seolah-olah mengalahkan daya tarik pertandingan Brazil melawan Portugal. Mereka terus menatapnya dengan tidak berkedip atau lebih tepatnya tidak mau berkedip. Aku yakin saat ini mereka semua pasti mulai terangsang dan ingin sekali dapat menikmati tubuhku.
Sebenarnya aku sempat merasa takut juga dengan tatapan penuh birahi dari mereka yang seolah-olah membuat tubuhku seperti tidak memakai sehelai benang pun. Namun karena libidoku saat itu sedang cukup tinggi, maka terlintas di pikiranku untuk mulai menggoda bapak-bapak tersebut. Apalagi selama ini aku belum pernah memiliki pengalaman melakukan persetubuhan dengan orang yang jauh lebih dewasa.
“Hoaaaaaahm…” aku berpura-pura mengantuk lalu menyenderkan badanku di dinding pos jaga.
Kemudian aku menutup kedua mata supaya Bapak-Bapak itu dapat merasa lebih leluasa untuk menggerayangiku apabila aku sedang dalam keadaan tertidur pulas. Dan tepat seperti dugaanku tadi, setelah aku pura-pura tertidur, aku merasakan kedua tanganku diangkat ke atas oleh salah seorang dari mereka. Lalu orang tersebut mulai memegangi pergelangan tanganku dengan cukup kencang.
“Kayaknya godaanku udah mulai berhasil nih…” kataku dalam hati.
“Eh, tutup dulu pintunya biar aman…” walaupun mataku tertutup, aku dapat mengetahui bahwa suara tadi adalah milik Pak Wawan.
Tidak lama setelah aku mendengar suara pintu pos jaga ditutup, aku merasakan ada sebuah tangan mulai meraba-raba pahaku yang kemudian disusul oleh sebuah tangan yang besar dan kasar menyusup masuk ke dalam bajuku lalu meremas-remas kedua buah payudara milikku sekaligus memainkan putingnya. Mungkin karena melihat aku tetap tertidur, perlahan-lahan tangan yang tadinya meraba-raba pahaku mulai merambat ke atas hingga sampai ke payudaraku. Aku bahkan dapat mendengar suara nafas mereka yang semakin memburu. Tampaknya mereka sudah terbakar nafsu. Aku sendiri berusaha keras meredam gairahku yang mulai naik.
“Eeeeeennggh…” aku akhirnya mengeluarkan desahan lembut menggoda ketika merasakan ada dua buah tangan secara bersamaan memilin kedua puting payudaraku.
Sementara itu aku merasakan ada sepasang tangan lain yang menarik celana pendek dan juga celana dalamku hingga melewati kedua kakiku.
“Memeknya cakep amat…! Nggak ada jembutnya…” terdengar suara berbisik di bawah sana.
Perasaanku seperti tersengat ketika dengan perlahan jari-jari tangan tersebut mulai menyentuh dan menekan-nekan vaginaku yang sudah tidak tertutup apapun. Jari-jari tadi merayap masuk dan menyentuh dinding kewanitaanku sehingga birahiku naik dengan sangat cepat. Tiba-tiba aku merasakan benda tumpul dan basah, yang kuduga itu adalah sebuah lidah, mulai menyentuh bagian dalam vaginaku.
Saat itulah aku pura-pura mulai tersadar lalu membuka kedua mataku dengan pelan.
“Eennngghh… Kuraaaang ajaaaarr!!” teriakku pura-pura marah agar tidak terkesan seperti aku yang menginginkannya.
“Toloong Paak…!! Ja-jangaaan!! Jaaangaaa… Mmmmmhhh…!!!” kataku terputus karena tiba-tiba mulutku dibekap oleh seseorang yang tadi ada di belakangku.
Aku melanjutkan sandiwaraku dengan terus meronta-ronta karena tidak ingin menjatuhkan harga diriku di depan mereka. Rupanya Pak Diman dan Pak Jono yang memainkan kedua buah payudaraku, sedangkan Pak Bara asyik menikmati vaginaku dengan lidahnya.
“Pantes aja ada rasa gelinya…” pikirku dalam hati karena kumis Pak Bara terus menggesek-gesek bibir luar vaginaku sehingga menimbulkan sensasi yang berbeda.
Akhirnya aku benar-benar larut dalam kenikmatan yang sedang melanda diriku. Tubuhku serasa lemas tak berdaya membiarkan mereka menjarah seluruh bagian tubuhku. Aku benar-benar terbuai dikeroyok seperti ini. Melihatku semakin pasrah, Pak Diman dan Pak Jono mulai mengangkat kaosku ke atas hingga kedua payudaraku terlihat.
“Waaaah teteknya Neng Tita mulus bangeeet!!” komentar Pak Diman yang tepat berada di depan payudara kananku.
“Bener Pak Diman!! Udah pahanya mulus, teteknya putih lagi…” tambah Pak Jono ikut mengomentari payudaraku yang putih mulus terpampang dengan jelas di depan matanya.
“Mendingan Neng Tita nurut sama kita-kita aja deh! Daerah sekitar sini kan udah pada sepi… Jadi percuma aja kalo mau teriak…” kata Pak Wawan dengan nada sedikit mengancam.
Aku hanya bisa menganggukkan kepala tanda setuju walaupun masih sedikit terkejut dengan ancaman Pak Wawan tadi. Karena yakin sudah menguasaiku, pelan-pelan Pak Wawan melepaskan bekapannya pada mulutku sehingga aku merasa sangat lega. Baju yang tadinya masih menempel pada bahuku mulai dilepas oleh Pak Wawan hingga kini aku pun sudah dalam keadaan telanjang bulat.
Melihat diriku yang sudah pasrah tak berdaya mereka mulai mengerubuti dan menggerayangi tubuhku. Pak Diman dan Pak Jono meremas-remas kedua payudaraku dengan brutal sehingga membuat tubuhku merasa panas dingin. Tidak cukup puas hanya meremas-remas buah dadaku saja, Pak Diman kemudian menghisap payudaraku yang sebelah kanan, sedangkan Pak Jono mengenyot payudara bagian kiriku.
“Aaaaaaaaaaaah….” aku berteriak akibat perlakuan mereka pada tubuhku.
“Teteknya Neng Tita emang manteb banget dah!!” ujar Pak Diman.
Kelihatannya Pak Bara sama sekali tidak tertarik dengan apa yang dilakukan oleh teman-temannya terhadap tubuh bagian atasku. Dia masih terlihat menikmati bibir luar hingga rongga dalam vaginaku lalu melakukan jilatan-jilatan dan menyedotnya. Tubuhku menggelinjang merasakan birahi yang memuncak karena merasa geli sekaligus nikmat di bawah sana.
“Memek cewek jaman sekarang emang enaaak…!! Emmmhh… Udah gitu wangi banget lagiii…!! Sluuuurp…” kata Pak Bara di sela-sela menikmati vaginaku.
“Jilatiiiin terrrrusss vaginaaa sayaaa Paaak!!! Ooooooohhh… Aaaaaaahhh…” aku mengerang-erang keenakan.
Sekarang Pak Diman, Pak Jono dan Pak Bara sudah mendapatkan jatah mereka masing-masing. Pak Wawan yang sepertinya juga tidak ingin ketinggalan mulai menciumi leher mulusku yang semakin menggiurkan karena basah oleh keringat. Rambutku yang dalam keadaan terikat memudahkan Pak Wawan untuk melanjutkan aksinya dengan menjilati leher, telinga serta tengkukku.
“Eeeeeemmhhh…. Eeeeemmmhhh… Aaaaaaaaahh” erangku ketika mulai dikeroyok oleh mereka berempat.
Setelah Pak Wawan puas bermain di bagian leherku, dia menarik kepalaku dengan perlahan ke arah belakang sehingga kepalaku agak mendongak ke atas. Dengan penuh nafsu Pak Wawan langsung mencumbu serta melumat bibirku, lalu dia menyelipkan lidahnya masuk ke dalam mulutku hingga aku gelagapan. Walaupun bau nafas Pak Wawan sungguh tidak enak, tetapi yang bisa kulakukan hanyalah membuka mulutku dan membiarkan Pak Wawan memainkan lidahnya di dalam mulutku.
Kini, tubuhku sudah seperti boneka bagi mereka, karena mereka bisa berbuat sesuka hati terhadap tubuhku. Mereka menikmati jatah mereka dengan penuh nafsu. Pak Diman dan Pak Jono terus menjilati kedua buah payudaraku serta menggigit kecil kedua putingku putingku yang sudah menegang itu. Pak Wawan terus menerus memainkan lidahnya di dalam mulutku, dan aku juga membalasnya dengan memainkan lidahku sehingga lidah kami saling membelit. Aku dapat merasakan kalau ludah kami berdua menetes-netes di sekitar bibir karena kami berciuman sangat lama.
Dikerubuti dan dirangsang sedemikan rupa membuat aku merasakan gejolak yang luar biasa melanda tubuhku tanpa bisa kukendalikan.
“Ooooh… Aaaaaaaaah… Nngggg… Aaaaaaaaagh…” aku mengerang dan menjerit keenakan.
Pak Bara kini semakin membenamkan kepalanya di antara kedua pahaku, dan karena agak geli akupun merapatkan kedua pahaku sehingga kepala Pak Bara terhimpit oleh kedua paha mulusku.
“Enak ya Neng Tita… Sluuuurrpp… Dijilatin Bapak? Eehmmm… Sluuurrp…” tanya Pak Bara tanpa menghentikan jilatan dan hisapannya pada vaginaku terlebih dahulu.
“Eeeeenak bangeeeet Paaak…!!” aku terus mendesah nikmat.
Terus-terusan menerima serangan birahi secara bersamaan dari empat orang pria yang berbeda pada daerah sensitifku, aku jadi tidak kuat menahan lama-lama. Sehingga dalam waktu beberapa menit saja tubuhku sudah seperti tersengat arus listrik yang menandakan kalau sebentar lagi aku akan mencapai orgasme.
“Paaak Baraaaa… Saayaaaa mauuu keluaaaarr!! Aaaaaaaaaaaah….!!!” aku berteriak kencang melampiaskan rasa nikmat di dalam tubuhku.
Tidak lama kemudian cairan orgasmeku mengalir keluar dari vaginaku. Tubuhku mengejang hebat lalu kedua pahaku menjepit kepala Pak Bara dengan sangat kencang. Pak Bara yang berada tepat di depan lubang vaginaku semakin liar menjilati vaginaku yang sudah sangat basah oleh cairanku tadi.
‘Slurrpp… Sluurrrpp…’ cairanku yang mengalir deras dilahap oleh Pak Bara dengan rakus.
“Wiiiiiih!! Cairan memeknya Neng Tita manis banget kayak orangnya…!!” komentar Pak Bara.
Setelah cairanku sudah hampir habis dihisap oleh Pak Bara, ketiga Bapak yang tadi masih sibuk dengan bagiannya masing-masing langsung menghentikan aktivitas mereka. Mungkin karena penasaran, mereka bertiga mendekat ke arah vaginaku untuk bergantian menikmati manisnya cairanku.
“Mmmmmmhhhh…” desahku menerima jilatan demi jilatan pada sisa-sisa cairan orgasmeku yang masih ada di sekitar bibir vaginaku hingga mereka semua kebagian.
Karena masih merasa lemas akibat perlakuan mereka, aku menyenderkan tubuhku pada dinding pos jaga. Keempat Bapak ini sepertinya mengerti dengan keadaanku lalu mengisi waktu luang mereka dengan minum kopi. Setelah beristirahat sebentar, aku merasa tubuhku sudah lebih kuat. Aku yang masih belum merasa terpuaskan malah berpikiran untuk bersetubuh dengan mereka.
“Sekarang Bapak-Bapak mau ngapain saya lagi?” tanyaku menantang.
“Kalo Bapak sih pengen banget ngentot sama Neng Tita…!!” jawab Pak Jono dengan penuh semangat.
“Ba-bapak juga!!!”… “Iya!! Bapak juga mau dong!!”… “Bapak apalagi Neng…!!” ujar Bapak-Bapak yang lain seolah tidak mau ketinggalan menikmati tubuhku.
Reaksiku hanya tersenyum, lalu kupasang posisi pasrah dengan membuka kedua pahaku lebar-lebar siap disetubuhi siapapun yang ada disitu. Namun ternyata reaksi mereka sungguh di luar dugaanku. Bapak-Bapak ini hanya diam saja dan tidak terlihat bersiap untuk melakukan seperti yang mereka inginkan tadi. Mungkin juga karena keempat Bapak ini tidak pernah menyangka kalau aku akan mau mengabulkan permintaan mereka begitu saja.
“Ayo dong Bapak-Bapak jangan pada bengong aja…! Katanya mau gituan?” tanyaku yang sudah menjadi semakin liar.
“Beneran nih nggak apa-apa kalo kita entotin Neng Tita rame-rame?” tanya Pak Jono dengan wajah tidak percaya.
“Beneran kok Pak! Masa saya bercanda sih…” jawabku dengan nada serius.
“Wah Bapak-Bapak!! Yang punya udah ngebolehin tuh!!” kata Pak Jono dengan wajah senang sekaligus masih terlihat keheranan mendengar jawabanku barusan.
“Memeknya Neng Tita baru diemut aja udah enak… Apalagi kalo dientot… Hehehe” tambah Pak Bara.
Karena tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan di depan mata, mereka semua langsung membuka pakaian dengan terburu-buru. Bapak-Bapak ini pasti sudah sangat tidak sabar ingin merasakan kehangatan vaginaku yang sudah kupasrahkan untuk mereka semua. Untuk lebih merangsang mereka lagi, kubuka ikat rambutku sehingga rambutku kini terurai sampai menyentuh bahu. Beberapa menit kemudian keempatnya sudah dalam keadaan telanjang bulat dengan penis mengacung tegak menghadap seorang gadis yang sepantasnya menjadi anak mereka.
“Ya ampun gede-gede banget…!!” ujarku dalam hati.
Tanpa sadar mulutku menganga karena tentu saja aku kaget sekaligus kagum dengan ukuran penis milik Bapak-Bapak ini yang berukuran sekitar 17-18 cm dengan diameter yang sangat besar. Mungkin juga karena selama ini aku baru melihat penis yang ukurannya hanya mencapai 15 cm saja dan jauh lebih kurus dibandingkan penis di hadapanku sekarang. Aku juga masih sempat memperhatikan, betapa kulit keempat Bapak ini hitam dan kasar bila dibandingkan dengan kulitku yang putih mulus.
“Neng Tita pasti bakalan keenakan dientot sama kita-kita deh…” kata Pak Diman kepadaku.
Tadinya aku sempat merasa takut memikirkan Bapak-Bapak yang memiliki penis berukuran raksasa ini akan menjarah habis vaginaku. Namun ternyata membayangkan semua itu malah membuat aku terangsang hebat dan gairahku naik tak terkendali. Aku tanpa sadar menanti dan berharap mereka akan memberikanku kenikmatan melebihi yang baru saja melandaku.
“Siapa yang mau duluan ngentotin Neng Tita?” tanya Pak Bara yang terlihat mengalah dan memberi kesempatan kepada teman-temannya.
“Saya dulu deh… Napsu saya udah di ubun-ubun nih…!!” jawab Pak Wawan.
“Enak ajah…!! Saya juga udah lama pengen ngentotin Neng Tita…!!” teriak Pak Diman tidak mau kalah.
“Nggak bisa…!! Saya yang duluan dong…!! Kan tadi saya yang pertama kali bilang pengen ngentot sama Neng Tita…!!” ujar Pak Jono yang nampaknya sudah sangat tidak sabaran lagi untuk dapat menyetubuhiku.
Layaknya sekumpulan anak kecil yang sedang berebut mainan, mereka semua tidak mau kalah ingin menjadi yang pertama kali mencobloskan penis mereka ke dalam vaginaku yang masih sangat sempit walaupun sudah tidak perawan lagi. Sepertinya mereka tidak pernah habis pikir betapa beruntungnya berkesempatan mencicipi tubuh seorang gadis muda.
“Udah dong Bapak-Bapak jangan pada rebutan gitu…!!” kataku dengan nada kesal melihat tingkah mereka.
“Ja-jangan marah dong Neng Tita. Iya deh kami semua nggak bakal berebutan lagi…” jawab Pak Wawan sedikit gugup.
“Ya udah… Biar adil gimana kalau saya aja yang milih?” tanyaku.
“Boleh juga idenya Neng Tita tuh!” kata Pak Jono.
Aku melihat ke arah penis mereka berempat dan aku menemukan kalau penis Pak Bara adalah yang paling besar di antara yang lain, hitam serta dipenuhi urat-urat menonjol. Maka aku memilih penis Pak Bara untuk mengisi liang vaginaku, lalu aku memilih penis milik Pak Wawan yang tidak kalah besar untuk aku hisap.
“Maap ya Bapak-Bapak saya duluan…!! Kalo udah rejeki nggak bakalan kemana deh… Hahaha…” kata Pak Bara sambil tertawa penuh kemenangan.
“Ayo ke sini Neng…” ajak Pak Bara yang sudah berada di atas tikar.
Tanpa perlu disuruh lagi, aku mendekati Pak Bara yang sudah kelihatan bernafsu sekali melihat kemulusan tubuhku yang terlihat seksi karena penuh dengan keringat, tidak hanya karena udara di dalam yang memang gerah, namun juga karena perlakuan mereka terhadapku tadi. Kemudian aku naik ke atas tubuh Pak Bara lalu membimbing penisnya untuk masuk ke dalam vaginaku.
“Saya masukin penis Bapak pelan-pelan dulu ya…” aku berkata kepada Pak Bara yang hanya mengangguk sambil tersenyum memandangi wajahku.
Karena kondisi di dalam vaginaku mulai mengering akibat cairan orgasme yang keluar tadi sudah habis dihisap oleh Pak Bara dan ketiga Bapak-Bapak yang lain, ditambah ini adalah pertama kalinya vaginaku dimasuki oleh penis berukuran besar, maka penis Pak Bara sangat sulit untuk masuk sepenuhnya.
“Heeeemhhh…” aku merasa bagian dalam vaginaku sudah benar-benar penuh dengan batang besar milik Pak Bara yang baru menancap setengahnya.
Batang penis Pak Bara itu membuat liang vaginaku terasa begitu sesaknya. Urat-urat pada batang penis itu berdenyut- denyut menambah sensasi yang kurasakan. Vaginaku memang belum pernah merasakan dimasuki oleh batang penis yang begitu besar dan kokoh seperti ini.
“Aaaaaah… Memeknyaaa sempiiiit bangeeet!! Untung banget deh gue bisa ngentotin Neng Tita!! Eemmhh… Oooohh…” komentar Pak Bara.
“Oooooohhh… Aaaaaahhhh… Enaaaakkk bangeeeeet Paaak…!!” erangku karena tidak kuat merasakan sensasi luar biasa yang ditimbulkan dari tusukan penis Pak Bara pada vaginaku.
Pak Bara membiarkanku agar terbiasa dengan ukuran penisnya. Namun tetap saja penisnya belum dapat masuk semuanya ke dalam vaginaku. Untungnya vaginaku tidak terasa perih sehingga aku dapat menikmatinya. Di saat yang bersamaan Pak Bara juga menjilati payudaraku dan menggesek-gesekkan kumisnya ke putingku yang membuat birahiku semakin memuncak.
“Aaaaaaaaaahhhh…” aku semakin mendesah menerima sodokan penis sekaligus jilatan pada payudaraku.
Kemudian aku menggoyangkan pinggulku dengan liar diatas penis Pak Bara. Dia hanya bisa meringis dan mengerang, terutama saat aku membuat gerakan meliuk yang membuat penisnya seolah-olah dipelintir olehku. Aku bahkan semakin terangsang ketika melihat ekspresi kenikmatan di wajah Pak Bara.
“Aaaaahhhh…!! Ooohhhh… Aaahhkkhhhh…!!” erangku dengan mata tertutup.
Di tengah-tengah persetubuhanku dengan Pak Bara, aku masih sempat melihat Pak Jono dan Pak Diman sedang mengocok penis mereka sendiri. Sepertinya mereka berdua sudah sangat terangsang melihat pemandangan menggiurkan di depan mereka sekaligus tidak sabar ingin mencicipi tubuhku.
“Sepongin kontol Bapak dong Neng. Daripada mulutnya nganggur…” tiba-tiba Pak Wawan berdiri di hadapanku dengan senyum yang memuakkan sambil mengarahkan penisnya ke arah wajahku.
Dengan tidak sabaran, Pak Wawan menjejali mulutku dengan penisnya, penis itu ditekan-tekankan ke dalam mulutku hingga wajahku hampir terbenam pada bulu-bulu kemaluannya. Aku sempat mengernyitkan dahiku menahan mual karena bau penisnya yang sangat menyengat. Namun setelah beberapa lama menghisap penis Pak Wawan, aku pun sudah mulai bisa menikmatinya.
“Gilaaaa!! Maanteebb bangeeet sepongan kamu Neng…!!!” ceracau Pak Wawan.
Aku pun menelan penis Pak Wawan hingga menyentuh daging lunak di tenggorokanku. Kedua buah zakarnya juga aku pijati lembut dengan jari-jari tanganku yang membuat pemiliknya semakin mendesah tidak karuan karena menikmati pelayanan dari mulut serta tanganku sekaligus.
“Oooohhh… Eeenak bangeeet!! Masih muda tapi udah jago bangeeet nyepongnyaaa…” teriak Pak Wawan keenakan.
Seperti tidak mau kalah dengan Pak Bara, Pak Wawan pun juga ikut menyetubuhi mulutku. Dia memaju-mundurkan pantatnya dan merasakan sentuhan dari rongga mulutku. Setelah beberapa menit kumainkan di dalam mulutku, penis Pak Wawan mulai berkedut-kedut.
Dan tidak lama kemudian Pak Wawan berteriak “Neng Titaaaaaa!! Oooooh… Enaaaaaak…!! Bapaaaak keluaaaaaar!!”
‘Croot… Croot… Crooot’ semburan hangat sperma milik Pak Wawan akhirnya keluar di dalam mulutku hingga membasahi kerongkongan.
“Aaaaaaaaaaagh… Oooooooooh…” Pak Wawan melenguh panjang dan meremas-remas rambutku
“Eeeeemmmmhhh… Sluuuuurp… Sluuurrpp…” aku menikmati sperma milik Pak Wawan yang keluar sangat banyak sehingga aku harus buru-buru menelannya agar tidak ada yang tumpah.
“Neng Tita cakep-cakep doyan nelen peju…!! Huahahahaha…” komentar Pak Jono sambil tertawa keras melihatku dengan rakusnya membersihkan sisa sperma yang masih menempel di penis Pak Wawan.
“Mana nyangka kalo cewek yang mukanya alim kayak Neng Tita ternyata nggak beda sama jablai yah…!!” Pak Diman ikut berkomentar.
Aku memang sudah benar-benar larut di dalam pesta seks ini sehingga tidak peduli lagi bahwa di mata mereka aku berubah dari seorang gadis yang alim menjadi seperti pelacur murahan.
“Sepongannya Neng Tita emang hebaaat bangeeeeet!! Pasti udah sering ngisep kontol pacarnya ya Neng…” komentar Pak Wawan yang
Tergiur dengan apa yang aku lakukan terhadap penis Pak Wawan, tidak lama kemudian Pak Jono dan Pak Diman langsung mendekat dan berjalan ke depanku lalu mereka menyodorkan penisnya masing-masing ke arah mulutku. Seperti halnya penis Pak Wawan, bau kedua penis ini sungguh tidak enak. Namun karena sudah dalam keadaan terangsang, tanpa ragu lagi aku pun mulai mengocok penis Pak Jono serta mengulum penis Pak Diman secara bersamaan.
“Aaaaaaaahhh… Terrruuuusss Neeeng Titaaaaaa…!!” erang Pak Diman ketika aku sedang mengemut kepala penis serta menyentil-nyentilkan lidahku ke lubang air seninya.
“Neng Tita… Jangan punya Pak Diman doang yang diisepin… Gantian ngemut kontol saya juga dong…!” protes Pak Jono.
“Halaah… Pak Jono jangan ngiri gitu dong…! Pasti Neng Tita doyan nyepong kontol saya soalnya lebih gede…! Bener kan Neng? Huahahaha…” ujar Pak Diman yang sepertinya tidak rela apabila harus berbagi dengan temannya.
Sebenarnya pertanyaan yang diberikan oleh Pak Diman tadi memang benar. Namun untuk mencegah agar jangan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan aku bersikeras untuk tidak menjawabnya. Aku lalu bergantian memaju-mundurkan batang kejantanan Pak Diman dengan tanganku secara perlahan, sementara mulutku menghisap penis Pak Jono.
“Aduuuh… E-enaaaak bangeeeet Neng!! Aaaaaaaaaah…” kata Pak Jono dengan bergetar.
“Mmmmmhh… Ceeepp… Cckkk… Sluuuurp…” mulutku terus berdecak-decak ketika mengulum secara bergantian kedua batang penis berwarna hitam dan berbau tidak sedap ini.
Mungkin karena aku sudah lama tidak menerima serangan sekaligus seperti ini, aku pun cepat mencapai orgasme hanya dalam waktu kurang dari 10 menit.
“Ooooooooohh… Aaaaaaggggh…” sambil melepas sebentar hisapanku pada penis Pak Jono aku pun mengerang panjang karena tidak tahan dengan nikmat yang mendera.
Karena vaginaku sudah licin oleh cairan orgasme, maka penis Pak Bara dapat amblas sepenuhnya. Aliran cairan vaginaku tertahan oleh penis Pak Bara yang sedang keluar masuk vaginaku sehingga berbunyi setiap kali Pak Bara memasukkan penisnya ke dalam vaginaku.
Penis itu terasa seperti sedang menyodok bagian terdalam dari vaginaku, mungkin itu rahimku. Aku hanya bisa mengerang tanpa berani menggeliat, walaupun aku merasakan sakit yang bercampur nikmat.
“Ooooh sempiiit bangeeet Neeeng…!! Enaknyaaa… Beda banget sama punya bini sayaaa… Aaaaaaah…” Pak Bara mulai meracau keenakan.
Namun untung saja aku masih dapat mengimbangi kekuatan Pak Bara walaupun sudah mengalami dua kali orgasme. Sementara itu Pak Diman dan Pak Jono menarik penis mereka dari mulutku karena mereka pasti tidak ingin cepat mencapai orgasme.
“Mmmmhhhh… Aaaaaaaaahhhh…!!!” aku mengeluarkan desahan yang sempat tertahan karena tadi mulutku penuh dengan penis.
“Aaaaaah… Enaaak bangeeeet memek kamu Neng…! Kalo tau gini udah Bapak entotin dari dulu…!” ujar Pak Bara sambil terus menusuk penisnya dari arah bawah.
Akhirnya kurang dari 5 menit setelah aku mencapai orgasmeku yang kedua tadi, aku merasakan penis Pak Bara yang sedang mengisi vaginaku mulai berdenyut-denyut menandakan kalau Pak Bara akan mencapai orgasme. Pak Bara mempercepat sodokan penisnya terhadap vaginaku yang membuatku merasa sedikit perih karena penis besarnya itu keluar masuk dengan cepat dan kuat padahal lubang vaginaku masih sangat sempit. Namun setelah terbiasa akhirnya aku menemukan rasa nikmat dibalik rasa perih itu.
“Aaaaahhhh… Neng Titaaaaa!! Bapaaakkk… Keluuaaaaaaarrrr!!!” teriak Pak Bara.
“Keluariiiin di daleeem ajaaa Pak…!! Aaaaaaaaah…” pintaku dengan lirih.
“I-iyaaaa Neng…! Enaaaaakk!!! Aaaaaaaaaaahh…!!” teriakan Pak Bara semakin lepas.
Dan tidak lama kemudian, Pak Bara sudah menyemburkan spermanya yang hangat ke dalam rahimku. Ketika nafas Pak Bara mulai tersengal-sengal, dia memutuskan untuk menghisap-hisap payudaraku dengan mulutnya sambil menunggu penisnya memuntahkan semua isinya ke dalam vaginaku. Lama-kelamaan semburan sperma Pak Bara semakin melemah hingga akhirnya berhenti sama sekali.
Baru sekitar 2 menit aku mengatur nafas dan tenagaku untuk menghadapi Pak Diman dan Pak Jono, ternyata Pak Bara mau aku bersimpuh di hadapannya lalu bertumpu dengan kedua lututku. Aku yang sudah mengerti maksud Pak Bara, langsung mengambil penisnya yang masih berlumuran sperma dan juga cairan vaginaku, kemudian membersihkan penis Pak Bara hingga spermanya tak tersisa lagi.
“Neng Tita bener-bener luar biasa…! Baru kali ini Bapak ngeluarin peju segini banyaknya…” ujar Pak Bara.
“Pak… Saya kan udah bersihin sperma Bapak sampai nggak ada sisanya nih… Sekarang saya mau main sama yang lain dulu yah…” pintaku dengan lembut kepada Pak Bara.
“Ya udah sekarang Bapak mau istirahat dulu deh Neng…” jawab Pak Bara.
“Pak Bara kalo mau ngobrol entar aja…!! Saya udah kebelet pengen ngentotin Neng Tita nih!!” teriak Pak Diman.
“Iya… Iya…! Sekarang gantian Pak Diman yang sikat memeknya Neng Tita sana…!” kata Pak Bara sambil menggenggam penisnya yang masih tegang lalu berpakaian kembali.
“Sekarang Neng Tita rebahan yah…” perintah Pak Diman.
Tampaknya kali ini giliran aku yang ada di posisi bawah. Setelah menuruti perintah Pak Diman, aku pun menekuk kedua kakiku lalu melebarkannya untuk bersiap disetubuhi oleh Pak Diman dan Pak Jono. Melihat pemandangan tersebut, kedua Bapak itu malah diam sejenak untuk mengagumi keindahan vaginaku yang masih rapat dan tanpa bulu itu dengan wajah penuh birahi.
Mungkin karena sebelumnya sudah ada kesepakatan di antara Pak Diman dengan Pak Jono, maka Pak Diman yang akan mengambil giliran selanjutnya untuk menyetubuhiku. Aku pun menyibakkan bibir vaginaku untuk mengundang penis Pak Diman agar segera masuk ke dalam.
“Ngimpi apaan saya semalem bisa ngentot sama Neng Tita…” kata Pak Diman dengan noraknya.
Lalu tanpa berbasa-basi lagi, Pak Diman segera menyergap dan menindih tubuh mungilku. Dengan penuh nafsu Pak Diman menjejalkan penisnya yang tidak kalah besar dari milik Pak Bara ke dalam vaginaku. Kedua mataku terbelalak merasakan kembali sesaknya vaginaku. Kemudian Pak Diman diam sejenak untuk menikmati liang vaginaku yang terasa begitu hangat dan sempit.
“Enaaaak bangeeet memeek kamu Neng!! Udaah lamaaa Bapaaak pengeen ngerasain memeeek Neng Titaaaaa…” sambil menyetubuhiku Pak Diman terus memuji vaginaku.
Karena sekarang vaginaku sudah banjir dengan cairanku serta sperma Pak Bara, maka penis milik Pak Diman dapat lebih mudah untuk masuk ke dalam vaginaku. Kini vaginaku sudah dimasuki oleh penis yang berukuran besar untuk kedua kalinya. Namun aku sungguh menikmatinya dengan penuh penghayatan, sampai-sampai dengan tidak sadar aku menutup mataku.
“Oooohh… Aaaahhh… Teeruuss Paaaak…!! Uuuummhhh…” aku semakin menggila saat Pak Diman mulai menggerakkan penisnya di dalam vaginaku.
“Ooohh… Memeknya Neng Titaaa sempiiit bangeeet!! Kontol saya kayaak diurut-uruuuut!!” wajah Pak Diman yang buruk rupa itu terlihat keenakan.
Penis itu terasa seperti sedang menyodok bagian terdalam dari vaginaku. Aku hanya bisa mengerang tanpa berani menggeliat, walaupun aku merasakan sakit yang bercampur nikmat. Tanpa sadar, kakiku melingkari pinggang Pak Diman, seakan tidak ingin penisnya terlepas. Sekarang kedua tangan Pak Diman mulai menggenggam kedua payudaraku lalu meremasinya dengan agak kasar.
“E-eeenak bangeeet ngentotiiin Neng Titaaa…!! Ooooooh…” Pak Diman terus meracau di sela-sela persetubuhan kami.
“Aaaaaahhh… Oooooohh… Mmmmhhhhhhhh…” desahku karena tidak bisa menahan rasa nikmat yang menyerang.
Karena sudah tidak sabar menunggu, Pak Jono mulai menaruh penisnya di depan mulutku yang masih belepotan sperma dari Pak Wawan dan Pak Bara. Tanpa malu-malu lagi aku memegang penis yang sudah sangat tegang itu. Lidahku ikut bermain-main dan menjilati batang penisnya yang tegak mengacung. Dengan terpaksa aku mulai membenamkan penis Pak Jono yang hanya masuk sebagian ke dalam mulutku lalu mengulumnya hingga pipiku terlihat cekung ke dalam.
Aku sempat melirik ke arah Pak Wawan dan Pak Bara sudah duduk memakai celana panjang mereka sambil menghisap rokok dan meminum kopi dengan tontonan mereka yang lebih seru dibandingkan Piala Dunia, yaitu aku yang sedang dikerubuti oleh dua orang lelaki berkulit hitam alias Pak Diman dan Pak Jono.
Baru beberapa menit aku melakukan oral seks, Pak Jono ternyata sudah mencapai klimaks.
“Uhuuuk!! Uuuhuuuuuk…!!” aku yang tidak menyangka kalau penis Pak Jono akan ejakulasi secepat itu sempat tersedak, hingga sebagian sperma tersebut menetes keluar dari mulutku.
Namun seperti sudah ketagihan, aku terus berusaha untuk melahap, menjilati dan mengulum penis itu hingga bersih dari sisa-sisa sperma yang masih menempel.
“Aaaaaaaaagghh…!!” Pak Jono hanya dapat melenguh pasrah menikmati layanan lidah dan mulutku tanpa dapat berkata apa-apa.
“Lho kok Pak Jono udah keluar aja? Nggak tahan sama sepongannya Neng Tita yah? Apalagi kalo sama memeknya yang masih seret Pak…” kata Pak Bara dengan nada sedikit mengejek disambung tawa Pak Wawan yang duduk di sebelahnya.
Walaupun Pak Jono berusaha untuk tidak mendengarkan komentar dari teman-temannya, namun tetap saja aku dapat melihat wajahnya yang tersipu malu.
Sementara itu Pak Diman masih terus menggerakkan penisnya ke dalam vaginaku dengan sangat cepat. Saat itu yang dapat terdengar hanyalah suara gesekan penis dengan vagina serta suara desahan nafasku dan Pak Diman yang saling memburu. Sambil menggenjot dia juga bergantian menjilati daerah leher dan payudaraku. Apa yang dilakukan olehnya semakin membakar sensasi seksual tubuhku yang terus menggeliat penuh nikmat.
Sodokan demi sodokan Pak Diman benar-benar luar biasa, seolah memompa gairahku menuju orgasme. Keringat Pak Diman sampai jatuh membasahi tubuhku yang juga tidak kalah basah oleh keringat.
“Aaaaaaaaaaaaahh… Sayaaaaaa keluaaaaarr Paaaak…!!” karena sudah tidak tahan lagi aku melepaskan orgasmeku yang ketiga.
“Oooooohh… Sa-sayaaaa jugaaaaa keluaaaaar Neeeeng…!! Ooooooh…!!!” erang Pak Diman panjang ketika memuntahkan cairan putihnya ke dalam vaginaku bersamaan dengan orgasmeku yang sudah kutahan-tahan dari tadi.
“Eeenngghhh… Eeeemmhhh…” tubuhku mengejang sambil tetap melingkarkan kedua kakiku pada pinggang Pak Diman.
Vaginaku kini terasa hangat oleh semburan sperma milik Pak Diman yang bercampur dengan cairan orgasmeku. Kini daerah sekitar vaginaku yang sudah basah semakin banjir saja oleh sperma, sampai-sampai cairan itu meleleh di kedua pahaku.
“Heeeeeehh… Heeeeeeehh…” nafasku sampai tersengal-sengal karena sudah berulang kali mencapai orgasme.
“Oohh… Enak bener deh memeknya Neng Tita…!!” ungkap Pak Diman ketika sedang mencabut penisnya yang sudah tidak meneteskan sperma lagi.
Pak Diman dan Pak Jono yang sudah selesai menuntaskan nafsu setan mereka kepadaku juga masih terlihat terengah-engah. Sambil mengatur nafas, Pak Jono mencium dan menjilati leherku yang penuh butiran keringat dengan lembut, sedangkan Pak Diman yang tadinya ingin melumat bibirku, namun aku menolaknya karena mau mengatur nafasku dulu, kembali meremas-remas kedua buah payudaraku.
Setelah nafas kami bertiga sudah normal kembali, mereka berdua berjalan untuk mengambil pakaiannya masing-masing. Sedangkan aku berdiri dan bersiap memakai baju serta celana pendekku yang berserakan di depan TV yang sudah tidak menayangkan acara bola lagi.
“Udah dulu yah Bapak-Bapak. Saya mau pulang nih…” aku pamit kepada mereka semua yang masih terlihat kelelahan.
“Jangan pulang dulu dong Neng Tita!” Pak Bara melarangku pergi sambil memegang tanganku.
“Emangnya Bapak-Bapak masih belum puas?” tanyaku.
“Iya!!” jawab mereka hampir bersamaan.
“Tapi kan Bapak-Bapak udah pada lemes kayak gitu. Lagian saya juga udah capek banget nih…” kataku berharap mereka mau mengerti.
“Bentaran juga udah kuat lagi kok Neng…” kata Pak Wawan yang sepertinya masih penasaran karena dia memang belum merasakan bersetubuh denganku.
“Aduh gimana ya? Udah malem banget nih Pak…” aku berusaha mencari alasan untuk menolak permintaan mereka.
“Ayo dong… Neng Tita mau kan?” pinta Pak Wawan dengan memelas.
“Iya Neng!! Kan dingin kalo cuma kami berempat. Kalo ada Neng Tita kan bisa bikin kita-kita jadi anget…” tambah Pak Diman.
“Bapak kan juga belom ngerasain ngentot sama Neng Tita…” sambung pak Jono lagi.
“Ya udah boleh deh. Asal Bapak-Bapak semua mau janji nggak bakal ceritain hal ini sama orang lain. Gimana?” tanyaku.
“Yah kalo itu mah nggak usah disuruh Neng! Masak iya kami mau bilang-bilang sih…” jawab Pak Wawan menyanggupi.
Karena terlanjur menyanggupi permintaan bapak-bapak ini, aku yang baru mengenakan celana dalamku mulai melepaskannya lagi, hingga kini tubuhku sudah dalam keadaan bugil. Penis milik Pak Wawan, Pak Diman, Pak Bara dan Pak Jono yang tadinya sudah dalam keadaan lemas mulai mengeras lagi karena melihat tubuh putih mulusku yang tidak tertutup sama sekali.
Kemudian aku mulai memanggil mereka satu per satu dan membiarkan vaginaku menjadi bulan-bulanan lidah mereka. Bahkan ketika masing-masing sudah mendapatkan jatah untuk mencicipi vaginaku, mereka berempat kembali menjilati seluruh tubuhku sehingga berlumuran air liur mereka.
“Maen lagi yuk Neng Tita…” pinta Pak Wawan tidak sabaran.
“Silakan Bapak-Bapak nikmatin tubuh saya sepuasnya…” kataku mengijinkan.
Lalu dimulailah pelampiasan nafsu bejat empat orang pria tua terhadapku. Kali ini aku disetubuhi oleh empat Bapak-Bapak itu secara bergiliran. Mulai dari Pak Wawan, Pak Jono lalu Pak Diman dan yang terakhir oleh Pak Bara. Mereka juga menikmati tubuhku dengan berbagai posisi.
Karena mereka sangat menikmati himpitan vagina serta teknik oral seks-ku, maka mulai dari vagina, mulut bahkan seluruh tubuhku terus-menerus disemprot sperma oleh mereka berempat. Aku juga sudah tidak bisa menghitung lagi berapa kali aku mengalami orgasme. Setelah sudah benar-benar kelelahan, kami yang masih dalam keadaan bugil beristirahat sembari minum air dan mengobrol.
“Gimana Bapak-Bapak? Udah puas kan sekarang?” tanyaku di tengah-tengah obrolan kami.
“Puas bangeeeet…!! Abisnya udah Neng Tita cakep… Memeknya rapet lagi…!!” jawab Pak Diman dengan cepat.
“Neng, kan dari tadi peju kami berempat dikeluarinnya di dalem… Apa Neng Tita nggak takut hamil?” tanya Pak Bara yang paling banyak menyemprotkan spermanya ke dalam vaginaku.
“Emang Bapak-Bapak nggak mau tanggung jawab kalau nanti saya hamil?” tanyaku memasang wajah serius.
Dengan seketika wajah mereka langsung terlihat pucat mendengar pertanyaanku barusan.
“Hihihi… Bapak-Bapak tenang aja… Saya lagi nggak subur kok sekarang…” tentu saja aku tidak dapat menahan tawa melihat raut muka mereka berempat yang sedang ketakutan.
Akhirnya mereka semua ikut tertawa lega setelah sadar kalau yang kutanyakan tadi hanya sekedar gurauan saja.
“Bapak-Bapak, saya pamit pulang dulu yah. Udah malem banget nih…” ujarku seraya melihat jam di HP-ku yang sudah menunjukkan pukul 12 malam.
“Tapi kapan-kapan Neng Tita mau nemenin kami jaga lagi kan?” tanya Pak Diman.
“Boleh aja Pak. Asalkan yang lagi jaga Bapak-Bapak berempat…” jawabku sembari memakai pakaianku.
“Gampang! Itu mah bisa Bapak atur!” jawab Pak Bara yang memang bertugas mengatur jadwal jaga.
“Tapi jangan keseringan yah Pak! Lama-lama saya bisa hamil dong…” candaku.
“Hehehe… Pokoknya beres deh Neng!” jawab Pak Wawan sambil tertawa.
“Ya udah saya pulang dulu ya Bapak-Bapak…” kataku sambil bergegas keluar pos jaga karena takut mereka ingin menikmati tubuhku lagi.
“Hati-hati ya Neng…!!” teriak mereka serempak.
Aku pun langsung berlari menuju rumah karena suasana di sekitar rumahku sudah sangat sepi dan gelap. Dalam perjalanan pulang aku sempat mengingat kejadian yang baru aku alami tadi merupakan pengalaman baru dan sungguh memuaskan. Pada dasarnya aku memang sangat menikmati seks keroyokan seperti tadi, apalagi ditambah yang menyetubuhiku adalah Bapak-Bapak yang sudah tentu sangat berpengalaman.
Setibanya di rumah aku melihat lampu sudah gelap dan tidak terdengar lagi suara TV menyala.
“Kayaknya Winnie udah tidur…” pikirku maklum karena sekarang sudah lewat tengah malam.
Setelah mengunci pintu gerbang dan pintu depan, aku langsung menuju ke kamar mandi untuk membasuh tubuhku yang bermandikan sperma. Aku memperhatikan vaginaku yang terlihat memerah dan masih terlihat dengan jelas noda bekas sperma. Karena masih terasa sakit, aku membersihkan vaginaku perlahan-lahan dengan sabun khusus hingga noda tersebut benar-benar hilang.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, aku merebahkan tubuhku yang sangat lelah setelah hampir 2 jam dinikmati oleh Bapak-Bapak tadi. Untunglah besok hari Sabtu, sehingga aku bisa istirahat seharian penuh. Tak butuh waktu lama aku pun akhirnya tertidur dengan pulas.
- Tamat -
Cerita Sex Dukun Cabul
Cerita Sex Dukun Cabul
Vivi tidak bisa menerima sikap dan tindakan Ardi akhir-akhir
ini yang ia lihat sudah melupakan dan membiarkan keluarganya.
Tindakan ini dilihat Vivi saat Ardi akan pergi ke luar kota untuk
meninjau perusahaannya di kota lain. Vivi menduga pasti Ardi telah
melakukan suatu perselingkuhan dan menyeleweng dikarenakan Ardi
tidak lagi memberikan nafkah batin untuk Vivi, sedangkan Ardi
selalu pergi ke luar kota setiap minggu dengan begitu hubungan
seks-nya dengan istrinya pasti tersalur, sedang saat ini Ardi
telah lupa akan kewajibannya. Siapa wanita yang telah merebut
Ardi dari tangannya, Vivi tidak mengetahui. Oleh sebab itu
Vivi sering merenung dan berpikir apakah selama ini ia tidak
melayani kebutuhan dan kesenangan suaminya, namun semua itu ia
rasa tidak mungkin dan sepengetahuannya ia selalu melayani dan
melaksanakan kesenangan dan kesukaan suaminya. Sedang kalau ia
lihat bentuk tubuhnya yang mungkin telah berubah? namun ia sadari
tidak mungkin! juga, Vivi menyadari ia dan Ardi telah berumah
tangga kurang lebih 6 tahun dan dikaruniai 2 orang anak yang
paling besar berumur 5 tahun, mustahil bentuk tubuhnya akan
menyebabkan Ardi berpaling.
Di depan cermin sering Vivi mengamati tubuhnya, ia pun rajin
senam dan melangsingkan tubuhnya, namun apa gerangan Ardi berubah
dan tidak mau menjamahnya? Secara fisik Vivi memang seorang ibu
rumah tangga yang telah beranak dua, namun jika melihat tubuh dan
kulitnya banyak membuat gadis yang iri karena bentuk tubuhnya
amat serasi dan menggiurkan setiap lelaki yang menatapnya.
Umur Vivi baru 32 tahun, di saat itu ia butuh pelampiasan birahi
jika malam hari menjelang, namun sikap Ardi telah membuatnya
menjadi tidak percaya diri. Atas saran teman karibnya yang juga
ibu rumah tangga dan wanita karir, maka Vivi disarankan untuk
meminta tolong pada seorang dukun sakti yang bisa mengembalikan
suami dan membuat Ardi bertekuk lutut kembali. Ini telah lama di
coba Lusi, dulunya suaminya ! juga menyeleweng. Namun atas bantuan
dukun itu suaminya telah melupakan wanita simpanannya.
Dengan saran dan nasehat dari karibnya itu Vivi memberanikan diri
untuk datang ke tempat dukun itu walaupun jaraknya agak jauh
kurang lebih 2 jam perjalanan dengan mobilnya.
Dengan bantuan Lusi, Vivi mengemudikan Balenonya ke tempat
dukun itu. Mereka berangkat pagi harinya. Sesampai di gubuk
dukun yang memang terpencil di sebuah kampung itu, Vivi memarkirkan
mobilnya di samping gubuk itu. Lalu Lusi mengetuk pintu gubuk itu
dan dengan adanya sahutan dari dalam mempersilakan mereka berdua
masuk, di dalam telah ada dukun itu yang duduk dengan sambil
menghisap rokoknya.
"Ooo... Bu Lusi? ada apa Bu? ada yang bisa saya bantu?" dukun itu
berbasa basi.
"Eee... ini Mbah, teman saya ini ada masalah dengan suaminya,
namun ia ingin suaminya seperti sedia kala lagi..." jawab Lusi.
Lalu Lusi memperkenalkan sang dukun yang bernama Mbah Dudu itu
kepada Vivi. Sambil berjabat tangan Mbah Dudu mempersilakan
kedua wanita itu untuk duduk bersila di lantai gubuknya itu.
Sepintas Vivi merasa agak risih dari mulai ia memasuki gubuk itu.
Ada perasaan tidak enak namun karena keinginannya mengembalikan
suaminya ia tidak mengambil pusing semuanya. Tanpa ia sadari dari
saat ia masuk dan bersalaman dengan Vivi mata mbah dukun itu tidak
henti-hentinya memandang ke arah Vivi. Lalu ia memanggil Vivi
untuk maju selangkah ke arahnya, dan Vivi diperintahkan untuk
memasukkan tangannya ke dalam wajan yang berisi air kembang, lalu
Mbah Dudu membakar menyan dan membaca mantranya.
Tidak berapa lama kemudian ia buka matanya dan berkata bahwa mata
hati suaminya telah dipengaruhi oleh wanita simpanan Ardi dan
membuat Ardi melupakan keluarganya. Atas saran mbah dukun supaya
Ardi kembali maka Vivi harus memakai jimat yang akan dibuatkannya,
asal Vivi mau menjalani syarat-syaratnya dan itu semua terpulang
kepada Vivi. Karena besarnya keinginan agar Ardi kembali, maka
Vivi menyanggupi segala syarat-syaratnya. Setelah itu sang dukun
berkata bahwa besoknya Vivi akan mendapatkan jimat itu dan akan
dipasangkan ke tubuh Vivi dan akan dibuatkan malam ini. Mbah Dudu
adalah lelaki asal Nias yang telah lama memiliki ilmu yang amat
sakti. Tidak sedikit orang yang telah dibantunya. Mbah Dudu tinggal
seorang diri di gubuk itu dan tidak memiliki istri. Umurnya telah
beranjak tua yaitu 70 tahun namun fisik dan sosoknya tidak
menggambarkan ketuaan. Selanjutnya Vivi minta diri dan menitipkan
amplop untuk memenuhi syarat-syaratnya, dan berjanji besok akan
datang. Lalu Lusi minta diri kepada Mbah Dudu, lalu mereka pulang
ke rumah dan besok Vivi harus mengambil jimatnya.
Besok hari yang telah ditentukan, Vivi minta Lusi membantu menemaninya
ke tempat dukun itu, namun karena adanya kesibukan di kantornya
maka Lusi tidak dapat menemani. Dan berangkatlah Vivi mengendarai
Balenonya seorang diri ke tempat dukun itu. Lebih kurang 1,5 jam
perjalanan Vivi, sampailah di gubuk itu dan memarkirkan mobilnya
di samping gubuk, sedangkan hari saat itu telah mendung dan berangin
sepertinya hari akan hujan. Lalu Vivi mengetuk pintu gubuk dan
kemudian pintu itu dibuka Dudu dari dalam dan mempersilakan masuk.
Lalu Vivi masuk ke gubuk dan duduk di lantai. Lalu Mbah Dudu
meminta Vivi untuk langsung ke depan dan menerima saran dan
cara-cara memakai jimat itu. Vivi diharuskan untuk berbaring dan
memakai kain sarung lalu menelentangkan diri, karena jimat itu
akan dipasangkan pada tubuh Vivi yang biasa di sentuh suaminya.
Lalu Vivi minta ijin untuk memakai sarung yang dipinjamkan sang
dukun di kamar yang telah tersedia.
Dalam kamar itu, hanya ada satu dipan kayu yang telah lama dan
saat itu Vivi membuka seluruh pakaianya, sedang BH dan CD-nya
tetap terpasang pada tubuhnya. Sesaat kemudian sang dukun memasuki
kamar itu dan minta Vivi berbaring di dipan itu. Vivi menuruti
kata dukun itu, lalu Mbah Dudu memulai melakukan aktifitasnya
dengan memasangkan cairan jimat itu mula-mula ke kulit muka
Vivi lalu turun ke leher jenjang dan ke dada yang masih tertutup
BH. Sesampai pada dada Vivi sang dukun menyadari adanya getaran
birahinya mulai datang dan lalu di sekitar dada Vivi ia oleskan
cairan itu, tangan sang dukun masuk ke dalam dada yang terbungkus
BH. Di dalam BH itu tangan Dudu memilin dan memilintir puting susu
Vivi, dengan cara itu Vivi secara naluri seksnya terbangkit dan
membiarkan tindakan sang dukun yang memang kelewatan dari tugasnya
itu, Vivi hanya diam. Lalu sang dukun membuka pengait BH Vivi dan
melemparkan BH itu ke sudut kaki dipan itu dan terpampanglah
sepasang dada montok yang putih mulus kemerahan karena gairah yang
dipancing Mbah Dudu itu.
Di sekitar dada itu sang dukun mengoleskan jimatnya berulang-ulang
sampai Vivi merasa tidak kuat menahan nafsunya. Lalu sang dukun
tangannya turun ke perut dan ke selangkangan Vivi. Di situ tangan
sang dukun memasuki selangkangan Vivi, tindakan ini membuat Vivi
protes,
"Jangan! saya mau diapakan Mbah?" tanyanya.
"Ooo... ini adalah pengobatannya, Lusi pun dulunya begini juga,
"jawab mbah dukun sambil mengatur nafasnya yang terasa sesak
menahan gejolak nafsu. Di lubang kemaluan Vivi, jari tangan sang
dukun terus mengorek-ngorek isi kemaluan Vivi sehingga Vivi
merasakan ia akan menumpahkan air surgawinya saat itu. Sambil
membuka kain sarung yang melilit tubuh Vivi sang dukun lalu
menurunkan CD yang menutup lubang kemaluan Vivi itu. Lalu ia
letakkan CD Vivi di samping dipan yang beralaskan bludru usang
itu. Sesaat kemudian Vivi telah telanjang bulat dan jari tangan
sang dukun tidak henti-hentinya beraksi di sekitar daerah sensitif
tubuh Vivi. Sedang jimatnya telah dioleskan pada seluruh
bagian-bagian tubuh Vivi.
Lalu tibalah saat untuk memasukkan keampuhan jimatnya, maka sang
dukun minta kepada Vivi untuk mau bersengggama karena jimat itu
tidak akan bisa dipakai jika Vivi tidak melakukan senggama dengan
dukun itu. Karena Vivi telah merasa kepalang basah dan ingin
niatnya kesampaian maka ia ijinkan sang dukun melakukan
persenggamaan. Lalu tangan sang dukun membuka paha Vivi yang
mulus terawat itu. Lalu ia buka lubang kemaluan Vivi dengan
tangannya dan memainkan klitoris Vivi dan kembali Vivi histeris
ingin dituntaskan nafsu yang telah sampai di kepalanya, ditambah
telah beberapa bulan tidak berhubungan seks dengan suaminya. Mbah
dukun yang telah sama-sama-sama bugil dengan Vivi lalu memasukkan
batang kemaluannya yang cukup besar itu dan kuat ke dalam lubang
kemaluan Vivi yang telah dibasahi air kewanitaan Vivi yang
tampaknya siap untuk melakukan penetrasi ke dalam lubang kemaluan
yang telah basah itu. Setelah dipaksakan agak keras lalu batang
kemaluan yang tegak menantang masuk seluruhnya ke dalam lubang
kemaluan Vivi, dan Mbah Dudu melakukan gerakan maju mundur,
sedang tangannya tidak henti-hentinya memilin dan menekan pinggul
padat Vivi itu. Buah dada Vivi tidak luput dari jelajahan tangan
sang dukun.
Lebih kurang 30 menit lubang kemaluan Vivi digenjot dengan paksa
lalu sang dukun barulah sampai klimaks dengan menumpahkan air
maninya ke dalam lubang kemaluan itu sebanyak-banyaknya.
Sedangkan air yang keluar dari lubang kemaluan Vivi itu ia
oleskan ke lidah Vivi untuk kasiat bahwa Vivi tidak bisa
dilupakan suaminya. Dalam persenggamaan itu Vivi sempat orgasme 3
kali, itu pun saat ia terengah-engah di saat batang kemaluan sang
dukun mengaduk-aduk isi kemaluanya tadi. Sejam kemudian barulah
permainan itu selesai setelah sang dukun minta permainan dilakukan
2 kali. Setelah itu Vivi minta diri pulang dan membawa yang akan
ia pakaikan di rumahnya saat mandi. Mbah dukun mengatakan ada
jimat yang akan dipasang di dalam kamar Vivi namun belum siap,
dan mbah dukun berjanji akan mengantarkannya ke rumah Vivi 2 hari
lagi.
Tepat 2 hari kemudian sang dukun mendatangi rumah Vivi yang megah.
Saat itu suami Vivi belum pulang dari luar kota dan di rumah saat
itu hanya ada ia dan seorang pembantunya yang sedang menjaga
anak-anaknya. Sang dukun berkata, "Bu Vivi, jimat ini akan saya
pasangkan pada kamar Ibu nanti malam," sedangkan Vivi merasa
khawatir, bagaimana jika suaminya pulang. Namun karena kesaktiannya,
sang dukun berkata, "Bu Vivi nggak usah khawatir, suami Ibu pulang
lusa, sedang ia sekarang menurut penglihatan saya sedang di
Lampung," kata sang dukun. Lalu bagaimana ia menerangkan kepada
pembantunya karena adanya kehadiran dukun tua itu? Lalu ia hanya
berkata bahwa familinya dari kampung dan menumpang barang 1 hari
di rumahnya. Lalu Vivi mempersilakan sang dukun untuk istirahat
di sebuah kamar yang memang diperuntukkan untuk tamu. Lalu sang
dukun memasuki kamar yang telah disediakan.
Malam harinya saat akan memasangkan jimat di kamar Vivi, dilakukan
pada pukul 9.00 malam, sedang pembantunya telah tidur di kamar
belakang, tempat kamar tidur pembantu memang jauh di belakang dan
tidak mengganggu ke rumah induk tempat kamar Vivi berada. Di dalam
kamar itu sang dukun melakukan ritualnya dengan membaca mantera,
lalu ia membakar menyan, sedang Vivi duduk diam melihat apa yang
dilakukan sang dukun dari atas tempat tidurnya. Lalu sang dukun
berkata, "Sebaiknya jimat ini kita pasangkan pada saat tepat jam
12.00 malam nanti, berarti masih ada waktu 3 jam lagi, Bu Vivi.."
katanya. "Sekarang sebaiknya kita ngomong-ngomong saja dulu
menunggu waktu," kata sang dukun. "Baiklah Mbah," lalu Vivi
mempersilakan sang dukun keluar kamar. Bagaimanapun ia merasa
berat hati untuk membawa dukun itu ke dalam kamar pribadinya.
Sang dukun berkata, "Tidak usah keluar... Bu Vivi... di sini
saja." Lalu sang dukun berdiri dari duduknya dan menuju ke arah
Vivi duduk dan mbah dukun itu juga duduk di samping Vivi. Lalu
tangannya menggapai tangan Vivi dan berkata, "Sebaiknya kita
berdua melakukan seperti saat Ibu di gubuk saya, sebab jika tidak
para jin yang membantu saya akan lari dan tidak mau menolong
Ibu," kata mbah dukun. Vivi hanya bergidik, bulu kuduknya
merinding. Haruskah ia mengulangi kesalahan saat ia harus
bersenggama dengan dukun itu di gubuknya? Namun karena adanya
pengaruh dan keinginan Vivi maka ia biarkan sang dukun mengulangi
perbuatan maksiat itu di kamarnya, saat itu Vivi memang merasa
menjadi seorang wanita sempurna karena ia telah mendapatkan
siraman batin dari dukun tua itu meskipun tidak ia dapatkan dari
suaminya.
Lebih kurang 2 jam mereka berdua mengayuh samudera kenikmatan
bersama sang dukun dan membuat Vivi orgasme berulang-ulang dan
membuat lubang kemaluannya sampai lecet karena kebuasan batang
kemaluan dukun yang sangat besar itu. Lalu tepat pada jam 12
malam barulah jimat itu terpasang pada bawah ranjang Vivi dan
menjelang pagi mereka terus melakukan hubungan seksual dengan
menggebu-gebu. Lalu Vivi tertidur dan tidak menyadari hari telah
pagi dan sang dukun telah pergi, sedang Vivi merasa tubuhnya
pegal-pegal dan tulangnya serasa mau lolos. Sejak saat itu memang
jimat pemberian sang dukun ada perubahan pada diri suami Vivi
dan ia sangat berterima kasih dan lalu ia mendatangi sang dukun.
Sedang sang dukun cuma minta Vivi tidak melupakannya, dengan cara
Vivi harus 2 kali dalam sebulan datang untuk memberikan jatah
hubungan seks kepada sang dukun seperti Lusi juga melakukan hal
yang sama. Memang setelah itu Vivi selalu rajin mendatangi sang
dukun dan terkadang sang dukun yang datang ke rumah Vivi untuk
minta jatah senggamanya. Memang sebagai dukun ilmu hitam, Mbah
Dudu harus mensenggamai pasiennya, karena dengan demikian si
pasien akan mampu disembuhkan dan ilmu sang dukun dapat
dipelihara.
ini yang ia lihat sudah melupakan dan membiarkan keluarganya.
Tindakan ini dilihat Vivi saat Ardi akan pergi ke luar kota untuk
meninjau perusahaannya di kota lain. Vivi menduga pasti Ardi telah
melakukan suatu perselingkuhan dan menyeleweng dikarenakan Ardi
tidak lagi memberikan nafkah batin untuk Vivi, sedangkan Ardi
selalu pergi ke luar kota setiap minggu dengan begitu hubungan
seks-nya dengan istrinya pasti tersalur, sedang saat ini Ardi
telah lupa akan kewajibannya. Siapa wanita yang telah merebut
Ardi dari tangannya, Vivi tidak mengetahui. Oleh sebab itu
Vivi sering merenung dan berpikir apakah selama ini ia tidak
melayani kebutuhan dan kesenangan suaminya, namun semua itu ia
rasa tidak mungkin dan sepengetahuannya ia selalu melayani dan
melaksanakan kesenangan dan kesukaan suaminya. Sedang kalau ia
lihat bentuk tubuhnya yang mungkin telah berubah? namun ia sadari
tidak mungkin! juga, Vivi menyadari ia dan Ardi telah berumah
tangga kurang lebih 6 tahun dan dikaruniai 2 orang anak yang
paling besar berumur 5 tahun, mustahil bentuk tubuhnya akan
menyebabkan Ardi berpaling.
Di depan cermin sering Vivi mengamati tubuhnya, ia pun rajin
senam dan melangsingkan tubuhnya, namun apa gerangan Ardi berubah
dan tidak mau menjamahnya? Secara fisik Vivi memang seorang ibu
rumah tangga yang telah beranak dua, namun jika melihat tubuh dan
kulitnya banyak membuat gadis yang iri karena bentuk tubuhnya
amat serasi dan menggiurkan setiap lelaki yang menatapnya.
Umur Vivi baru 32 tahun, di saat itu ia butuh pelampiasan birahi
jika malam hari menjelang, namun sikap Ardi telah membuatnya
menjadi tidak percaya diri. Atas saran teman karibnya yang juga
ibu rumah tangga dan wanita karir, maka Vivi disarankan untuk
meminta tolong pada seorang dukun sakti yang bisa mengembalikan
suami dan membuat Ardi bertekuk lutut kembali. Ini telah lama di
coba Lusi, dulunya suaminya ! juga menyeleweng. Namun atas bantuan
dukun itu suaminya telah melupakan wanita simpanannya.
Dengan saran dan nasehat dari karibnya itu Vivi memberanikan diri
untuk datang ke tempat dukun itu walaupun jaraknya agak jauh
kurang lebih 2 jam perjalanan dengan mobilnya.
Dengan bantuan Lusi, Vivi mengemudikan Balenonya ke tempat
dukun itu. Mereka berangkat pagi harinya. Sesampai di gubuk
dukun yang memang terpencil di sebuah kampung itu, Vivi memarkirkan
mobilnya di samping gubuk itu. Lalu Lusi mengetuk pintu gubuk itu
dan dengan adanya sahutan dari dalam mempersilakan mereka berdua
masuk, di dalam telah ada dukun itu yang duduk dengan sambil
menghisap rokoknya.
"Ooo... Bu Lusi? ada apa Bu? ada yang bisa saya bantu?" dukun itu
berbasa basi.
"Eee... ini Mbah, teman saya ini ada masalah dengan suaminya,
namun ia ingin suaminya seperti sedia kala lagi..." jawab Lusi.
Lalu Lusi memperkenalkan sang dukun yang bernama Mbah Dudu itu
kepada Vivi. Sambil berjabat tangan Mbah Dudu mempersilakan
kedua wanita itu untuk duduk bersila di lantai gubuknya itu.
Sepintas Vivi merasa agak risih dari mulai ia memasuki gubuk itu.
Ada perasaan tidak enak namun karena keinginannya mengembalikan
suaminya ia tidak mengambil pusing semuanya. Tanpa ia sadari dari
saat ia masuk dan bersalaman dengan Vivi mata mbah dukun itu tidak
henti-hentinya memandang ke arah Vivi. Lalu ia memanggil Vivi
untuk maju selangkah ke arahnya, dan Vivi diperintahkan untuk
memasukkan tangannya ke dalam wajan yang berisi air kembang, lalu
Mbah Dudu membakar menyan dan membaca mantranya.
Tidak berapa lama kemudian ia buka matanya dan berkata bahwa mata
hati suaminya telah dipengaruhi oleh wanita simpanan Ardi dan
membuat Ardi melupakan keluarganya. Atas saran mbah dukun supaya
Ardi kembali maka Vivi harus memakai jimat yang akan dibuatkannya,
asal Vivi mau menjalani syarat-syaratnya dan itu semua terpulang
kepada Vivi. Karena besarnya keinginan agar Ardi kembali, maka
Vivi menyanggupi segala syarat-syaratnya. Setelah itu sang dukun
berkata bahwa besoknya Vivi akan mendapatkan jimat itu dan akan
dipasangkan ke tubuh Vivi dan akan dibuatkan malam ini. Mbah Dudu
adalah lelaki asal Nias yang telah lama memiliki ilmu yang amat
sakti. Tidak sedikit orang yang telah dibantunya. Mbah Dudu tinggal
seorang diri di gubuk itu dan tidak memiliki istri. Umurnya telah
beranjak tua yaitu 70 tahun namun fisik dan sosoknya tidak
menggambarkan ketuaan. Selanjutnya Vivi minta diri dan menitipkan
amplop untuk memenuhi syarat-syaratnya, dan berjanji besok akan
datang. Lalu Lusi minta diri kepada Mbah Dudu, lalu mereka pulang
ke rumah dan besok Vivi harus mengambil jimatnya.
Besok hari yang telah ditentukan, Vivi minta Lusi membantu menemaninya
ke tempat dukun itu, namun karena adanya kesibukan di kantornya
maka Lusi tidak dapat menemani. Dan berangkatlah Vivi mengendarai
Balenonya seorang diri ke tempat dukun itu. Lebih kurang 1,5 jam
perjalanan Vivi, sampailah di gubuk itu dan memarkirkan mobilnya
di samping gubuk, sedangkan hari saat itu telah mendung dan berangin
sepertinya hari akan hujan. Lalu Vivi mengetuk pintu gubuk dan
kemudian pintu itu dibuka Dudu dari dalam dan mempersilakan masuk.
Lalu Vivi masuk ke gubuk dan duduk di lantai. Lalu Mbah Dudu
meminta Vivi untuk langsung ke depan dan menerima saran dan
cara-cara memakai jimat itu. Vivi diharuskan untuk berbaring dan
memakai kain sarung lalu menelentangkan diri, karena jimat itu
akan dipasangkan pada tubuh Vivi yang biasa di sentuh suaminya.
Lalu Vivi minta ijin untuk memakai sarung yang dipinjamkan sang
dukun di kamar yang telah tersedia.
Dalam kamar itu, hanya ada satu dipan kayu yang telah lama dan
saat itu Vivi membuka seluruh pakaianya, sedang BH dan CD-nya
tetap terpasang pada tubuhnya. Sesaat kemudian sang dukun memasuki
kamar itu dan minta Vivi berbaring di dipan itu. Vivi menuruti
kata dukun itu, lalu Mbah Dudu memulai melakukan aktifitasnya
dengan memasangkan cairan jimat itu mula-mula ke kulit muka
Vivi lalu turun ke leher jenjang dan ke dada yang masih tertutup
BH. Sesampai pada dada Vivi sang dukun menyadari adanya getaran
birahinya mulai datang dan lalu di sekitar dada Vivi ia oleskan
cairan itu, tangan sang dukun masuk ke dalam dada yang terbungkus
BH. Di dalam BH itu tangan Dudu memilin dan memilintir puting susu
Vivi, dengan cara itu Vivi secara naluri seksnya terbangkit dan
membiarkan tindakan sang dukun yang memang kelewatan dari tugasnya
itu, Vivi hanya diam. Lalu sang dukun membuka pengait BH Vivi dan
melemparkan BH itu ke sudut kaki dipan itu dan terpampanglah
sepasang dada montok yang putih mulus kemerahan karena gairah yang
dipancing Mbah Dudu itu.
Di sekitar dada itu sang dukun mengoleskan jimatnya berulang-ulang
sampai Vivi merasa tidak kuat menahan nafsunya. Lalu sang dukun
tangannya turun ke perut dan ke selangkangan Vivi. Di situ tangan
sang dukun memasuki selangkangan Vivi, tindakan ini membuat Vivi
protes,
"Jangan! saya mau diapakan Mbah?" tanyanya.
"Ooo... ini adalah pengobatannya, Lusi pun dulunya begini juga,
"jawab mbah dukun sambil mengatur nafasnya yang terasa sesak
menahan gejolak nafsu. Di lubang kemaluan Vivi, jari tangan sang
dukun terus mengorek-ngorek isi kemaluan Vivi sehingga Vivi
merasakan ia akan menumpahkan air surgawinya saat itu. Sambil
membuka kain sarung yang melilit tubuh Vivi sang dukun lalu
menurunkan CD yang menutup lubang kemaluan Vivi itu. Lalu ia
letakkan CD Vivi di samping dipan yang beralaskan bludru usang
itu. Sesaat kemudian Vivi telah telanjang bulat dan jari tangan
sang dukun tidak henti-hentinya beraksi di sekitar daerah sensitif
tubuh Vivi. Sedang jimatnya telah dioleskan pada seluruh
bagian-bagian tubuh Vivi.
Lalu tibalah saat untuk memasukkan keampuhan jimatnya, maka sang
dukun minta kepada Vivi untuk mau bersengggama karena jimat itu
tidak akan bisa dipakai jika Vivi tidak melakukan senggama dengan
dukun itu. Karena Vivi telah merasa kepalang basah dan ingin
niatnya kesampaian maka ia ijinkan sang dukun melakukan
persenggamaan. Lalu tangan sang dukun membuka paha Vivi yang
mulus terawat itu. Lalu ia buka lubang kemaluan Vivi dengan
tangannya dan memainkan klitoris Vivi dan kembali Vivi histeris
ingin dituntaskan nafsu yang telah sampai di kepalanya, ditambah
telah beberapa bulan tidak berhubungan seks dengan suaminya. Mbah
dukun yang telah sama-sama-sama bugil dengan Vivi lalu memasukkan
batang kemaluannya yang cukup besar itu dan kuat ke dalam lubang
kemaluan Vivi yang telah dibasahi air kewanitaan Vivi yang
tampaknya siap untuk melakukan penetrasi ke dalam lubang kemaluan
yang telah basah itu. Setelah dipaksakan agak keras lalu batang
kemaluan yang tegak menantang masuk seluruhnya ke dalam lubang
kemaluan Vivi, dan Mbah Dudu melakukan gerakan maju mundur,
sedang tangannya tidak henti-hentinya memilin dan menekan pinggul
padat Vivi itu. Buah dada Vivi tidak luput dari jelajahan tangan
sang dukun.
Lebih kurang 30 menit lubang kemaluan Vivi digenjot dengan paksa
lalu sang dukun barulah sampai klimaks dengan menumpahkan air
maninya ke dalam lubang kemaluan itu sebanyak-banyaknya.
Sedangkan air yang keluar dari lubang kemaluan Vivi itu ia
oleskan ke lidah Vivi untuk kasiat bahwa Vivi tidak bisa
dilupakan suaminya. Dalam persenggamaan itu Vivi sempat orgasme 3
kali, itu pun saat ia terengah-engah di saat batang kemaluan sang
dukun mengaduk-aduk isi kemaluanya tadi. Sejam kemudian barulah
permainan itu selesai setelah sang dukun minta permainan dilakukan
2 kali. Setelah itu Vivi minta diri pulang dan membawa yang akan
ia pakaikan di rumahnya saat mandi. Mbah dukun mengatakan ada
jimat yang akan dipasang di dalam kamar Vivi namun belum siap,
dan mbah dukun berjanji akan mengantarkannya ke rumah Vivi 2 hari
lagi.
Tepat 2 hari kemudian sang dukun mendatangi rumah Vivi yang megah.
Saat itu suami Vivi belum pulang dari luar kota dan di rumah saat
itu hanya ada ia dan seorang pembantunya yang sedang menjaga
anak-anaknya. Sang dukun berkata, "Bu Vivi, jimat ini akan saya
pasangkan pada kamar Ibu nanti malam," sedangkan Vivi merasa
khawatir, bagaimana jika suaminya pulang. Namun karena kesaktiannya,
sang dukun berkata, "Bu Vivi nggak usah khawatir, suami Ibu pulang
lusa, sedang ia sekarang menurut penglihatan saya sedang di
Lampung," kata sang dukun. Lalu bagaimana ia menerangkan kepada
pembantunya karena adanya kehadiran dukun tua itu? Lalu ia hanya
berkata bahwa familinya dari kampung dan menumpang barang 1 hari
di rumahnya. Lalu Vivi mempersilakan sang dukun untuk istirahat
di sebuah kamar yang memang diperuntukkan untuk tamu. Lalu sang
dukun memasuki kamar yang telah disediakan.
Malam harinya saat akan memasangkan jimat di kamar Vivi, dilakukan
pada pukul 9.00 malam, sedang pembantunya telah tidur di kamar
belakang, tempat kamar tidur pembantu memang jauh di belakang dan
tidak mengganggu ke rumah induk tempat kamar Vivi berada. Di dalam
kamar itu sang dukun melakukan ritualnya dengan membaca mantera,
lalu ia membakar menyan, sedang Vivi duduk diam melihat apa yang
dilakukan sang dukun dari atas tempat tidurnya. Lalu sang dukun
berkata, "Sebaiknya jimat ini kita pasangkan pada saat tepat jam
12.00 malam nanti, berarti masih ada waktu 3 jam lagi, Bu Vivi.."
katanya. "Sekarang sebaiknya kita ngomong-ngomong saja dulu
menunggu waktu," kata sang dukun. "Baiklah Mbah," lalu Vivi
mempersilakan sang dukun keluar kamar. Bagaimanapun ia merasa
berat hati untuk membawa dukun itu ke dalam kamar pribadinya.
Sang dukun berkata, "Tidak usah keluar... Bu Vivi... di sini
saja." Lalu sang dukun berdiri dari duduknya dan menuju ke arah
Vivi duduk dan mbah dukun itu juga duduk di samping Vivi. Lalu
tangannya menggapai tangan Vivi dan berkata, "Sebaiknya kita
berdua melakukan seperti saat Ibu di gubuk saya, sebab jika tidak
para jin yang membantu saya akan lari dan tidak mau menolong
Ibu," kata mbah dukun. Vivi hanya bergidik, bulu kuduknya
merinding. Haruskah ia mengulangi kesalahan saat ia harus
bersenggama dengan dukun itu di gubuknya? Namun karena adanya
pengaruh dan keinginan Vivi maka ia biarkan sang dukun mengulangi
perbuatan maksiat itu di kamarnya, saat itu Vivi memang merasa
menjadi seorang wanita sempurna karena ia telah mendapatkan
siraman batin dari dukun tua itu meskipun tidak ia dapatkan dari
suaminya.
Lebih kurang 2 jam mereka berdua mengayuh samudera kenikmatan
bersama sang dukun dan membuat Vivi orgasme berulang-ulang dan
membuat lubang kemaluannya sampai lecet karena kebuasan batang
kemaluan dukun yang sangat besar itu. Lalu tepat pada jam 12
malam barulah jimat itu terpasang pada bawah ranjang Vivi dan
menjelang pagi mereka terus melakukan hubungan seksual dengan
menggebu-gebu. Lalu Vivi tertidur dan tidak menyadari hari telah
pagi dan sang dukun telah pergi, sedang Vivi merasa tubuhnya
pegal-pegal dan tulangnya serasa mau lolos. Sejak saat itu memang
jimat pemberian sang dukun ada perubahan pada diri suami Vivi
dan ia sangat berterima kasih dan lalu ia mendatangi sang dukun.
Sedang sang dukun cuma minta Vivi tidak melupakannya, dengan cara
Vivi harus 2 kali dalam sebulan datang untuk memberikan jatah
hubungan seks kepada sang dukun seperti Lusi juga melakukan hal
yang sama. Memang setelah itu Vivi selalu rajin mendatangi sang
dukun dan terkadang sang dukun yang datang ke rumah Vivi untuk
minta jatah senggamanya. Memang sebagai dukun ilmu hitam, Mbah
Dudu harus mensenggamai pasiennya, karena dengan demikian si
pasien akan mampu disembuhkan dan ilmu sang dukun dapat
dipelihara.
Cerita Panas Memek Gadis
Cerita Panas Memek Gadis
Gila, hanya kata itu yang ada dalam benakku saat mengingat kisah pemerkosaan dari para pembantuku yang hingga kini menjadi skandal perselingkuhan. Aku dibuat liar oleh mereka, sungguh ini bukan kehendakku tapi aku sangat menikmatinya. Cerita panas yang sampai kini menjadi rahasia dalam rumah tanggaku.
Di dalam ruangan itu terlihat sunyi beberapa dari mereka tidak sanggup melihat dua orang suami istri terbujur kaku, sedangkan di sampingnya terdapat anak yang masih berusia 11 tahun yang sedang menangisi ke dua orang tuanya, karena merasa kasihan aku meminta izin suamiku untuk menemuinya, setelah mendapat izin aku lalu menghampiri anak tersebut berharap dapat menenangkan hati anak tersebut,
“Al..” panggilku pelan sambil duduk di sampingnya, “sudah jangan nagis lagi, biarkan kedua orang tuamu beristirahat”
Anak itu tetap menangis, beberapa detik dia memandangku dan tidak lama kemudian dia langsung memelukku dengan air mata yang bergelinang,
“tante, hiks…hiks… Aldi ga mau sendirian, Aldi mau mama, papa…” dengan penuh rasa kasih sayang aku mengelus punggungnya berharap dapat meringankan bebannya, “tante… bangunin mama,”katanya sambil memukul pundakku, aku semakin tak kuasa mendengar tangisnya, sehingga air matakupun ikut jatuh,
“Aldi, jangan sedih lagi ya? Hhmm… kan masih ada tante sama om,” aku melihat ke belakang ke arah suamiku sambil memberikan kode, suami ku mengangguk bertanda dia setuju dengan usulku, “mulai sekarang Aldi boleh tinggal bersama tante dan om, gi mana?” tawarku sambil memeluk erat kepalahnya,
Sebelum lebih jauh mohon izinkan aku untuk memperkenalkan diri, namaku Lisa usia 25 tahun aku menikah di usia muda karena kedua orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluargaku sangaatlah baik, baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi hubungan intim, tetapi seperti pepata yang mengatakan tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan hidupku walaupun aku memiliki suami yang sangat mencintaiku tetapi selama 4 tahun kami menikah kami belum juga dikaruniai seorang anak sehingga kehidupan keluarga kami terasa ada yang kurang, tetapi untungnya aku memiki seorang suami yang tidak perna mengeluh karena tidak bisanya aku memberikan anak untuknya untuk membalas budi baik kakakku, aku dan suamiku memutuskan untuk merawat anaknya Aldi karena kami pikir apa salah menganggap Aldi sebagai anak sendiri dari pada aku dan suamiku harus mengangkat anak dari orang lain,
####
Sudah satu minggu Aldi tinggal bersama kami, perlahan ia mulai terbiasa dengan kehidupannya yang baru, aku dan suamiku juga meresa sangat senang sekali karena semenjak kehadirannya kehidupan kami menjadi lebih berwarna, suamiku semakin bersemangat saat bekerja dan sedangkan aku kini memiliki kesibukan baru yaitu merawat Aldi,
“Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi dong di kamar saya,” kataku memanggil bi Mar
Hari ini adalah hari pertama Aldi bersekolah sehingga aku sangat bersemangat sekali, setelah semuanya sudah beres aku meminta pak Rojak untuk mengantarkan Aldi ke sekolahnya yang baru, beberapa saat Aldi terseyum ke arahku sebelum dia berangkat ke sekolah. Seperti pada umumnya ibu rumah tangga, aku berencana menyiapkan makanan yang special untuk Aldi sehingga aku memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur, tetapi saat aku melangkah ke dapur tiba-tiba kakiku terasa kaku saat melihat kehadiran pak Isa yang sedang melakukan hubungan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak menyadari kehadiranku masih asyik dengan permainan mereka,
“Hmm… APA-APAAN INI?” bentakku ke pada mereka, mendengar suaraku mereka terlihat tanpak kaget melihat ke hadiranku, “kalian benar-benar tidak bermoral, memalukan sekali!”
Mereka tanpak terdiam sambil merapikan kembali pakaian mereka masing-masing, beberapa saat aku melihat penis pak Isa yang terlihat masih sangat tegang, sebenarnya aku sangat terkejut melihat ukuran penis pak Isa yang besar dan berurat, berbeda sekali dengan suamiku,
“maafin kami Bu,” kini Ani membuka mulutnya, sedangkan pak Isa masih terdiam,
“Maaf… kamu benar-benar wanita murahan, kamu tahu kan pak Isa itu sudah punya istri kenapa kamu masih juga menggoda pak Isa, kamu itu cantik kenapa tidak mencari yang sebaya denganmu?” emosiku semakin memuncak saat mengingat bi Mar istri dari pak Isa, “saya tidak menyangka ternyata anda yang sangat saya hormati ternyata tidak lebih dari binatang, betapa teganya anda menghianati istri anda sendiri,” beberapa kali aku menggelengkan kepalahku, sambil menunjuk ke arahnya,
“maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani” kata pak Mar yang membela Ani,
“mulai sekarang kalian saya PECAT, dan jangan perna menyentuh ataupun menginjak rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” bentakku
Mendengar perkataanku Ani terlihat pucat tidak menyangkah kalau kelakuan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, sedangkan pak Isa terlihat tenang-tenang saja malahan pak Isa tanpak terseyum sinis,
“he..he… Ibu yakin dengan keputusan Ibu,” pak Isa tertawa mendengar perkataanku, perlahan pak Isa mendekatiku, “jangan perna main-main dengan saya Bu,” ancamnya dengan sangat sigap pak Isa menangkap kedua tanganku,
“apa-apaan ini lepaskan saya, atau saya akan berteriak,” aku mencoba mengancam balik mereka yang sedang mencoba mengikat kedua tanganku,
“teriak saja Bu, tidak akan ada orang yang mendengar,” timpal Ani sambil membantu pak Isa mengikat kedua tanganku,
Apa yang di katakan Ani ada benarnya juga, tetapi walaupun begitu aku tidak mau menyerah begitu saja dengan susah paya aku berusaha melepaskan diri tapi sayangnya tenagaku kalah besar dari mereka berdua, tanpa bisa berbuat apa-apa aku hanya dapat mengikuti mereka saat membawaku ke dalam kamar pak Isa. Sesampai di kamar aku di tidurkan di atas kasur yang tipis, sedangkan Ani mengambil sebuah Hp dan ternyata Hp itu di gunakan untuk merekamku, sehingga kehawatiranku semakin menjadi-jadi.
“kalian biadab, tidak tau terimakasih ****** kalian!” air mataku tidak dapat kubendung lagi saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih,
“ja-jangan, mau apa kalian lepaskan saya ku mohon jangan ganggu saya,” kataku di sela-sela isak tangis,
“siapa suruh ikut campur urusan saya, he…he… maaf bu ternyata hari ini adalah hari keberuntungan saya, dan hari yang sil bagi Ibu,” semakin lama aku merasa tangannya semakin dalam memasuki dasterku,
“tidak di sangkah impian saya akhirnya terkabul juga,”” sambungnya sambil meremasi paha bagian dalamku,
“makanya Bu jangan suka ikut campur urusan orang,” kini giliran Ani yang menceramahiku,
“ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” kini aku hanya dapat memohon agar mereka sedikit iba melihatku, tetapi sayangnya apa yang kuharapkan tidak terjadi, pak Isa tanpa semakin buas memainkan diriku
Aku hanya dapat melihat pasrah saat dasterku terlepas dari tubuhku, kedua payudaraku yang memang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi dapat dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkanganku,
“sslluupss…sslluuppss… hhmm…. ayo Bu puaskan saya?” pinta pak Isa, sambil mengulum payudaraku beberapa kali lidahnya menyapu putting susuku yang mulai mengeras,
“ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang harus diakui, tubuhku tidak dapat membohonginya walaupun bibirku berkata tidak,
“wa…wa… Ibukan sudah punya suami ko’ masih juga menggoda laki orang lain, ga malu ya Bu,” Ani melotottiku seolah-olah ingin membalas perkataanku tadi, “dasar wanita munafik, sekarang Ibu tau kan kenapa saya menyukai pak Isa,”bentak Ani kepadaku, sehingga membuat hatiku terasa amat sakit mendengarnya,
“aahhkk… pak, hhmm…. pak sudah jangan di terusin…” kataku dengan kaki yang tidak dapat diam saat jarinya menyelusup kedalam vaginaku yang sudah banjir, perlahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku,
“oo… enak ya? he…he…” pa Isa tertawa melihatku yang sudah semakin terangsang, leherku terasa basah saat lidah pak Isa menjilati leherku yang jenjang,
Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, sehingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun terlihat olehnya, aku memang sangat rajin mencukur rambut vaginaku agar terlihat lebih bersi dan seksi.
Ani berjongkok di sela-sela kakiku, kamera Hp di arahkan persis di depan vaginaku yang kini sudah tidak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa memikirkan perasaanku pak Isa membuka bibir vaginaku sehingga bagian dalam vaginaku dapat di rekam jelas oleh Ani, beberapa kali jari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku,
“ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” aku merasa sangat malu sekali di perlakukan seperti itu, baru kali ini aku bertelanjang di depan orang lain bukan suamiku sendiri,
“Ha…ha… malu kenapa Bu? ****** aja tidak malu ga pake baju masa ibu malu si…” katanya yang semakin merendahkan derajatku, setelah puas mempertontonkan vaginaku di depan kamera, pak Isa bertukar posisi dengan Ani untuk memegangi kakiku sedangkan pak Isa berjongkok tepat di bawa vaginaku,
Dengan sangat lembut pak Isa menciumi pahaku kiri dan kanan secara bergantian, semakin lama jilatannya semakin ke atas menyentuh pinggiran vaginaku,
“aahkk… sudah pak, rasanya sangat geli hhmm…” aku berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua kakiku tetapi usahaku sia-sia saja, dengan sangat rakus pak Isa menjilati vaginaku yang berwarna pink, sedangkan Ani tanpa puas melihat ke adaanku yang tak berdaya,
“nikmatin aja Bu, he..he.. saya dulu sama seperti ibu selalu menolak tapi ujung-ujungnya malah ketagihan” kata Ani tanpa melepaskan pegangannya terhadap kakiku,
Semakin lama aku semakin tidak tahan, tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, kalau seandainya Ani tidak memegang kakiku dengan sangat erat mungkin saat ini wajah pak Isa sudah menerima tendanganku, mataku terbelalak saat orgasme melandah tubuhku dengan sangat hebat, cairan vaginaku meleleh keluar dari dalam vaginaku, sehingga tubuhku terasa lemas,
“ha…ha… bagaimana Bu, mau yang lebih enak….” pak Isa tertawa puas, aku hanya dapat menggelengkan kepalaku karena aku sudah tidak mampu lagi untuk mengeluarkan suara dari mulutku, perlahan pak Isa berdiri sambil memposisikan penisnya tepat di depan vaginaku,
“aahkk… sakit…” aku memikik saat kepala penisnya menerobos liang vaginaku, “uuhk… hhmm… pelan-pelan pak…” pintaku sambil menarik napas menahan rasa sakit yang amat sangat di vaginaku karena ukuran penis pak Isa jauh lebih besar dari penis suamiku,
“tahan Bu, bentar lagi juga enak ko’ “ kata Ani yang kini melepaskan ikatan di tanganku, setelah ikatanku terlepas Ani kembali merekam adegan panas yang kulakukan,
Dengan sangat cepat pak Isa menyodok vaginaku sehingga terdengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke dalam vaginaku yang mungil,
“aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”semakin cepat sodokannya suaraku semakin lantang terdengar,
“oh yeeaa… enak Bu, hhmm… ternyata memiaw Ibu masih sempit sekali walaupun sudah perna menikah,” katanya memujiku, tetapi mendengar pujiannya aku tidak merasa bangga melainkan aku meresa jijik terhadap diriku sendiri,
Aku merasa vaginaku seperti di masuki benda yang sangat besar yang mencoba mengorek isi dalam vaginaku, rasanya memang sangat sakit sekali tetapi di sisi lain aku merasa sangat menikamati perkosaan rehadap diriku, selama ini aku belum perna merasakan hal seperti ini dari suamiku sendiri,
“ayo sayang, bilang kalau tongkol saya enak…” dengan sangat kasar pak Isa meremasi kedua payudaraku,
“ti-tidak…. ahk… hhmm…” aku di buat merem melek olehnya,
“ha..ha.. kamu mau jujur atau tidak, kalau tidak hhmm… saya akan adukan semua ini kepada suamimu, ha…ha…” katanya mengancamku dengan tawa yang sangat menjijikan,
“ja-jangan pak,” aku memohon ke padanya, karena takut dengan ancamannya akhirnya aku menyerah juga “iya, aahhkk… aku suka…” kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar,
“APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Isa berteriak dengan sangat kencang sehingga gendang telingaku terasa mau pecah mendengar teriakannya,
“IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” dengan sekuat tenaga aku berusaha tegar dan berharap semuanya cepat berlalu,
Setelah berapa menit kemudian tubuhku kembali merasa tersengat oleh aliran listrik saat aku kembali mengalami orgasme yang ke dua kalinya,
Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik tubuhku sehingga aku berposisi menungging, pantatku yang bulat dan padat menghadap dirinya,
“hhmm… indah sekali pantatmu sayang” katanya sambil meremasi bongkahan pantatku,
“pak, saya mohon cepat lakukan,”
“ha..ha.. kenapa Bu, sudah ga tahan” berkali-kali pantatku menerima pukulan darinya, sebenarnya aku tidak menyangka dengan kata-kataku tadi bisa membuatku semakin renda di mata mereka, sebenarnya aku hanya bermaksud agar semua permainan ini segera berakhir tapi sayangnya pak Isa tidak menginginkan itu,
“tenang Bu, santai saja dulu?”
Pak Isa sangat pintar memainkan tubuhku, dengan sangat lembut jari kasarnya menyelusuri belahan pantatku dari atas hingga ke bawah belahan vagianaku, gerakan itu di lakukan berkali-kali sehingga pantatku semakin terlihat membusung ke belakang,
“ohhkk… pak, hhhmm….” ku pejamkan mataku saat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan gerakan yang sangat lembut jarinya keluar masuk dari dalam anusku, “ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” ternyata rintihanku membuat pak Isa semakin mempercepat gerakan jarinya,
pak Isa dengan rakusnya kembali menjilati vaginaku dari belakang sedangkan jari-jarinya masih aktif mengocok anusku. Pada saat aku sangat terangsang tiba-tiba kami mendengar suara ketukan yang kuyakini itu adalah pak Rojak yang baru pulang dari mengantar Aldi,
“Pak Rojak tolongin saya…” kataku berharap ia bisa membantuku untuk lepas dari pelecehan yang ku alami, dengan santainya Ani membukakan pintu tanpa rasa takut kalau pak Rojak mengadukan kejadian ini ke pada suamiku, pak Rojak tanpak kaget saat melihat keadaanku yang sedang di gagahi oleh pak Isa,
“pak, tolong ku mohon,” kataku memelas,
“Wa…wa…. apa-apaan ini, “ beberapa kali pak Rojak menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tak henti-hentinya memandangi tubuh mulusku,
“Udah pak, jangan sok mau jadi pahlawan kalau bapak mau embat aja, dia sudah menjadi budaknya saya,” pak Isa mulai membujuk pak Rojak dan aku hanya bisa berharap pak Rojak tidak memperdulikan tawaran pak Isa,
“kenapa bengong? sini ikutan!” ajaknya lagi
“jangan pak saya mohon tolongin saya,” aku mengiba ke pada pak Rojak, tetapi pak Isa tidak mau kalah kedua jarinya membuka bibir vaginaku,
“bapak liat ni, memiawnya sudah basa banget… wanita ini munafik” pak Rojak terdiam seperti ada yang sedang di piirkannya,
“memiawnya masih sempit lo, apa lagi anusnya kayaknya masih perawan,” bujuk pak Isa berharap pak Rojak mau bergabung dengannya untuk menikmati tubuhku,
Akhirnya pak Rojak tidak tahan melihat vaginaku yang becek terpampang di depannya,
“hhmm… oke lah tapi boolnya buat saya ya, ” tubuhku semakin terasa lemas, kini aku sudah tidak tau harus meminta tolong ke pada siapa lagi, perlahan pak Rojak mendekatiku,
“sekarang Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Isa sambil tidur telentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan sangat pelan aku menuduki penis pak Isa,
“eennnggkk…. “ aku menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Isa kembali menembus vaginaku, perlahan penis itu amblas ke dalam vaginaku, dengan sangat erat pak Isa memeluk pinggangku agar tidak dapat bergerak,
Setelah melepas semua pakaian yang ada di tubuhnya, pak Rojak mendekatiku dengan penis berada di depan anusku beberapa kali pak rojak menamparkan penisnya ke pantatku,
“pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya belum pernah” aku berusaha melepaskan diri saat pak Rojak mulai berusaha memasuki anusku, sempat beberapa kali ia gagal meembus anusku yang memang masih perawan,
“ha…ha… ayo dong Pak, masak kalah sama cewek si…” kata pak Isa mmemanas-manasi pak Rojak agar segera membobol anusku, pak rojak yang mendengar perkataan pak Isa menjadi lebih beringas dari sebelumnya,
“AAAAAA….” aku berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Rojak berhasil menerobos anusku, tanpa memberikan aku nafas ia menekan penisnya semakin dalam, “aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” aku merintih ke sakitan saat pak Rojak mulai memaju mundurkan penisnya di dalam anusku,
“gi mana pak? Enak kan?” tanya pak Isa yang kini ikutan memaju mundurkan penisnya di dalam vaginaku,
“eehhkknngg… mantab pak, enak banget he….he… hhmm….” semakin lama kedua pria tersebut semakin mempercepat tempo permainan kami,
Sudah beberapa menit berlalu kedua orang pria ini belum juga menunjukan kalau mereka ingin ejakulasi, sedangkan diriku sedah beberapa kali mengalami orgasme yang hebat sehingga tubuhku terasa terguncang oleh orgasmeku sendiri. Setelah beberapa menit aku mengalami orgasme tiba-tiba pak Isa menunjukan bahwa dia juga ingin mencapai klimaks. Dengan sekuat tenaga pak Isa semakin menenggelamkan penisnya ke dalam vaginaku dalam hitungan beberapa detik kurasakan cairan hangat membasahi rahimku,
“aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyemburkan sperma terakhirnya, setelah puas menodaiku pak Isa melepas penisnya di dalam vaginaku begitu juga dengan pak Rojak yang melepaskan penisnya di dalam anusku,
“buka mulutmu cepetan,” perintah pak Rojak sambil menarik wajahku agar menghadap ke arah penisnya yang terlihat berdeyut-deyut, aku sangat kaget sekali saat pak Rojak memuntahkan spermanya ke arah wajahku, sehingga wajahku ternodai oleh sperma pak Rojak,
Kini aku benar-benar sudah tidak memiliki tenaga sedikitpun, untuk mengangkat tubuhku saja terasa sangat berat sekali, sedangkan mereka tanpa puas memandangku yang sedang berpose mengangkang di depan mereka karena kedua kakiku kembali dipegangi Ani, sperma yang tadi di muntahkan pak Isa terasa mengalir keluar dari dalam vaginaku,
********
Aku duduk di atas sofa sambil melihat anak angkatku Aldi yang sedang di temani suamiku belajar, wajah mereka terlihat sangat cerah sekali bertanda bahwa mereka sangat bahagia, entah kenapa tiba-tiba di pikiranku terlintas kembali apa yang terjadi tadi pagi yang menimpa diriku, semakin aku berusaha melupakannya rasanya ingatan itu semakin menghantuiku, aku tidak bisa membayangkan kalau sampai suamiku mengetahui kalau aku di perkosa oleh ketiga pembantuku sendiri,
“hhmm… gi mana Aldi sudah negerti belom” kataku sambil mengucek rambutnya yang sedang sibuk menghitung soal yang di berikan suamiku, “ya sudah kalau begitu mama bikinin minuman dulu ya, buat kalian,” kataku yang di sambut dengan teriakan mereka berdua,
Baru satu langkah aku keluar dari kamar tiba-tiba pergelangan tanganku terasa sakit saat pak Rojak menarik tanganku,
“bapak apaan sih!?” bentakku dengan suara yang sangat pelan,
“ssstt… jangan berisik…” kata pak Rojak dengan jari telunjuk di bibirnya, “nanti suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak cuman mau ini Bu,” katanya lagi sambil mencubit payudaraku, dengan sigap aku mundur ke belakang,
“jangan main-main pak,” beberapa kali aku memandang pintu kamarku yang tidak tertutup rapat, tetapi pak Rojak tidak kehabisan akal dia balik mengancamku dengan mengatakan akan membongkar semua rahasiaku ke pada suamiku, sehingga nyaliku menjadi ciut,
“oke, hhmm… kalau begitu bapak ikut saya” kataku dengan suara yang bergetar, karena sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, dia terseyum puas melihatku tak berdaya dengan permintaanya,
“maaf Bu, saya inginnya di sini bukan di tempat lain,” katanya dengan suara yang cukup jelas, setelah berkata seperti itu pak Rojak langsung memelukku dengan erat sehingga aku sulit bernafas, “hhmm… bauh tubuh ibu benar-benar menggoda saya,” perlahanku rasakan lidahnya menjulur ke leherku
“pak ku mohon, jangan di sini” pintaku ke padanya,
Pak Rojak yang mengerti kekhawatiranku langsung membalik tubuhku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka,
“Ibu bisa bayangkan kalau sampai orang yang sedang di dalam kamar Ibu mengetahui apa yang sedang Ibu lakukan,” ancamnya sambil menarik rambutku sehingga aku harus menutup mulutku dengan telapak tanganku agar suara terikanku tidak terdengar oleh suami dan anakku,
“Pak ku mohon jangan di sini,” aku hanya bisa menurut saja saat pak Rojak menyuruhku untuk menungging dengan tangan yang menyentuh lantai, sedangkan wajahku menghadap ke celah pintu kamarku yang terbuka,
“tahan ya Bu,” katanya sambil menyingkap dasterku, sehingga celana dalamku yang berwarna hitam terpampang di depan matanya, dengan sangat kasar pak Rojak meremas kedua buah pantatku yang padat sehingga aku tak tahan untuk tidak mendesah,
“aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Rojak diam saja tidak mendengar kata-kataku melainkan pak Rojak semakin membuatku terangsang dengan mengelus belahan vaginaku dari belakang,
“kalau kamu tidak mau ketahuan jangan bicara,” bentak pak Rojak sambil memukul pantatku
“ta-tapi pak, oohhkk… aku ga kuat,” kataku dengan suara yang sangat pelan, “ku mohon pak mengertilah,”
Pak Rojak seolah-olah tidak mau tahu, kini dengan rakusnya pak Rojak menjilati vaginaku yang masih tertutup celana dalamku, sehingga aku merasa celana dalamku tampak semakin basah oleh air liurnya. Setelah puas menciumi vaginaku pak Rojak memintaku untuk membuka celana dalamku sendiri masih dengan posisi menungging. Sangat sulit bagiku untuk melepaskan celana dalamku dengan posisi menungging belum lagi aku harus bekonsentrasi agar suaraku tidak keluar dengan keras walaupun pada akhirnya aku berhasil menurunkan celana dalamku sampai ke lutut,
“hhuuu… mantab….” katanya sambil merabahi vaginaku dari belakang, “kamu mau tahukan gimana rasanya ngent*t di depan suamimu sendiri,” katanya lagi sambil menunjuk ke arah suamiku yang sedang mengajari anaku Aldi,
“pak, ja-jangan…” aku sangat takut sekali kalau suamiku melihat ke arahku, tiba-tiba aku di kejutkan dengan jari telunjuk pak Rojak yang langsung memasuki vaginaku sehingga aku terpekik cukup keras,
“sayang… ada apa?” kata suamiku dari dalam, saat mendengar suaraku.
“aahkk… tidak pa, cuman hhmm.. tadi ada tikus lewat,” jawabku asal-asalan agar suamiku tidak curiga ke padaku, tetapi untungnya suamiku tidak melihat ke arahku, dalam ke adaan terjepit seperti ini pak Rojak masih asyik mempermainkan vaginaku dari belakang,
“ada tikus??” katanya lagi seolah-olah tidak percaya, “apa perlu papa yang usir,” mendengar tawarannya nafasku teras berhenti tetapi untungnya aku masih banyak akal,
“aahhgg… ga usah hhmm.. pa…” kataku terputus-putus menahan rasa nikmat yang di berikan pak Rojak kepadaku, untungnya suamiku tidak curiga dengan suaraku,
“asyikan Bu, ngobrol dengan suami sambil di mainin memiawnya,” aku memandangnya dengan wajah yang memerah karena nafsuku sudah di puncak, “ko’ diam cepat ajak suami Ibu ngobrol,” mendengar perkataanya aku langsung melotot ke arahnya, “Ibu mau kalau suami Ibu tau apa yang sekarang Ibu lakuin,” mendengar ancamannya aku kembali terdiam,
Dengan sangat terpaksa aku kembali mengajak suamiku mengobrol, walaupun di dalam hati aku merasa was-was takut kalau suamiku menyadari suaraku yang berubah menjadi desahan,
“paaa… ma-mau minum apa?” tanyaku yang kini sedang diperkosa oleh pak Rojak, tanpa kusadari pak Rojak sudah memposisikan penisnya di depan ibir vaginaku sehingga beberapa kali aku terpanjat saat pak rojak menghantamkan penisnya dengan sangat keras ke dalam vaginaku,
“terserah mama saja… papa sama Aldi ikut aja,”
“iya ma, apa aja asalkan enak,” sambung Aldi,
Waktu demi waktu telah berlalu sehingga sampai akhirnya sikapku berubah menjadi sedikit liar dan mulai menyukai cara pak Rojak memperkosaku walaupun pada awalnya hatiku terasa miris sekali di perlakukan seperti ini,
“aahk…. pak hhmm.. enak,” aku melenggu panjang saat orgasme melandahku, kini perkosaan yang ku alami berganti dengan perselingkuhanku dengan pembantuku,
“ohhk… memiaw istri majikan ternyata enak sekali, ahhkk…” katanya yang terus-terusan menggoyang penisnya di dalam vaginaku,
“pak… aahhkk… eehkk… aku, hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” kali ini suaraku terdengar sangat manja
Beberapa menit kemudian kami mengerang bersamaan saat kenikmatan melanda kami berdua, setelah merasa puas aku dan pak Rojak kembali merapikan pakaian kami masing-masing, sebelum pak Rojak pergi meninggalkanku sempat terlihat seyumannya yang tersungging di bibirnya. Setelah membuatkan minuman aku kembali ke kamarku menemui anak dan suamiku, mereka terlihat tanpak senang sekali melihatku hadir dengan membawa minuman dan makanan kecil,
“ini di minum dulu, nanti baru di lanjutin lagi,” kataku sambil meletakan cangkir dan piring di atas meja kecil yang di gunakan Aldi untuk belajar,
“makasi mama…” kata Aldi yang langsung saja menyambar minuman yang baru ku bikin, entah kenapa setiap kali melihat Aldi hatiku terasa menjadi damai, dan semua masalah seperti terlupakan,
Aku merasa sedikit aneh, saat suamiku memandangku dengan tatapan mencurigakan sehingga aku memberanikan diri untuk bertanya ke padanya,
“ada pa, ko memandang mama seperti itu” kataku sambil mengupas jeruk untuk Aldi yang sedang menulis,
suamiku mendekatkan mulutnya ke telingaku, “hhmm.. sayang ko’ kamu bau hhmm… gitulah…” mendengar pertanyaannya jantungku terasa berhenti,
“bau, bau apa pa?” tanyaku untuk memastikan apa maksud dari pertanyaan suamiku,
“kamu tadi ko’ lama ma,” kami terdiam beberapa saat, “mama abis dari kamar mandi ya, hhmmm… papa jadi curiga ni,” katanya sambil tertawa memandangku, mendengar perkataanya aku menjadi sedikit lega,
“Iya ni pa, abis kangen si…” kataku manja sambil mencubit penis suamiku,
Setelah yakin Aldi tertidur pulas, suamiku mengjakku untuk melayaninya semalaman suntuk. Tubuhku memang terasa lelah karena seharian harus mengalami orgasme, tetapi di sisi lain aku sangat senang karena suamiku tidak mencurigai aku karena bau tubuhku seperti bau orang yang habis bercinta.
Hampir tiap hari aku merengkuh kenikmatan bersama para pembantuku, kenikmatan yangh tidak aku dapatkan dari suamiku yang membuat aku semakin liar.
Di dalam ruangan itu terlihat sunyi beberapa dari mereka tidak sanggup melihat dua orang suami istri terbujur kaku, sedangkan di sampingnya terdapat anak yang masih berusia 11 tahun yang sedang menangisi ke dua orang tuanya, karena merasa kasihan aku meminta izin suamiku untuk menemuinya, setelah mendapat izin aku lalu menghampiri anak tersebut berharap dapat menenangkan hati anak tersebut,
“Al..” panggilku pelan sambil duduk di sampingnya, “sudah jangan nagis lagi, biarkan kedua orang tuamu beristirahat”
Anak itu tetap menangis, beberapa detik dia memandangku dan tidak lama kemudian dia langsung memelukku dengan air mata yang bergelinang,
“tante, hiks…hiks… Aldi ga mau sendirian, Aldi mau mama, papa…” dengan penuh rasa kasih sayang aku mengelus punggungnya berharap dapat meringankan bebannya, “tante… bangunin mama,”katanya sambil memukul pundakku, aku semakin tak kuasa mendengar tangisnya, sehingga air matakupun ikut jatuh,
“Aldi, jangan sedih lagi ya? Hhmm… kan masih ada tante sama om,” aku melihat ke belakang ke arah suamiku sambil memberikan kode, suami ku mengangguk bertanda dia setuju dengan usulku, “mulai sekarang Aldi boleh tinggal bersama tante dan om, gi mana?” tawarku sambil memeluk erat kepalahnya,
Sebelum lebih jauh mohon izinkan aku untuk memperkenalkan diri, namaku Lisa usia 25 tahun aku menikah di usia muda karena kedua orang tuaku yang menginginkannya, kehidupan keluargaku sangaatlah baik, baik itu dari segi ekonomi maupun dari segi hubungan intim, tetapi seperti pepata yang mengatakan tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan hidupku walaupun aku memiliki suami yang sangat mencintaiku tetapi selama 4 tahun kami menikah kami belum juga dikaruniai seorang anak sehingga kehidupan keluarga kami terasa ada yang kurang, tetapi untungnya aku memiki seorang suami yang tidak perna mengeluh karena tidak bisanya aku memberikan anak untuknya untuk membalas budi baik kakakku, aku dan suamiku memutuskan untuk merawat anaknya Aldi karena kami pikir apa salah menganggap Aldi sebagai anak sendiri dari pada aku dan suamiku harus mengangkat anak dari orang lain,
####
Sudah satu minggu Aldi tinggal bersama kami, perlahan ia mulai terbiasa dengan kehidupannya yang baru, aku dan suamiku juga meresa sangat senang sekali karena semenjak kehadirannya kehidupan kami menjadi lebih berwarna, suamiku semakin bersemangat saat bekerja dan sedangkan aku kini memiliki kesibukan baru yaitu merawat Aldi,
“Bi…. tolong ambilin tasnya Aldi dong di kamar saya,” kataku memanggil bi Mar
Hari ini adalah hari pertama Aldi bersekolah sehingga aku sangat bersemangat sekali, setelah semuanya sudah beres aku meminta pak Rojak untuk mengantarkan Aldi ke sekolahnya yang baru, beberapa saat Aldi terseyum ke arahku sebelum dia berangkat ke sekolah. Seperti pada umumnya ibu rumah tangga, aku berencana menyiapkan makanan yang special untuk Aldi sehingga aku memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur, tetapi saat aku melangkah ke dapur tiba-tiba kakiku terasa kaku saat melihat kehadiran pak Isa yang sedang melakukan hubungan intim dengan mba Ani, mereka yang tidak menyadari kehadiranku masih asyik dengan permainan mereka,
“Hmm… APA-APAAN INI?” bentakku ke pada mereka, mendengar suaraku mereka terlihat tanpak kaget melihat ke hadiranku, “kalian benar-benar tidak bermoral, memalukan sekali!”
Mereka tanpak terdiam sambil merapikan kembali pakaian mereka masing-masing, beberapa saat aku melihat penis pak Isa yang terlihat masih sangat tegang, sebenarnya aku sangat terkejut melihat ukuran penis pak Isa yang besar dan berurat, berbeda sekali dengan suamiku,
“maafin kami Bu,” kini Ani membuka mulutnya, sedangkan pak Isa masih terdiam,
“Maaf… kamu benar-benar wanita murahan, kamu tahu kan pak Isa itu sudah punya istri kenapa kamu masih juga menggoda pak Isa, kamu itu cantik kenapa tidak mencari yang sebaya denganmu?” emosiku semakin memuncak saat mengingat bi Mar istri dari pak Isa, “saya tidak menyangka ternyata anda yang sangat saya hormati ternyata tidak lebih dari binatang, betapa teganya anda menghianati istri anda sendiri,” beberapa kali aku menggelengkan kepalahku, sambil menunjuk ke arahnya,
“maaf Bu ini semua salah saya, jangan salahkan Ani” kata pak Mar yang membela Ani,
“mulai sekarang kalian saya PECAT, dan jangan perna menyentuh ataupun menginjak rumah ini, KELUAR KALIAN SEMUA!!” bentakku
Mendengar perkataanku Ani terlihat pucat tidak menyangkah kalau kelakuan bisa membuatnya kehilangan pekerjaan, sedangkan pak Isa terlihat tenang-tenang saja malahan pak Isa tanpak terseyum sinis,
“he..he… Ibu yakin dengan keputusan Ibu,” pak Isa tertawa mendengar perkataanku, perlahan pak Isa mendekatiku, “jangan perna main-main dengan saya Bu,” ancamnya dengan sangat sigap pak Isa menangkap kedua tanganku,
“apa-apaan ini lepaskan saya, atau saya akan berteriak,” aku mencoba mengancam balik mereka yang sedang mencoba mengikat kedua tanganku,
“teriak saja Bu, tidak akan ada orang yang mendengar,” timpal Ani sambil membantu pak Isa mengikat kedua tanganku,
Apa yang di katakan Ani ada benarnya juga, tetapi walaupun begitu aku tidak mau menyerah begitu saja dengan susah paya aku berusaha melepaskan diri tapi sayangnya tenagaku kalah besar dari mereka berdua, tanpa bisa berbuat apa-apa aku hanya dapat mengikuti mereka saat membawaku ke dalam kamar pak Isa. Sesampai di kamar aku di tidurkan di atas kasur yang tipis, sedangkan Ani mengambil sebuah Hp dan ternyata Hp itu di gunakan untuk merekamku, sehingga kehawatiranku semakin menjadi-jadi.
“kalian biadab, tidak tau terimakasih ****** kalian!” air mataku tidak dapat kubendung lagi saat jari-jemari pak Isa mulai merabahi pahaku yang putih,
“ja-jangan, mau apa kalian lepaskan saya ku mohon jangan ganggu saya,” kataku di sela-sela isak tangis,
“siapa suruh ikut campur urusan saya, he…he… maaf bu ternyata hari ini adalah hari keberuntungan saya, dan hari yang sil bagi Ibu,” semakin lama aku merasa tangannya semakin dalam memasuki dasterku,
“tidak di sangkah impian saya akhirnya terkabul juga,”” sambungnya sambil meremasi paha bagian dalamku,
“makanya Bu jangan suka ikut campur urusan orang,” kini giliran Ani yang menceramahiku,
“ya, saya ngaku salah tolong lepasin saya,” kini aku hanya dapat memohon agar mereka sedikit iba melihatku, tetapi sayangnya apa yang kuharapkan tidak terjadi, pak Isa tanpa semakin buas memainkan diriku
Aku hanya dapat melihat pasrah saat dasterku terlepas dari tubuhku, kedua payudaraku yang memang sudah tidak tertutupi apa-apa lagi dapat dia nikmati, jari-jarinya yang kasar mulai memainkan selangkanganku,
“sslluupss…sslluuppss… hhmm…. ayo Bu puaskan saya?” pinta pak Isa, sambil mengulum payudaraku beberapa kali lidahnya menyapu putting susuku yang mulai mengeras,
“ko’ memiawnya basah bu, he…he…” memang harus diakui, tubuhku tidak dapat membohonginya walaupun bibirku berkata tidak,
“wa…wa… Ibukan sudah punya suami ko’ masih juga menggoda laki orang lain, ga malu ya Bu,” Ani melotottiku seolah-olah ingin membalas perkataanku tadi, “dasar wanita munafik, sekarang Ibu tau kan kenapa saya menyukai pak Isa,”bentak Ani kepadaku, sehingga membuat hatiku terasa amat sakit mendengarnya,
“aahhkk… pak, hhmm…. pak sudah jangan di terusin…” kataku dengan kaki yang tidak dapat diam saat jarinya menyelusup kedalam vaginaku yang sudah banjir, perlahan kurasakan jari telunjuknya menyelusuri belahan vaginaku,
“oo… enak ya? he…he…” pa Isa tertawa melihatku yang sudah semakin terangsang, leherku terasa basah saat lidah pak Isa menjilati leherku yang jenjang,
Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik celana dalamku, sehingga vaginaku yang tidak di tumbuhi rambut sehelaipun terlihat olehnya, aku memang sangat rajin mencukur rambut vaginaku agar terlihat lebih bersi dan seksi.
Ani berjongkok di sela-sela kakiku, kamera Hp di arahkan persis di depan vaginaku yang kini sudah tidak ditutupi oleh sehelai kain, tanpa memikirkan perasaanku pak Isa membuka bibir vaginaku sehingga bagian dalam vaginaku dapat di rekam jelas oleh Ani, beberapa kali jari telunjuk pak Isa menggesek clitorisku,
“ohk pak plisss.. jangan…? saya malu…” aku merasa sangat malu sekali di perlakukan seperti itu, baru kali ini aku bertelanjang di depan orang lain bukan suamiku sendiri,
“Ha…ha… malu kenapa Bu? ****** aja tidak malu ga pake baju masa ibu malu si…” katanya yang semakin merendahkan derajatku, setelah puas mempertontonkan vaginaku di depan kamera, pak Isa bertukar posisi dengan Ani untuk memegangi kakiku sedangkan pak Isa berjongkok tepat di bawa vaginaku,
Dengan sangat lembut pak Isa menciumi pahaku kiri dan kanan secara bergantian, semakin lama jilatannya semakin ke atas menyentuh pinggiran vaginaku,
“aahkk… sudah pak, rasanya sangat geli hhmm…” aku berusaha sekuat tenaga mengatupkan kedua kakiku tetapi usahaku sia-sia saja, dengan sangat rakus pak Isa menjilati vaginaku yang berwarna pink, sedangkan Ani tanpa puas melihat ke adaanku yang tak berdaya,
“nikmatin aja Bu, he..he.. saya dulu sama seperti ibu selalu menolak tapi ujung-ujungnya malah ketagihan” kata Ani tanpa melepaskan pegangannya terhadap kakiku,
Semakin lama aku semakin tidak tahan, tiba-tiba aku merasa tubuhku seperti di aliri listrik dengan tegangan yang tinggi, kalau seandainya Ani tidak memegang kakiku dengan sangat erat mungkin saat ini wajah pak Isa sudah menerima tendanganku, mataku terbelalak saat orgasme melandah tubuhku dengan sangat hebat, cairan vaginaku meleleh keluar dari dalam vaginaku, sehingga tubuhku terasa lemas,
“ha…ha… bagaimana Bu, mau yang lebih enak….” pak Isa tertawa puas, aku hanya dapat menggelengkan kepalaku karena aku sudah tidak mampu lagi untuk mengeluarkan suara dari mulutku, perlahan pak Isa berdiri sambil memposisikan penisnya tepat di depan vaginaku,
“aahkk… sakit…” aku memikik saat kepala penisnya menerobos liang vaginaku, “uuhk… hhmm… pelan-pelan pak…” pintaku sambil menarik napas menahan rasa sakit yang amat sangat di vaginaku karena ukuran penis pak Isa jauh lebih besar dari penis suamiku,
“tahan Bu, bentar lagi juga enak ko’ “ kata Ani yang kini melepaskan ikatan di tanganku, setelah ikatanku terlepas Ani kembali merekam adegan panas yang kulakukan,
Dengan sangat cepat pak Isa menyodok vaginaku sehingga terdengar suara “plokkss….ploskkss…” saat penisnya mentok ke dalam vaginaku yang mungil,
“aahhkk… aahhkk… aaahh… oooo…”semakin cepat sodokannya suaraku semakin lantang terdengar,
“oh yeeaa… enak Bu, hhmm… ternyata memiaw Ibu masih sempit sekali walaupun sudah perna menikah,” katanya memujiku, tetapi mendengar pujiannya aku tidak merasa bangga melainkan aku meresa jijik terhadap diriku sendiri,
Aku merasa vaginaku seperti di masuki benda yang sangat besar yang mencoba mengorek isi dalam vaginaku, rasanya memang sangat sakit sekali tetapi di sisi lain aku merasa sangat menikamati perkosaan rehadap diriku, selama ini aku belum perna merasakan hal seperti ini dari suamiku sendiri,
“ayo sayang, bilang kalau tongkol saya enak…” dengan sangat kasar pak Isa meremasi kedua payudaraku,
“ti-tidak…. ahk… hhmm…” aku di buat merem melek olehnya,
“ha..ha.. kamu mau jujur atau tidak, kalau tidak hhmm… saya akan adukan semua ini kepada suamimu, ha…ha…” katanya mengancamku dengan tawa yang sangat menjijikan,
“ja-jangan pak,” aku memohon ke padanya, karena takut dengan ancamannya akhirnya aku menyerah juga “iya, aahhkk… aku suka…” kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar,
“APA… SAYA TIDAAK MENDENGAR?” pak Isa berteriak dengan sangat kencang sehingga gendang telingaku terasa mau pecah mendengar teriakannya,
“IYA PAK, ENAK SEKALI SAYA SUKA SAMA tongkol BAPAK….aahhk…uuhhkk!!” dengan sekuat tenaga aku berusaha tegar dan berharap semuanya cepat berlalu,
Setelah berapa menit kemudian tubuhku kembali merasa tersengat oleh aliran listrik saat aku kembali mengalami orgasme yang ke dua kalinya,
Dengan sangat kasarnya pak Isa menarik tubuhku sehingga aku berposisi menungging, pantatku yang bulat dan padat menghadap dirinya,
“hhmm… indah sekali pantatmu sayang” katanya sambil meremasi bongkahan pantatku,
“pak, saya mohon cepat lakukan,”
“ha..ha.. kenapa Bu, sudah ga tahan” berkali-kali pantatku menerima pukulan darinya, sebenarnya aku tidak menyangka dengan kata-kataku tadi bisa membuatku semakin renda di mata mereka, sebenarnya aku hanya bermaksud agar semua permainan ini segera berakhir tapi sayangnya pak Isa tidak menginginkan itu,
“tenang Bu, santai saja dulu?”
Pak Isa sangat pintar memainkan tubuhku, dengan sangat lembut jari kasarnya menyelusuri belahan pantatku dari atas hingga ke bawah belahan vagianaku, gerakan itu di lakukan berkali-kali sehingga pantatku semakin terlihat membusung ke belakang,
“ohhkk… pak, hhhmm….” ku pejamkan mataku saat jarinya mulai menerobos lubang anusku, dengan gerakan yang sangat lembut jarinya keluar masuk dari dalam anusku, “ahhkk….ooo… ssstt…uuuuu… pak” ternyata rintihanku membuat pak Isa semakin mempercepat gerakan jarinya,
pak Isa dengan rakusnya kembali menjilati vaginaku dari belakang sedangkan jari-jarinya masih aktif mengocok anusku. Pada saat aku sangat terangsang tiba-tiba kami mendengar suara ketukan yang kuyakini itu adalah pak Rojak yang baru pulang dari mengantar Aldi,
“Pak Rojak tolongin saya…” kataku berharap ia bisa membantuku untuk lepas dari pelecehan yang ku alami, dengan santainya Ani membukakan pintu tanpa rasa takut kalau pak Rojak mengadukan kejadian ini ke pada suamiku, pak Rojak tanpak kaget saat melihat keadaanku yang sedang di gagahi oleh pak Isa,
“pak, tolong ku mohon,” kataku memelas,
“Wa…wa…. apa-apaan ini, “ beberapa kali pak Rojak menggelengkan kepalahnya dengan mata yang tak henti-hentinya memandangi tubuh mulusku,
“Udah pak, jangan sok mau jadi pahlawan kalau bapak mau embat aja, dia sudah menjadi budaknya saya,” pak Isa mulai membujuk pak Rojak dan aku hanya bisa berharap pak Rojak tidak memperdulikan tawaran pak Isa,
“kenapa bengong? sini ikutan!” ajaknya lagi
“jangan pak saya mohon tolongin saya,” aku mengiba ke pada pak Rojak, tetapi pak Isa tidak mau kalah kedua jarinya membuka bibir vaginaku,
“bapak liat ni, memiawnya sudah basa banget… wanita ini munafik” pak Rojak terdiam seperti ada yang sedang di piirkannya,
“memiawnya masih sempit lo, apa lagi anusnya kayaknya masih perawan,” bujuk pak Isa berharap pak Rojak mau bergabung dengannya untuk menikmati tubuhku,
Akhirnya pak Rojak tidak tahan melihat vaginaku yang becek terpampang di depannya,
“hhmm… oke lah tapi boolnya buat saya ya, ” tubuhku semakin terasa lemas, kini aku sudah tidak tau harus meminta tolong ke pada siapa lagi, perlahan pak Rojak mendekatiku,
“sekarang Ibu dudukin tongkol saya, cepat…” perintah pa Isa sambil tidur telentang dengan penis yang mengancung ke atas, dengan sangat pelan aku menuduki penis pak Isa,
“eennnggkk…. “ aku menggigit bibir bawahku saat kepala penis pak Isa kembali menembus vaginaku, perlahan penis itu amblas ke dalam vaginaku, dengan sangat erat pak Isa memeluk pinggangku agar tidak dapat bergerak,
Setelah melepas semua pakaian yang ada di tubuhnya, pak Rojak mendekatiku dengan penis berada di depan anusku beberapa kali pak rojak menamparkan penisnya ke pantatku,
“pak sakit… aahhkk… aahkk… ja-jangan pak saya belum pernah” aku berusaha melepaskan diri saat pak Rojak mulai berusaha memasuki anusku, sempat beberapa kali ia gagal meembus anusku yang memang masih perawan,
“ha…ha… ayo dong Pak, masak kalah sama cewek si…” kata pak Isa mmemanas-manasi pak Rojak agar segera membobol anusku, pak rojak yang mendengar perkataan pak Isa menjadi lebih beringas dari sebelumnya,
“AAAAAA….” aku berteriak sekencang-kencangnya saat penis pa Rojak berhasil menerobos anusku, tanpa memberikan aku nafas ia menekan penisnya semakin dalam, “aahkk…. oohhkk… pak, hhmm…” aku merintih ke sakitan saat pak Rojak mulai memaju mundurkan penisnya di dalam anusku,
“gi mana pak? Enak kan?” tanya pak Isa yang kini ikutan memaju mundurkan penisnya di dalam vaginaku,
“eehhkknngg… mantab pak, enak banget he….he… hhmm….” semakin lama kedua pria tersebut semakin mempercepat tempo permainan kami,
Sudah beberapa menit berlalu kedua orang pria ini belum juga menunjukan kalau mereka ingin ejakulasi, sedangkan diriku sedah beberapa kali mengalami orgasme yang hebat sehingga tubuhku terasa terguncang oleh orgasmeku sendiri. Setelah beberapa menit aku mengalami orgasme tiba-tiba pak Isa menunjukan bahwa dia juga ingin mencapai klimaks. Dengan sekuat tenaga pak Isa semakin menenggelamkan penisnya ke dalam vaginaku dalam hitungan beberapa detik kurasakan cairan hangat membasahi rahimku,
“aahkk… enak…. hhmm…” gumamnya saat menyemburkan sperma terakhirnya, setelah puas menodaiku pak Isa melepas penisnya di dalam vaginaku begitu juga dengan pak Rojak yang melepaskan penisnya di dalam anusku,
“buka mulutmu cepetan,” perintah pak Rojak sambil menarik wajahku agar menghadap ke arah penisnya yang terlihat berdeyut-deyut, aku sangat kaget sekali saat pak Rojak memuntahkan spermanya ke arah wajahku, sehingga wajahku ternodai oleh sperma pak Rojak,
Kini aku benar-benar sudah tidak memiliki tenaga sedikitpun, untuk mengangkat tubuhku saja terasa sangat berat sekali, sedangkan mereka tanpa puas memandangku yang sedang berpose mengangkang di depan mereka karena kedua kakiku kembali dipegangi Ani, sperma yang tadi di muntahkan pak Isa terasa mengalir keluar dari dalam vaginaku,
********
Aku duduk di atas sofa sambil melihat anak angkatku Aldi yang sedang di temani suamiku belajar, wajah mereka terlihat sangat cerah sekali bertanda bahwa mereka sangat bahagia, entah kenapa tiba-tiba di pikiranku terlintas kembali apa yang terjadi tadi pagi yang menimpa diriku, semakin aku berusaha melupakannya rasanya ingatan itu semakin menghantuiku, aku tidak bisa membayangkan kalau sampai suamiku mengetahui kalau aku di perkosa oleh ketiga pembantuku sendiri,
“hhmm… gi mana Aldi sudah negerti belom” kataku sambil mengucek rambutnya yang sedang sibuk menghitung soal yang di berikan suamiku, “ya sudah kalau begitu mama bikinin minuman dulu ya, buat kalian,” kataku yang di sambut dengan teriakan mereka berdua,
Baru satu langkah aku keluar dari kamar tiba-tiba pergelangan tanganku terasa sakit saat pak Rojak menarik tanganku,
“bapak apaan sih!?” bentakku dengan suara yang sangat pelan,
“ssstt… jangan berisik…” kata pak Rojak dengan jari telunjuk di bibirnya, “nanti suami dan anak mu dengar, hhmm… bapak cuman mau ini Bu,” katanya lagi sambil mencubit payudaraku, dengan sigap aku mundur ke belakang,
“jangan main-main pak,” beberapa kali aku memandang pintu kamarku yang tidak tertutup rapat, tetapi pak Rojak tidak kehabisan akal dia balik mengancamku dengan mengatakan akan membongkar semua rahasiaku ke pada suamiku, sehingga nyaliku menjadi ciut,
“oke, hhmm… kalau begitu bapak ikut saya” kataku dengan suara yang bergetar, karena sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa, dia terseyum puas melihatku tak berdaya dengan permintaanya,
“maaf Bu, saya inginnya di sini bukan di tempat lain,” katanya dengan suara yang cukup jelas, setelah berkata seperti itu pak Rojak langsung memelukku dengan erat sehingga aku sulit bernafas, “hhmm… bauh tubuh ibu benar-benar menggoda saya,” perlahanku rasakan lidahnya menjulur ke leherku
“pak ku mohon, jangan di sini” pintaku ke padanya,
Pak Rojak yang mengerti kekhawatiranku langsung membalik tubuhku menghadap daun pintu kamarku yang sedikit terbuka,
“Ibu bisa bayangkan kalau sampai orang yang sedang di dalam kamar Ibu mengetahui apa yang sedang Ibu lakukan,” ancamnya sambil menarik rambutku sehingga aku harus menutup mulutku dengan telapak tanganku agar suara terikanku tidak terdengar oleh suami dan anakku,
“Pak ku mohon jangan di sini,” aku hanya bisa menurut saja saat pak Rojak menyuruhku untuk menungging dengan tangan yang menyentuh lantai, sedangkan wajahku menghadap ke celah pintu kamarku yang terbuka,
“tahan ya Bu,” katanya sambil menyingkap dasterku, sehingga celana dalamku yang berwarna hitam terpampang di depan matanya, dengan sangat kasar pak Rojak meremas kedua buah pantatku yang padat sehingga aku tak tahan untuk tidak mendesah,
“aahkk.. pak hhmm.. ja-jangan di sini pak,” pak Rojak diam saja tidak mendengar kata-kataku melainkan pak Rojak semakin membuatku terangsang dengan mengelus belahan vaginaku dari belakang,
“kalau kamu tidak mau ketahuan jangan bicara,” bentak pak Rojak sambil memukul pantatku
“ta-tapi pak, oohhkk… aku ga kuat,” kataku dengan suara yang sangat pelan, “ku mohon pak mengertilah,”
Pak Rojak seolah-olah tidak mau tahu, kini dengan rakusnya pak Rojak menjilati vaginaku yang masih tertutup celana dalamku, sehingga aku merasa celana dalamku tampak semakin basah oleh air liurnya. Setelah puas menciumi vaginaku pak Rojak memintaku untuk membuka celana dalamku sendiri masih dengan posisi menungging. Sangat sulit bagiku untuk melepaskan celana dalamku dengan posisi menungging belum lagi aku harus bekonsentrasi agar suaraku tidak keluar dengan keras walaupun pada akhirnya aku berhasil menurunkan celana dalamku sampai ke lutut,
“hhuuu… mantab….” katanya sambil merabahi vaginaku dari belakang, “kamu mau tahukan gimana rasanya ngent*t di depan suamimu sendiri,” katanya lagi sambil menunjuk ke arah suamiku yang sedang mengajari anaku Aldi,
“pak, ja-jangan…” aku sangat takut sekali kalau suamiku melihat ke arahku, tiba-tiba aku di kejutkan dengan jari telunjuk pak Rojak yang langsung memasuki vaginaku sehingga aku terpekik cukup keras,
“sayang… ada apa?” kata suamiku dari dalam, saat mendengar suaraku.
“aahkk… tidak pa, cuman hhmm.. tadi ada tikus lewat,” jawabku asal-asalan agar suamiku tidak curiga ke padaku, tetapi untungnya suamiku tidak melihat ke arahku, dalam ke adaan terjepit seperti ini pak Rojak masih asyik mempermainkan vaginaku dari belakang,
“ada tikus??” katanya lagi seolah-olah tidak percaya, “apa perlu papa yang usir,” mendengar tawarannya nafasku teras berhenti tetapi untungnya aku masih banyak akal,
“aahhgg… ga usah hhmm.. pa…” kataku terputus-putus menahan rasa nikmat yang di berikan pak Rojak kepadaku, untungnya suamiku tidak curiga dengan suaraku,
“asyikan Bu, ngobrol dengan suami sambil di mainin memiawnya,” aku memandangnya dengan wajah yang memerah karena nafsuku sudah di puncak, “ko’ diam cepat ajak suami Ibu ngobrol,” mendengar perkataanya aku langsung melotot ke arahnya, “Ibu mau kalau suami Ibu tau apa yang sekarang Ibu lakuin,” mendengar ancamannya aku kembali terdiam,
Dengan sangat terpaksa aku kembali mengajak suamiku mengobrol, walaupun di dalam hati aku merasa was-was takut kalau suamiku menyadari suaraku yang berubah menjadi desahan,
“paaa… ma-mau minum apa?” tanyaku yang kini sedang diperkosa oleh pak Rojak, tanpa kusadari pak Rojak sudah memposisikan penisnya di depan ibir vaginaku sehingga beberapa kali aku terpanjat saat pak rojak menghantamkan penisnya dengan sangat keras ke dalam vaginaku,
“terserah mama saja… papa sama Aldi ikut aja,”
“iya ma, apa aja asalkan enak,” sambung Aldi,
Waktu demi waktu telah berlalu sehingga sampai akhirnya sikapku berubah menjadi sedikit liar dan mulai menyukai cara pak Rojak memperkosaku walaupun pada awalnya hatiku terasa miris sekali di perlakukan seperti ini,
“aahk…. pak hhmm.. enak,” aku melenggu panjang saat orgasme melandahku, kini perkosaan yang ku alami berganti dengan perselingkuhanku dengan pembantuku,
“ohhk… memiaw istri majikan ternyata enak sekali, ahhkk…” katanya yang terus-terusan menggoyang penisnya di dalam vaginaku,
“pak… aahhkk… eehkk… aku, hhmm… ingin keluarrr, uuhhkk…” kali ini suaraku terdengar sangat manja
Beberapa menit kemudian kami mengerang bersamaan saat kenikmatan melanda kami berdua, setelah merasa puas aku dan pak Rojak kembali merapikan pakaian kami masing-masing, sebelum pak Rojak pergi meninggalkanku sempat terlihat seyumannya yang tersungging di bibirnya. Setelah membuatkan minuman aku kembali ke kamarku menemui anak dan suamiku, mereka terlihat tanpak senang sekali melihatku hadir dengan membawa minuman dan makanan kecil,
“ini di minum dulu, nanti baru di lanjutin lagi,” kataku sambil meletakan cangkir dan piring di atas meja kecil yang di gunakan Aldi untuk belajar,
“makasi mama…” kata Aldi yang langsung saja menyambar minuman yang baru ku bikin, entah kenapa setiap kali melihat Aldi hatiku terasa menjadi damai, dan semua masalah seperti terlupakan,
Aku merasa sedikit aneh, saat suamiku memandangku dengan tatapan mencurigakan sehingga aku memberanikan diri untuk bertanya ke padanya,
“ada pa, ko memandang mama seperti itu” kataku sambil mengupas jeruk untuk Aldi yang sedang menulis,
suamiku mendekatkan mulutnya ke telingaku, “hhmm.. sayang ko’ kamu bau hhmm… gitulah…” mendengar pertanyaannya jantungku terasa berhenti,
“bau, bau apa pa?” tanyaku untuk memastikan apa maksud dari pertanyaan suamiku,
“kamu tadi ko’ lama ma,” kami terdiam beberapa saat, “mama abis dari kamar mandi ya, hhmmm… papa jadi curiga ni,” katanya sambil tertawa memandangku, mendengar perkataanya aku menjadi sedikit lega,
“Iya ni pa, abis kangen si…” kataku manja sambil mencubit penis suamiku,
Setelah yakin Aldi tertidur pulas, suamiku mengjakku untuk melayaninya semalaman suntuk. Tubuhku memang terasa lelah karena seharian harus mengalami orgasme, tetapi di sisi lain aku sangat senang karena suamiku tidak mencurigai aku karena bau tubuhku seperti bau orang yang habis bercinta.
Hampir tiap hari aku merengkuh kenikmatan bersama para pembantuku, kenikmatan yangh tidak aku dapatkan dari suamiku yang membuat aku semakin liar.
Abonneren op:
Posts (Atom)